Seorang pekerja sedang membuat dudukan untuk arca di Museum Nasional Indonesia pada Selasa, (17/9/24). (sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)

Museum Nasional Indonesia Bakal Pamerkan Koleksi Repatriasi Puputan Badung & Era Singhasari 

25 September 2024   |   20:37 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Setelah hampir setahun direvitalisasi pasca insiden kebakaran pada September 2023, Museum Nasional Indonesia (MNI) siap dibuka kembali untuk publik pada 15 Oktober 2024. Dengan mengusung konsep reimajinasi, MNI tidak hanya memperbaiki fisik bangunan tetapi juga menghadirkan pengalaman baru yang lebih dinamis dan interaktif.

Pengunjung akan disuguhkan dengan empat program utama yang dirancang khusus untuk mengajak mereka terlibat lebih dekat dengan sejarah dan budaya Indonesia. Salah satu program unggulan adalah pameran koleksi artefak bersejarah hasil program repatriasi Belanda-Indonesia, yang akan menampilkan ratusan ribu koleksi dengan cara yang lebih modern dan interaktif.

Baca juga: Siap Dibuka Oktober 2024, Museum Nasional Indonesia Kenalkan 4 Program Baru

Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra mengatakan, revitalisasi MNI melibatkan berbagai langkah penanganan. Salah satunya dengan melakukan pendataan dampak kerusakan terhadap bangunan dan koleksi. Upaya ini mencakup evakuasi koleksi terdampak, penyanggaan bangunan yang masih berdiri, dan pembongkaran struktur yang rawan runtuh. 

Lebih dari pemulihan fisik, revitalisasi Museum Nasional Indonesia juga mencakup transformasi konseptual lewat konsep Reimajinasi Warisan Budaya yang terdiri dari tiga pilar. Yaitu reprogramming, redesigning, dan reinvigorating, yang diharapkan dapat menjadi lebih dari sekedar ruang pameran, tapi juga pusat interaksi sosial dan edukasi masyarakat.

"Revitalisasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi transformasi yang mendalam—baik secara fisik maupun konseptual—yang menghadirkan museum sebagai ruang interaktif dan relevan dengan kebutuhan publik modern,"katanya.
 
 

Terpisah, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid mengatakan, Indonesia telah memulangkan sebanyak 288 artefak bersejarah dari Belanda lewat program repatriasi. Ini merupakan tindak lanjut dari agenda repatriasi yang telah disetujui melalui Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani kedua negara pada 2017.

Hilmar menjelaskan, artefak yang direpatriasi meliputi berbagai benda dari koleksi Puputan Badung yang diambil selama intervensi Belanda di Bali pada tahun 1906, dan arca-arca bersejarah dari Candi Singhasari di Jawa Timur. Koleksi ini mencakup satu Arca Ganesha, Arca Brahma, Arca Bhairawa dan Arca Nandi yang telah dipulangkan pada repatriasi 2023.

"Kami akan menyiapkan program pendidikan dan kegiatan interaktif yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai historis dan kebudayaan dari artefak-artefak tersebut,” papar Hilmar.

Selaras, Penanggung Jawab Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Chandra Dewi mengatakan, setelah revitalisasi, pihaknya juga siap menyambut pengunjung dengan berbagai pengalaman menarik dan edukatif. Sebab, saat ini MNI juga telah bersolek baik dari segi tata ruang pamer, program, dan pengembangan fasilitas.

Salah satunya adalah dengan membuka program repatriasi, yang menampilkan lebih dari 300 koleksi terpilih hasil repatriasi artefak bersejarah yang telah kembali ke Indonesia. "Pameran ini juga akan menampilkan beberapa koleksi repatriasi terbaru, jika pada akhir September sudah bisa dipulangkan ke Tanah Air, "katanya.

MNI merupakan museum tertua dan terbesar di Indonesia yang menyimpan 190.000 benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi. Mulai dari peninggalan zaman prasejarah, arkeologi masa klasik atau Hindu - Budha, Numismatik dan Heraldik, keramik, etnografi, geografi, dan sejarah.

MNI juga dikenal dengan nama Museum Gajah karena memiliki patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) asal Thailand yang pernah berkunjung pada 1871. MNI juga dijuluki Gedung Arca karena di dalamnya banyak tersimpan arca dengan jenis dan bentuk yang beragam peninggalan era sejarah dan prasejarah.

Baca juga: Mengenal Arca Bhairawa, Patung Gigantik Maskot Museum Nasional Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mencicipi Kekayaan Kuliner Nusantara di Flavors of Indonesia dari Iga Sapi hingga Selat Solo

BERIKUTNYA

Logitech Rilis Keyboard Case Khusus iPad Terbaru, Tanpa Baterai & Bluetooth

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: