Ilustrasi penggunaan bahasa isyarat. (Sumber gambar: Freepik)

Simak Sejarah & Tema Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024

23 September 2024   |   07:53 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

International Day of Sign Languages atau Hari Bahasa Isyarat Internasional diperingati pada 23 September tiap tahunnya. Peringatan yang digagas oleh Majelis Umum PBB ini dibuat untuk mendukung dan melindungi identitas bahasa bagi kelompok tunarungu, serta kalangan pengguna bahasa isyarat lainnya.
 
Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) juga ditetapkan guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa isyarat dalam perwujudan penuh hak asasi manusia bagi para penyandang tunarungu. 

Baca juga: 6 Rekomendasi Kedai Kopi Ramah Teman Tuli, Ngopi Sekaligus Belajar Bahasa Isyarat!
 
Mengutip situs resmi PBB, penetapan HBII dilatarbelakangi resolusi yang memandang bahwa akses awal ke bahasa isyarat dan layanan dalam bahasa isyarat, termasuk pendidikan berkualitas yang tersedia dalam bahasa isyarat, sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan individu tunarungu. 
 
Termasuk, penting bagi pencapaian tujuan pembangunan yang disepakati secara internasional.
 
Resolusi tersebut juga mengakui pentingnya melestarikan bahasa isyarat sebagai bagian dari keragaman bahasa dan budaya, serta menekankan prinsip "tidak ada tentang kita tanpa kita" dalam hal bekerja dengan komunitas tunarungu.
 

Ilustrasi penggunaan bahasa isyarat. (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi penggunaan bahasa isyarat. (Sumber gambar: Freepik)

Tema Hari Bahasa Isyarat Internasional 2024

Peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) 2024 mengusung tema Sign up for Sign Language Rights atau Daftar untuk Hak Bahasa Isyarat. Pada perayaan HBII tahun ini, dunia sekali lagi menyoroti persatuan yang dihasilkan oleh bahasa isyarat.
 
Tema ini juga diusung dalam rangka mendorong implementasi Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD), yang diadopsi pada Desember 2006. Menuju peringatan dua dekade konvensi tersebut, PBB mengajak para pemimpin di dunia untuk berjuang menuju implementasi CRPD yang lebih baik di tingkat nasional melalui hak asasi manusia bahasa kelompok tunarungu. 
 
"Gaungkan hak bahasa isyarat bekerja sama dengan asosiasi lokal dan nasional Anda untuk mendukung pencapaian tujuan konkret bagi komunitas tunarungu hari ini," demikian seru PBB.
 
Menurut Federasi Tuna Rungu Dunia (WFD), terdapat lebih dari 70 juta orang tunarungu di seluruh dunia. Lebih dari 80 persen dari mereka tinggal di negara berkembang. Secara kolektif, mereka menggunakan lebih dari 300 bahasa isyarat yang berbeda.
 
Bahasa isyarat adalah bahasa alami yang lengkap, yang secara struktural berbeda dari bahasa lisan. Ada pula bahasa isyarat internasional, yang digunakan oleh orang tunarungu dalam pertemuan internasional, atau secara informal saat bepergian dan bersosialisasi. Bahasa ini dianggap sebagai bentuk bahasa isyarat pidgin yang tidak serumit bahasa isyarat alami dan memiliki leksikon yang terbatas.
 
Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas mengakui dan mempromosikan penggunaan bahasa isyarat. Hal ini memperjelas bahwa bahasa isyarat memiliki status yang sama dengan bahasa lisan dan mewajibkan negara-negara untuk memfasilitasi pembelajaran bahasa isyarat dan mempromosikan identitas linguistik komunitas tunarungu.
 

Sejarah Hari Bahasa Isyarat Internasional

PBB menuliskan bahwa peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional diusulkan oleh Federasi Tuna Rungu Dunia  (WFD), sebuah federasi yang terdiri dari 135 asosiasi nasional tunarungu, yang mewakili sekitar 70 juta hak asasi manusia tunarungu di seluruh dunia.
 
Mereka menetapkan resolusi A/RES/72/161 yang juga disponsori oleh Misi Tetap Antigua dan Barbuda untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bersama 97 Negara anggota PBB dan diadopsi secara konsensus pada 19 Desember 2017.
 
Pemilihan tanggal 23 September sebagai Hari Bahasa Isyarat Internasional merujuk pada hari didirikannya WFD pada tanggal tersebut tahun 1951. Tanggal 23 September 1951 menandai lahirnya sebuah organisasi advokasi yang salah satu tujuan utamanya adalah melestarikan bahasa isyarat dan budaya tunarungu sebagai prasyarat terwujudnya hak asasi manusia bagi para tunarungu.
 
Hari Bahasa Isyarat Internasional akhirnya pertama kali dirayakan tahun 2018 sebagai bagian dari The International Week of the Deaf atau Pekan Internasional Tunarungu.
 
Pekan Internasional Tunarungu pertama kali dirayakan pada September 1958 dan sejak itu berkembang menjadi gerakan global persatuan tunarungu dan advokasi bersama, untuk meningkatkan kesadaran terhadap masalah yang dihadapi para tunarungu dalam kehidupan sehari-hari.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rangkaian Pertunjukan Tari Kontemporer Cinta dan Ingatan Rampung, Begini Kesan Para Penampil

BERIKUTNYA

Resep Spicy Cucumber Salad atau Oi Muchim, Lauk Pendamping Korea yang Segar & Pedas

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: