Kamera untuk membuat film. (Sumber gambar : Unsplash/Zach Vessels)

Kompro 2022 Masih Dibuka, Raih Kesempatan Workshop Bareng New York Film Academy

22 April 2022   |   19:56 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Hai sineas muda, masih ada waktu loh untuk ikut dalam Kompetisi Produksi (Kompro) Film Pendek yang digelar Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru, Kemendikbudristek. Ditutup pada 10 Mei 2022, kalian berkesempatan untuk terjun di industri perfilman dengan mengajukan proposal film pendek yang dibuat. 

Direktur Perfilman Musik dan Media Baru, Ahmad Mahendra mengatakan, Kompro bukan sekadar ajang kompetisi film, namun meningkatkan wawasan dan pengetahuan para peserta. "Bahkan yang tidak menang pun kita ada program khusus. Kita ada workshop-nya, dari produksi, distribusi, literasi, apresiasi," ujarnya dalam diskusi virtual, Jumat (22/4/2022).

Dia menyebut 10 proposal terpilih Kompro Film Pendek jilid pertama pada tahun lalu mendapat kesempatan untuk memproduksi film yang difasilitasi Kemendikbudristek. Film mereka pun tampil di ajang film pendek bergengsi seperti Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF). Tidak sedikit pula yang berhasil memenangkan penghargaan. 

"Di JAFF kesempatan langka. Kita juga kasih konsultsasi film ini layak ke festival apa," tutur Mahendra. 

Produser dan Kurator Kompro Film 2022 Ifa Isfansyah menuturkan bahwa kompetisi ini menjadi peluang menemukan bakat baru perfilman Indonesia. Berbeda dengan tahun lalu yang fokus pada kurasi dan produksi, tahun ini ada yang baru dan spesial karena film yang terpilih nanti akan diproduksi dengan perspektif global.

"Dari 10 besar yang terpilih, akan ada workshop, kerja sama dengan New York Film Academy," ungkap Ifa. 

Sementara itu, syarat proposal yang diajukan masih sama seperti tahun lalu. Yakni film harus mencerminkan kebudayaan Indonesia yang potensinya luas. Hanya saja tema yang diangkat pada tahun ini yakni kebudayaan dan kemanusiaan yang sangat mencerminkan karakter bangsa Indonesia. 

"Subtemanya ada fokus tentang antiperundungan, antikekerasan, antiseksual, toleransi. Karena masih konteks pandemi, ada hubungan kenbudayaan dengan pandemi, dan dinamika kebudayaan dunia. Korelasinya budaya Indonesia dengan budaya dunia," jelas Ifa.

Namun yang pasti diperhatikan juri adalah proposal yang ceritanya sangat dekat dengan pembuatnya. Artinya, ide cerita yang berkaitan dengan mereka ataupun keseharian masyarakat Indonesia. 


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Industri Animasi Indonesia Naik Terus, Tapi Masih Kalah dengan Negara Tetangga 

BERIKUTNYA

Catat! Begini Cara Membuat Film Pendek Agar Lebih Menarik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: