7 Agenda Pameran Seni Akhir Pekan di Jakarta 7-8 September 2024
07 September 2024 |
22:11 WIB
Ada banyak pameran dan agenda seni pertunjukan yang digelar pada akhir pekan ini di Jakarta. Sejumlah seteleng ini tentu bisa menjadi tujuan destinasi genhype untuk menikmati momen liburan untuk menggenapkan bahasa rupa sekaligus mengapresiasi karya seni.
Pada bulan kesembilan kalender Gregorian ini sejumlah galeri seni membuka ekshibisi yang dapat dinikmati publik baik secara gratis atau berbayar. Genhype tentu dapat mengunjunginya untuk menyegarkan pikiran dan menambah pengetahuan baru bersama orang-orang tersayang.
Baca juga: 6 Pameran Seni September 2024, Ada Propaganda: Official Hoax hingga Tanah Air Gerilya
Dihimpun dari berbagai sumber resmi, berikut pameran yang dapat dikunjungi pada akhir pekan ini pada 7-8 September 2024 di kota Jakarta:
Pameran Strangely Familiar dihelat di Can's Gallery, Jakarta pada 24 Agustus hingga 21 September 2024. Ekshibisi ini menampilkan puluhan karya dengan bentuk yang cukup menggugah, hasil dari 10 seniman kontemporer Tanah Air dengan mengetengahkan pendekatan abstrak untuk ditampilkan ke publik.
Beberapa seniman yang menampilkan karya-karyanya dalam pameran ini adalah Azizi Al Majid, Erwin Windu, Galih Johar, Harishazka, dan Rega Rahman. Kemudian ada juga Ruth Marbun, Patra Aditia, Stereoflow, Tuyuloveme dan Tomy Herseta. Pameran ini dapat dikunjungi secara gratis.
Galeri Nasional Indonesia (GNI) juga menghelat dua pameran temporer. Yaitu Infinity Yin Yang dari perupa Lini Natalini Widhiasi di Gedung A, GNI pada 3 September-3 Oktober 2024. Kemudian ada juga pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim, dari Shanghai Art Collection Museum pada 6 September sampai 6 Oktober 2024 di Gedung D, GNI.
Kedua pameran tersebut dapat dinikmati dengan harga tiket masuk Rp10.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun, Rp20.000 untuk dewasa, dan Rp50.000 untuk Warga Negara Asing (WNA). Sementara itu, untuk anak di bawah usia tiga tahun serta orang dewasa di atas 60 tahun tidak dikenakan biaya masuk (gratis).
Merupakan pameran tunggal dari perupa Wanti Amelia. Wanti adalah seniman jebolan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung yang telah berkarya sejak 2018. Dia banyak membuat karya yang terinspirasi dari hubungan antara emosi manusia dan alam, terutama laut dan pesisir.
Pada seteleng kali ini Wanti memacak sepilihan karya dua dimensi yang merefleksikan makna pasang surut, baik dalam esensi kehidupan atau secara harfiah. Dualitas itulah yang coba ditangkap sang seniman lewat sapuan kuas mengalir dan terjalin di atas kanvas pada 31 Agustus-21 Oktober 2024.
Puluhan karya dari perupa Australia, Patricia Piccinini masih bisa disaksikan di Museum MACAN, Jakarta. Membawa tajuk CARE, ekshibisi tunggal perdananya di Indonesia itu dibuka untuk publik mulai 23 Mei dan akan terus berlangsung hingga 6 Oktober 2024, dengaan tiket masuk yang dapat dibeli di laman Museum MACAN.
Dikurasi oleh Tobias Berger, pameran akan mengajak pengunjung menyelami puluhan karya Patricia yang khas dan imajinatif. Total, Piccinini menampilkan lebih dari 40 patung ukuran hidup (life-size), tiga instalasi video berukuran besar, serta Celestial Field (2021), dan sebuah instalasi spektakuler yang terdiri dari ribuan bunga.
Keterbatasan tidak membuat seniman untuk berhenti berkarya. Tak terkecuali Wahyu Ichwandardi alias Pinot yang populer dengan karya-karya seni pixelnya yang khas. Dalam dua tahun terakhir seniman yang menetap di AS sebagai seniman digital itu juga terus berkarya meski terserang stroke hemoragik.
Beberapa karya Pinot dalam edisi terbatas dipamerkan di Casa Cuomo Ristorante, Jakarta Selatan dan dapat dikoleksi. Kesabarannya dalam menyusun piksel demi piksel juga menghasilkan karya seni yang bisa genhype lihat secara langsung, termasuk karya-karya lamanya sebelum terserang stroke.
Merupakan pameran tunggal dari seniman Justian Jafin di Nadi Gallery, Jakarta. Pameran ini berlangsung pada 20 Agustus-15 September 2024 dengan menampilkan puluhan karya terbaru Jafin dengan tema utama yang terinspirasi dari kehidupan keluarga.
Bara Beku Tetes Tandus dipilih menjadi judul pameran bukan tanpa alasan. Ihwal tajuk yang diusung, pilihan itu diambil dari berbagai tulisan sang seniman yang digoreskan di atas kanvas setelah menorehkan purwarupa warna, simbol, dan petanda untuk dibagikan ke publik secara gratis.
Merupakan pameran tunggal retrospektif dari perupa Arahmaiani yang dihelat di Isa Art Gallery pada 3 Agustus sampai 20 September 2024. Arahmaiani adalah seniman yang dikenal karena karya-karyanya yang provokatif dan kritis terhadap isu-isu sosial, politik, agama, dan identitas budaya.
The Wrath of Earth adalah contoh evolusi artistik Arahmaiani, yang menampilkan karya-karya yang telah melewati puluhan tahun praktik. Setiap karya seni menjadi bukti komitmennya untuk menggunakan seni sebagai media transformasi sosial dan introspeksi budaya yang komprehensif sekaligus provokatif. Pameran ini dapat dinikmati gratis.
Editor: Fajar Sidik
Pada bulan kesembilan kalender Gregorian ini sejumlah galeri seni membuka ekshibisi yang dapat dinikmati publik baik secara gratis atau berbayar. Genhype tentu dapat mengunjunginya untuk menyegarkan pikiran dan menambah pengetahuan baru bersama orang-orang tersayang.
Baca juga: 6 Pameran Seni September 2024, Ada Propaganda: Official Hoax hingga Tanah Air Gerilya
Dihimpun dari berbagai sumber resmi, berikut pameran yang dapat dikunjungi pada akhir pekan ini pada 7-8 September 2024 di kota Jakarta:
1. Strangely Familiar, Can’s Gallery
Pameran Strangely Familiar dihelat di Can's Gallery, Jakarta pada 24 Agustus hingga 21 September 2024. Ekshibisi ini menampilkan puluhan karya dengan bentuk yang cukup menggugah, hasil dari 10 seniman kontemporer Tanah Air dengan mengetengahkan pendekatan abstrak untuk ditampilkan ke publik.
Beberapa seniman yang menampilkan karya-karyanya dalam pameran ini adalah Azizi Al Majid, Erwin Windu, Galih Johar, Harishazka, dan Rega Rahman. Kemudian ada juga Ruth Marbun, Patra Aditia, Stereoflow, Tuyuloveme dan Tomy Herseta. Pameran ini dapat dikunjungi secara gratis.
2. Infinity Yin Yang & Irama Baru Jalur Sutra Maritim, Galeri Nasional Indonesia
Galeri Nasional Indonesia (GNI) juga menghelat dua pameran temporer. Yaitu Infinity Yin Yang dari perupa Lini Natalini Widhiasi di Gedung A, GNI pada 3 September-3 Oktober 2024. Kemudian ada juga pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim, dari Shanghai Art Collection Museum pada 6 September sampai 6 Oktober 2024 di Gedung D, GNI.Kedua pameran tersebut dapat dinikmati dengan harga tiket masuk Rp10.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun, Rp20.000 untuk dewasa, dan Rp50.000 untuk Warga Negara Asing (WNA). Sementara itu, untuk anak di bawah usia tiga tahun serta orang dewasa di atas 60 tahun tidak dikenakan biaya masuk (gratis).
3. Pasang Surut, Art Agenda Jakarta
Merupakan pameran tunggal dari perupa Wanti Amelia. Wanti adalah seniman jebolan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI), Bandung yang telah berkarya sejak 2018. Dia banyak membuat karya yang terinspirasi dari hubungan antara emosi manusia dan alam, terutama laut dan pesisir.
Pada seteleng kali ini Wanti memacak sepilihan karya dua dimensi yang merefleksikan makna pasang surut, baik dalam esensi kehidupan atau secara harfiah. Dualitas itulah yang coba ditangkap sang seniman lewat sapuan kuas mengalir dan terjalin di atas kanvas pada 31 Agustus-21 Oktober 2024.
4. Patricia Piccinini: Care, Museum MACAN
Puluhan karya dari perupa Australia, Patricia Piccinini masih bisa disaksikan di Museum MACAN, Jakarta. Membawa tajuk CARE, ekshibisi tunggal perdananya di Indonesia itu dibuka untuk publik mulai 23 Mei dan akan terus berlangsung hingga 6 Oktober 2024, dengaan tiket masuk yang dapat dibeli di laman Museum MACAN.Dikurasi oleh Tobias Berger, pameran akan mengajak pengunjung menyelami puluhan karya Patricia yang khas dan imajinatif. Total, Piccinini menampilkan lebih dari 40 patung ukuran hidup (life-size), tiga instalasi video berukuran besar, serta Celestial Field (2021), dan sebuah instalasi spektakuler yang terdiri dari ribuan bunga.
5. Art Print by Pinot, Casa Cuomo
Keterbatasan tidak membuat seniman untuk berhenti berkarya. Tak terkecuali Wahyu Ichwandardi alias Pinot yang populer dengan karya-karya seni pixelnya yang khas. Dalam dua tahun terakhir seniman yang menetap di AS sebagai seniman digital itu juga terus berkarya meski terserang stroke hemoragik.
Beberapa karya Pinot dalam edisi terbatas dipamerkan di Casa Cuomo Ristorante, Jakarta Selatan dan dapat dikoleksi. Kesabarannya dalam menyusun piksel demi piksel juga menghasilkan karya seni yang bisa genhype lihat secara langsung, termasuk karya-karya lamanya sebelum terserang stroke.
6. Bara Beku Tetes Tandus, Nadi Gallery
Merupakan pameran tunggal dari seniman Justian Jafin di Nadi Gallery, Jakarta. Pameran ini berlangsung pada 20 Agustus-15 September 2024 dengan menampilkan puluhan karya terbaru Jafin dengan tema utama yang terinspirasi dari kehidupan keluarga.Bara Beku Tetes Tandus dipilih menjadi judul pameran bukan tanpa alasan. Ihwal tajuk yang diusung, pilihan itu diambil dari berbagai tulisan sang seniman yang digoreskan di atas kanvas setelah menorehkan purwarupa warna, simbol, dan petanda untuk dibagikan ke publik secara gratis.
7. The Wrath of Earth, Isa Art Gallery
Merupakan pameran tunggal retrospektif dari perupa Arahmaiani yang dihelat di Isa Art Gallery pada 3 Agustus sampai 20 September 2024. Arahmaiani adalah seniman yang dikenal karena karya-karyanya yang provokatif dan kritis terhadap isu-isu sosial, politik, agama, dan identitas budaya.
The Wrath of Earth adalah contoh evolusi artistik Arahmaiani, yang menampilkan karya-karya yang telah melewati puluhan tahun praktik. Setiap karya seni menjadi bukti komitmennya untuk menggunakan seni sebagai media transformasi sosial dan introspeksi budaya yang komprehensif sekaligus provokatif. Pameran ini dapat dinikmati gratis.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.