Personel My Chemical Romance. (Sumber foto: Instagram/@mychemicalromance)

Bikin Nostalgia, Pameran 'Im Not Okay' Angkat Kisah Perjalanan Musik Emo

05 October 2024   |   21:30 WIB
Image
Wildan Adil Hilba Mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta

Pameran bertajuk 'I'm Not Okay (An Emo Retrospective)' yang terinspirasi dari lagu hit My Chemical Romance (MCR) resmi dibuka di Perpustakaan Musik Barbican, London. Acara yang berlangsung hingga 15 Januari 2025 ini menampilkan perjalanan emosional subkultur emo, khususnya dari era 2004-2009. Pengunjung dapat menikmati pameran ini tanpa dipungut biaya alias gratis.

Pameran ini membuat para pengunjung bernostalgia, sebab pameran ini akan kembali mengangkat era keemasan emo, memperlihatkan foto-foto pribadi yang diambil menggunakan kamera digital dan ponsel dari pertengahan 2000-an, yang dikumpulkan dari hard drive lama dan akun Photobucket. Pameran ini juga berkerja sama dengan Museum of Youth Culture dan Perpustakaan Musik Barbican. 

Baca juga: Daftar Konser Musik Gratis di Jakarta 5-6 Oktober 2024, Ada Dewa 19 hingga RAN

Selain itu, pameran ini juga merayakan 20 tahun dirilisnya album-album ikonik emo seperti Three Cheers For Sweet Revenge dari MCR, Where You Want To Be dari Taking Back Sunday, dan In Love And Death dari The Used. Tema-tema yang diangkat dalam pameran ini mencakup seksualitas, kesehatan mental, gender, identitas, dan rasa memiliki, menunjukkan bagaimana emo menjadi sarana penerimaan bagi para penggemarnya.

 

Jamie Brett, Direktur Kreatif Museum of Youth Culture, turut menyampaikan pandangannya tentang pengaruh emo. "Adegan emo sangat memengaruhi remaja yang ingin mengekspresikan kegelisahan, keraguan, dan rasa tidak aman," ujar Brett.

“Kami berterima kasih kepada semua orang yang berbagi cerita dan materi visual mereka untuk pameran ini, memberikan mereka rasa kepemilikan atas kenangan tersebut.”

Pameran ini diharapkan bisa menjadi refleksi bagi para pengunjung, menghidupkan kembali kenangan-kenangan masa lalu yang membentuk banyak orang di era tersebut.

Untuk diketahui, mengutip berbagai sumber, emo adalah sebuah subgenre dari musik rock, dikenal dengan ciri khas musik yang melodius, lirik yang ekspresif, serta berisi pengakuan yang mendalam tentang emosi. Asal-usul emo dapat ditelusuri ke pertengahan 1980-an, ketika muncul subbudaya hardcore punk di Washington, D.C.

Baca juga: Album Ke-12 Jadi Babak Terakhir, Coldplay Siap Tutup Perjalanan Musik Ikonik

Seiring waktu, gaya musik emo mulai diadopsi oleh band-band punk kontemporer Amerika, yang memunculkan perubahan dalam bunyi musik dan maknanya. Genre ini mulai bercampur dengan pop punk dan indie rock, yang kemudian mencapai puncaknya di awal 1990-an dengan munculnya band-band seperti Jawbreaker dan Sunny Day Real Estate.

Istilah emo sendiri kemudian digunakan oleh kritikus musik dan jurnalis untuk mengategorikan berbagai gaya musik yang dibawakan oleh artis-artis seperti American Football hingga MCR yang berhasil membawa emo ke arus utama.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Hari Kedua Art Jakarta 2024, Penjualan Karya Seni Raih Hasil Positif

BERIKUTNYA

Papan Tulis Hitam Jumadil Alfi & Kisah-Kisah yang Tak Berkesudahan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: