Hypereport: Fenomena Nostalgia, Ketika Tren Masa Lalu Kembali Berjaya
03 October 2024 |
12:58 WIB
Tren selalu terus berkembang dan berputar. Dia datang, digemari, dan kemudian usang. Siklus itu selalu terus berulang setiap beberapa dekade. Siklus tren tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya lantaran perlu pemantik sampai akhirnya menyebar dan kembali menjadi tren seperti bumi yang selalu berputar.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab suatu tren kembali berjaya dari masa lalu. Salah satu yang paling kental adalah nostalgia. Kerinduan terhadap sesuatu yang pernah dialami kerap membuat para kreator menghadirkan kembali sesuatu yang sudah lampau.
Tidak hanya itu, bagi generasi paling anyar. Tren masa lampau tentu menjadi sesuatu yang baru karena mereka baru tahu tentangnya.
Baca Juga: Hypereport: Menyajikan Nostalgia dalam Koleksi Game Retro
Psikolog Krystine Batcho, dalam laman American Psychological Association, mengungkapkan bahwa nostalgia merupakan pengalaman emosional yang menyatukan. Salah satu contohnya adalah nostalgia membantu menyatukan rasa tentang siapa diri, jati diri, dan identitas seseorang dari waktu ke waktu.
"Karena seiring waktu kita terus berubah, kita berubah dengan cara yang luar biasa. Kita tidak lagi sama seperti saat kita berusia tiga tahun, misalnya," ujarnya.
Setelah itu, seseorang biasanya akan membandingkan diri pribadi pada masa lalu dengan masa kini. Selain itu, Nostalgia juga menghubungkan seseorang dengan orang lain.
Seiring berjalannya kehidupan, nostalgia dapat meluas dan menjangkau lebih banyak orang yang berinteraksi dengan diri. Nostalgia merupakan fenomena keterhubungan sosial dan dalam pengertian itu, nostalgia merupakan emosi pro-sosial yang sangat sehat.
Sementara terkait dengan alasan fenomena retro menjadi semacam mode, dia mengungkapkan bahwa fenomena itu memberi tahu bahwa ada sesuatu yang menurut orang-orang kurang dalam gaya hidup masa kini dan yang kurang mungkin adalah keterhubungan sosial yang dekat dan personal.
Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan banyak orang kehilangan jejak tujuan dan makna hidup. Nostalgia, salah satu fungsinya yang paling sehat adalah membuat individu tetap di jalur yang benar sehubungan dengan makna hidupnya.
Data menunjukkan bahwa nostalgia memudahkan pemahaman tentang makna hidup. Jadi, ketika terlihat semua pembaruan dan orang-orang yang kembali ke masa lalu, mungkin itu memberi tahu bahwa orang-orang tidak 100 persen puas dengan gaya hidup saat ini.
"Ada sesuatu yang mungkin hilang pada tingkat yang jauh lebih pragmatis dan lebih rendah. Anda mungkin berpendapat bahwa banyak dari ini terjadi karena kita tiba-tiba, hal itu menjadi sangat mudah diakses dengan media sosial. Yang diperlukan hanyalah satu orang untuk mengunggah sesuatu dari masa lalu dan mengajukan pertanyaan," ujarnya.
Dalam berbagai sumber, nostalgia itu menjadi “jualan” bagi para pelaku ekonomi kreatif, seperti sektor fesyen, musik, dan gim. Pada akhirnya, para pelaku ekonomi kreatif itu menghasilkan produk-produk dari masa lampau dengan berbagai macam pembaruan.
Ingatan orang-orang terhadap masa lampau bagi banyak orang dan menjadi baru bagi generasi paling anyar membuat produk-produk tersebut mendapatkan sambutan yang baik. Sebagai contoh di industri gim, pengembang Nintendo berhasil meraih pendapatan yang baik dari seri Super Mario Bros.
Berdasarkan laporan keuangan Nintendo pada akhir Desember 2023, manajemen mencatatkan penjualan Super Mario Bros. sebanyak 11,96 juta unit. Kemudian, gim Mario Kart 8 Deluxe tercatat telah terjual sebanyak 60,58 juta unit sepanjang 2023.
Super Mario merupakan gim lawas dari Nintendo yang dihadirkan kembali. Dalam permainan tersebut, manajemen Nintendo memberikan sentuhan yang berbeda dari sisi visual yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan versi lampau.
Visual yang dimiliki oleh permainan ini terasa lebih mumpuni dengan tampilan yang modern dalam format high definition. Nintendo tidak sendirian dalam menghadirkan kembali gim-gim lawas untuk pencinta gim pada saat ini.
Pengembang lainnya, yakni SEGA juga menghadirkan permainan masa lampau Sonic kepada para pencinta gim saat ini dengan sentuhan kontemporer.
Di industri fesyen, sejumlah anak muda mulai gemar dengan gaya vintage beberapa waktu belakangan. Penggunaan kemeja kotak-kotak, baggy style, atau jumpsuit merupakan gaya yang kerap muncul di kalangan generasi muda pada saat ini.
Gaya fesyen tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang baru jika merujuk kepada era 1980an yang dapat dengan mudah dilacak melalui mesin pencari internet. Gaya-gaya pakaian tersebut sudah pernah menjadi pilihan para generasi muda beberapa puluh tahun silam.
Sementara di industri musik, tren berulang juga terjadi. Sejumlah musisi tercatat memproduksi musik dengan gaya lawas. Salah satu di antaranya adalah Diskoria yang beranggotakan Merdi Simanjuntak dan Fadli Aat.
Duo ini membawakan musik disko yang pernah jaya pada era 1980an. Lagu-lagu mereka tercatat telah mendapatkan tanggapan positif dari banyak pendengar musik di dalam negeri.
Laman Spotify mencantumkan bahwa pendengar bulanan mereka di platform digital audio tersebut lebih dari 1,7 juta. Sementara itu, beberapa single Diskoria juga telah didengarkan oleh puluhan atau ratusan juta kali secara kumulatif.
Musisi lainnya adalah White Shoes and the Couples Company, grup band yang satu ini tidak hanya menyajikan musik yang lekat dengan era lawas. Namun, juga menyuguhkan penampilan yang membawa banyak orang untuk bernostalgia.
Tidak hanya dari musisi, tren industri musik terhadap vinyl atau piringan hitam juga kembali mencuat bagi sejumlah kalangan. Sejumlah produsen masih menghasilkan media rekaman musik tersebut.
Baca Juga: Popularitas Konten Jadul di Media Sosial yang Menarik Minat Gen Z
Editor: M. Taufikul Basari
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab suatu tren kembali berjaya dari masa lalu. Salah satu yang paling kental adalah nostalgia. Kerinduan terhadap sesuatu yang pernah dialami kerap membuat para kreator menghadirkan kembali sesuatu yang sudah lampau.
Tidak hanya itu, bagi generasi paling anyar. Tren masa lampau tentu menjadi sesuatu yang baru karena mereka baru tahu tentangnya.
Baca Juga: Hypereport: Menyajikan Nostalgia dalam Koleksi Game Retro
Psikolog Krystine Batcho, dalam laman American Psychological Association, mengungkapkan bahwa nostalgia merupakan pengalaman emosional yang menyatukan. Salah satu contohnya adalah nostalgia membantu menyatukan rasa tentang siapa diri, jati diri, dan identitas seseorang dari waktu ke waktu.
"Karena seiring waktu kita terus berubah, kita berubah dengan cara yang luar biasa. Kita tidak lagi sama seperti saat kita berusia tiga tahun, misalnya," ujarnya.
Setelah itu, seseorang biasanya akan membandingkan diri pribadi pada masa lalu dengan masa kini. Selain itu, Nostalgia juga menghubungkan seseorang dengan orang lain.
Seiring berjalannya kehidupan, nostalgia dapat meluas dan menjangkau lebih banyak orang yang berinteraksi dengan diri. Nostalgia merupakan fenomena keterhubungan sosial dan dalam pengertian itu, nostalgia merupakan emosi pro-sosial yang sangat sehat.
Sementara terkait dengan alasan fenomena retro menjadi semacam mode, dia mengungkapkan bahwa fenomena itu memberi tahu bahwa ada sesuatu yang menurut orang-orang kurang dalam gaya hidup masa kini dan yang kurang mungkin adalah keterhubungan sosial yang dekat dan personal.
Di sisi lain, tidak menutup kemungkinan banyak orang kehilangan jejak tujuan dan makna hidup. Nostalgia, salah satu fungsinya yang paling sehat adalah membuat individu tetap di jalur yang benar sehubungan dengan makna hidupnya.
Data menunjukkan bahwa nostalgia memudahkan pemahaman tentang makna hidup. Jadi, ketika terlihat semua pembaruan dan orang-orang yang kembali ke masa lalu, mungkin itu memberi tahu bahwa orang-orang tidak 100 persen puas dengan gaya hidup saat ini.
"Ada sesuatu yang mungkin hilang pada tingkat yang jauh lebih pragmatis dan lebih rendah. Anda mungkin berpendapat bahwa banyak dari ini terjadi karena kita tiba-tiba, hal itu menjadi sangat mudah diakses dengan media sosial. Yang diperlukan hanyalah satu orang untuk mengunggah sesuatu dari masa lalu dan mengajukan pertanyaan," ujarnya.
Dalam berbagai sumber, nostalgia itu menjadi “jualan” bagi para pelaku ekonomi kreatif, seperti sektor fesyen, musik, dan gim. Pada akhirnya, para pelaku ekonomi kreatif itu menghasilkan produk-produk dari masa lampau dengan berbagai macam pembaruan.
Ingatan orang-orang terhadap masa lampau bagi banyak orang dan menjadi baru bagi generasi paling anyar membuat produk-produk tersebut mendapatkan sambutan yang baik. Sebagai contoh di industri gim, pengembang Nintendo berhasil meraih pendapatan yang baik dari seri Super Mario Bros.
Berdasarkan laporan keuangan Nintendo pada akhir Desember 2023, manajemen mencatatkan penjualan Super Mario Bros. sebanyak 11,96 juta unit. Kemudian, gim Mario Kart 8 Deluxe tercatat telah terjual sebanyak 60,58 juta unit sepanjang 2023.
Super Mario merupakan gim lawas dari Nintendo yang dihadirkan kembali. Dalam permainan tersebut, manajemen Nintendo memberikan sentuhan yang berbeda dari sisi visual yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan versi lampau.
Visual yang dimiliki oleh permainan ini terasa lebih mumpuni dengan tampilan yang modern dalam format high definition. Nintendo tidak sendirian dalam menghadirkan kembali gim-gim lawas untuk pencinta gim pada saat ini.
Pengembang lainnya, yakni SEGA juga menghadirkan permainan masa lampau Sonic kepada para pencinta gim saat ini dengan sentuhan kontemporer.
Di industri fesyen, sejumlah anak muda mulai gemar dengan gaya vintage beberapa waktu belakangan. Penggunaan kemeja kotak-kotak, baggy style, atau jumpsuit merupakan gaya yang kerap muncul di kalangan generasi muda pada saat ini.
Gaya fesyen tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang baru jika merujuk kepada era 1980an yang dapat dengan mudah dilacak melalui mesin pencari internet. Gaya-gaya pakaian tersebut sudah pernah menjadi pilihan para generasi muda beberapa puluh tahun silam.
Sementara di industri musik, tren berulang juga terjadi. Sejumlah musisi tercatat memproduksi musik dengan gaya lawas. Salah satu di antaranya adalah Diskoria yang beranggotakan Merdi Simanjuntak dan Fadli Aat.
Duo ini membawakan musik disko yang pernah jaya pada era 1980an. Lagu-lagu mereka tercatat telah mendapatkan tanggapan positif dari banyak pendengar musik di dalam negeri.
Laman Spotify mencantumkan bahwa pendengar bulanan mereka di platform digital audio tersebut lebih dari 1,7 juta. Sementara itu, beberapa single Diskoria juga telah didengarkan oleh puluhan atau ratusan juta kali secara kumulatif.
Musisi lainnya adalah White Shoes and the Couples Company, grup band yang satu ini tidak hanya menyajikan musik yang lekat dengan era lawas. Namun, juga menyuguhkan penampilan yang membawa banyak orang untuk bernostalgia.
Tidak hanya dari musisi, tren industri musik terhadap vinyl atau piringan hitam juga kembali mencuat bagi sejumlah kalangan. Sejumlah produsen masih menghasilkan media rekaman musik tersebut.
Baca Juga: Popularitas Konten Jadul di Media Sosial yang Menarik Minat Gen Z
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.