Koleksi Anthony Vaccarello untuk Saint Laurent S/S 2025. (Sumber foto: Saint Laurent)

Anthony Vaccarello Kembali ke Akar dengan Koleksi Maskulin untuk Saint Laurent S/S 2025

25 September 2024   |   18:40 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Pada musim gugur 2016, Anthony Vaccarello membuat debut yang memukau di Saint Laurent dengan membangun runway di lokasi konstruksi, dihiasi logo neon YSL raksasa yang menerangi malam Paris di markas besar merek tersebut di Rue de Bellechasse. Tahun ini, Vaccarello kembali ke lokasi ikonik itu, tapi dengan sentuhan berbeda.
 
Alih-alih situs konstruksi, para tamu disambut oleh ruang pertunjukan sureal: sebuah oval kuning besar menggantung di udara, seperti bingkai foto, mengelilingi runway biru kobalt. Hujan yang membasahi kota Paris menambah atmosfer misteri dan romansa, memberikan koleksi terbaru Saint Laurent nuansa yang jarang terlihat.

Baca juga: Paris Fashion Week 2025, Debut Alessandro Michele di Valentino dan Kembalinya Gabriela Hearst

Koleksi terbaru Vaccarello merupakan penghormatan yang kuat kepada pendiri rumah mode ini, Yves Saint Laurent. Mulai dari kacamata besar hingga siluet yang ramping, kehadiran sang desainer legendaris terasa begitu nyata. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SAINT LAURENT (@ysl)


"Tidak ada rumah mode lain yang begitu erat terhubung dengan arketipe perempuan ideal seperti Saint Laurent, di mana wanita idealnya lebih kompleks daripada kesempurnaan menggoda para muse klasik," demikian tertulis dalam catatan pertunjukan. "Seperti yang mungkin dikatakan Yves Saint Laurent, saya adalah wanita Saint Laurent."

Yves menjadi inspirasi, sama seperti wanita-wanita yang dia rayakan. Seperti pada koleksi busana pria Vaccarello FW24, gaya sempurna sang couturier yang selalu berbalut setelan rapi menjadi dasar untuk penjahitan musim ini, menampilkan bentuk double-breasted yang longgar, dipadukan dengan aksesori kacamata tebal dan rambut pendek atau disisir ke belakang.

Jaket aviator, trench coat, dan jubah mewah menambahkan siluet kekuatan berpakaian yang klasik, seperti yang sering terlihat dalam film-film Wall Street era 1980-an dengan karakter-karakter bernama Jock, Trenton, dan Bud. Dengan sentuhan romansa gelap yang mendalam, para protagonis Vaccarello juga menunjukkan kesan serius dalam penampilannya. 

Aksesori yang mencolok—kacamata hitam, dasi lebar, sepatu bertatahkan permata, dan gelang emas—menambahkan sentuhan khas YSL. Di dunia mode yang cenderung pada konsep kesederhanaan, desain rumit Vaccarello menonjol karena kompleksitas dan kepribadiannya. Dia menolak arus minimalis industri, menghadirkan koleksi yang memancarkan kehidupan dan keunikan.

Dengan peralihan yang mulus, Vaccarello beralih ke busana wanita di paruh kedua pertunjukan, memperkenalkan pakaian malam yang berani dengan bahan brokat dan renda. Mantel berbahu lebar, blus transparan, dan rok mini dalam warna-warna elektrik seperti fuchsia dan biru kingfisher menawarkan perpaduan kemewahan dan modernitas.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by SAINT LAURENT (@ysl)


Dalam koleksi ini Vaccarello juga memamerkan kembali piyama sebagai alternatif pakaian formal dengan tunik damask dan celana panjang lebar—nyaman tapi elegan, dan merupakan penghormatan kepada Loulou de la Falaise, salah satu muse Saint Laurent. 

Gaun sutra berkilau dan gemerincing halus gelang serta kalung menambahkan sentuhan glamor dan feminitas. Meskipun terjadi peralihan dari busana pria ke busana wanita, koleksi ini tetap mempertahankan rasa percaya diri yang kuat, tercermin dalam langkah tegas para model.

Vaccarello dengan cermat memadukan motif klasik Saint Laurent ke dalam koleksi yang terasa seperti nostalgia sekaligus kontemporer. Koleksi gaun dengan brokat membangkitkan kenangan akan para pelanggan setia merek tersebut, seperti Nan Kempner, yang membantu mengukuhkan status legendaris Saint Laurent.

Dalam dunia mode masa kini yang didominasi dengan strategi untuk bermain aman, kembalinya Vaccarello ke DNA asal YSL merupakan langkah yang berani. Koleksinya merupakan angin segar—semarak, penuh karakter, dan jelas merupakan ciri khas Saint Laurent.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Jejalah Tradisi Suku Sunda Asli di Kampung Adat Cireundeu

BERIKUTNYA

Museum Nasional Indonesia Bakal Pamerkan Koleksi Repatriasi Puputan Badung & Era Singhasari 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: