Jangan Sembarangan, Rasa Nyeri Perlu Ditangani dengan Prosedur Medis
09 October 2024 |
22:00 WIB
Nyeri jadi salah satu kondisi umum kerap dialami banyak orang. Tak cuma mengganggu sisi fisiologis, ini juga bisa menyerang psikologis. Meski cukup sering dialami, masih banyak yang menyepelekannya. Padahal, nyeri yang fatal bisa berakibat buruk hingga harus ditangani dengan prosedur medis yang disebut sebagai manajemen nyeri.
Manajemen nyeri adalah sekumpulan prosedur medis yang dilakukan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien, meningkatkan fungsi bagian tubuh yang nyeri, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Pain Clinic RS Pondok Indah - Pondok Indah, I Gusti Ngurah Akwila Dwiyundha, menjelaskan bahwa manajemen nyeri akan diberikan ketika pasien sudah merasakan nyeri yang signifikan atau berkepanjangan.
Pendekatan komprehensif dan diagnostik yang akurat diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangani sumber nyeri dengan efektif. “Harapannya, pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dan dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” katanya.
Baca juga: Kenali Nyeri Dada yang Jadi Tanda Penyakit Jantung Koroner
Penanganan nyeri merupakan hal yang kompleks, personal, dan berbeda bagi setiap pasien tergantung kondisi kesehatan yang dialami. Nyeri yang ditangani secara baik, terutama nyeri kronis, mampu meningkatkan kualitas hidup pasien terutama pada pasien kanker.
Namun secara umum, Akwila menjelaskan bahwa manajemen nyeri dibagi menjadi dua metode yakni manajemen nyeri farmakologi yang merupakan terapi pengobatan pereda nyeri, dan manajemen nyeri non-farmakologi yang dilakukan dengan penggunaan modalitas dan teknologi medis atau prosedur tertentu.
Prosedur non-farmakologi ini bisa dilakukan dengan menstimulasi area nyeri dengan pemijatan, kompres dingin, kompres hangat, penggunaan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), teknik-teknik relaksasi, hingga terapi musik. Dia menyebut, secara garis besar, prinsip manajemen nyeri ini adalah mengatasi keluhan secara bertahap.
"Rute pemberian obatnya dimulai dengan cara diminum. Apabila tidak memungkinkan, barulah obat anti nyeri diberikan melalui rute lain, baik melalui lubang anus maupun pembuluh darah," jelasnya.
Untuk itu, kehadiran teknologi medis pengentas nyeri juga mulai banyak diterapkan untuk hasil yang optimal. Salah satu rumah sakit yang menyediakan klinik khusus manajemen nyeri adalah Pain Clinic RS Pondok Indah - Pondok Indah. Terdapat beberapa teknologi medis penunjang untuk meredakan nyeri secara optimal, meliputi teknologi radiofrekuensi, USG Guiding, hingga Computerized Ambulatory Drug Delivery (CADD).
Teknologi radio frekuensi digunakan untuk prosedur intervensi ablasi dan non-ablasi agar nyeri pada tulang belakang, sendi, dan serabut saraf perifer berkurang secara lebih tahan lama. Sementara USG Guiding merupakan alat untuk memandu dokter agar lebih presisi dalam menentukan target tindakan.
Ada juga Computerized Ambulatory Drug Delivery, yakni pemberian terapi secara berkelanjutan maupun intermittent, sesuai kebutuhan dan memudahkan mobilitas pasien. Alat ini dilengkapi dengan fitur PCA yang memungkinkan pemberian obat nyeri melalui pembuluh darah vena dengan metode minimum effective analgesic concentration (MEAC) atau konsentrasi analgesik efektif minimum.
Baca juga: Begini Cara Jitu Mengatasi Nyeri Punggung dan Pinggang yang Jadi Keluhan Anak Kantoran
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Manajemen nyeri adalah sekumpulan prosedur medis yang dilakukan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri pada pasien, meningkatkan fungsi bagian tubuh yang nyeri, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Pain Clinic RS Pondok Indah - Pondok Indah, I Gusti Ngurah Akwila Dwiyundha, menjelaskan bahwa manajemen nyeri akan diberikan ketika pasien sudah merasakan nyeri yang signifikan atau berkepanjangan.
Pendekatan komprehensif dan diagnostik yang akurat diperlukan untuk mengidentifikasi dan menangani sumber nyeri dengan efektif. “Harapannya, pasien mendapatkan perawatan yang sesuai dan dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” katanya.
Baca juga: Kenali Nyeri Dada yang Jadi Tanda Penyakit Jantung Koroner
Penanganan nyeri merupakan hal yang kompleks, personal, dan berbeda bagi setiap pasien tergantung kondisi kesehatan yang dialami. Nyeri yang ditangani secara baik, terutama nyeri kronis, mampu meningkatkan kualitas hidup pasien terutama pada pasien kanker.
Namun secara umum, Akwila menjelaskan bahwa manajemen nyeri dibagi menjadi dua metode yakni manajemen nyeri farmakologi yang merupakan terapi pengobatan pereda nyeri, dan manajemen nyeri non-farmakologi yang dilakukan dengan penggunaan modalitas dan teknologi medis atau prosedur tertentu.
Prosedur non-farmakologi ini bisa dilakukan dengan menstimulasi area nyeri dengan pemijatan, kompres dingin, kompres hangat, penggunaan modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), teknik-teknik relaksasi, hingga terapi musik. Dia menyebut, secara garis besar, prinsip manajemen nyeri ini adalah mengatasi keluhan secara bertahap.
"Rute pemberian obatnya dimulai dengan cara diminum. Apabila tidak memungkinkan, barulah obat anti nyeri diberikan melalui rute lain, baik melalui lubang anus maupun pembuluh darah," jelasnya.
Untuk itu, kehadiran teknologi medis pengentas nyeri juga mulai banyak diterapkan untuk hasil yang optimal. Salah satu rumah sakit yang menyediakan klinik khusus manajemen nyeri adalah Pain Clinic RS Pondok Indah - Pondok Indah. Terdapat beberapa teknologi medis penunjang untuk meredakan nyeri secara optimal, meliputi teknologi radiofrekuensi, USG Guiding, hingga Computerized Ambulatory Drug Delivery (CADD).
Teknologi radio frekuensi digunakan untuk prosedur intervensi ablasi dan non-ablasi agar nyeri pada tulang belakang, sendi, dan serabut saraf perifer berkurang secara lebih tahan lama. Sementara USG Guiding merupakan alat untuk memandu dokter agar lebih presisi dalam menentukan target tindakan.
Ada juga Computerized Ambulatory Drug Delivery, yakni pemberian terapi secara berkelanjutan maupun intermittent, sesuai kebutuhan dan memudahkan mobilitas pasien. Alat ini dilengkapi dengan fitur PCA yang memungkinkan pemberian obat nyeri melalui pembuluh darah vena dengan metode minimum effective analgesic concentration (MEAC) atau konsentrasi analgesik efektif minimum.
Baca juga: Begini Cara Jitu Mengatasi Nyeri Punggung dan Pinggang yang Jadi Keluhan Anak Kantoran
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.