Lokasi Masjid Istiqlal & Gereja Katedral di Jakarta. (Sumber gambar: Rifki Kurniawan/Unsplash)

Fakta Menarik Terowongan Silaturahmi yang Hubungkan Masjid Istiqlal & Gereja Katedral

06 September 2024   |   09:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Salah satu kegiatan kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia ialah menghadiri dialog tokoh lintas agama yang berlangsung pada Kamis (6/9/2024) di Masjid Istiqlal Jakarta. Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan ini juga melihat Terowongan Silaturahmi yang menjadi salah satu ikon Istiqlal.

Didampingi Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Paus Fransiskus melihat langsung terowongan yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral itu. Paus Fransiskus menyebut Terowongan Silaturahmi menjadi simbol untuk memperkuat persaudaraan, sekaligus berhadap terowongan itu bisa menjadi berkat dan pemersatu kehidupan beragama di Indonesia.

Baca juga: Kunjungan Paus Fransiskus Dinilai Bawa Pesan Kuat untuk Perdamaian dan Toleransi

Kunjungan Paus Fransiskus itu pun membuat Terowongan Silaturahmi menjadi topik perbincangan di kalangan warganet. Meski telah dibangun sejak beberapa tahun lalu, ternyata masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui tentang jembatan ini, termasuk mereka yang tinggal di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Lantas, seperti apa sejarah, karakteristik, dan makna Terowongan Silaturahmi bagi umat beragama di Indonesia? Simak ulasannya berikut ini ya Genhype.


1. Apa itu Terowongan Silaturahmi?

Terowongan Silaturahmi merupakan sebutan untuk sebuah terowongan yang menghubungkan basement area parkir Masjid Istiqlal dengan halaman Gereja Katedral. Hal ini memungkinkan area parkir Masjid Istiqlal dapat digunakan bersama-sama antara umat Islam dan umat Katolik. 

Melansir dari laman Kementerian Agama RI, pembangunan terowongan ini merupakan wujud lambang kerukunan umat beragama. Selain itu, pembangunan Terowongan Silaturahmi juga merupakan simbol peradaban yang berkelanjutan melalui bangunan masa lalu dan masa kini. Hal tersebut tercermin dalam arsitektur Gereja Katedral yang bergaya neo-gotik khas Eropa dan Masjid Istiqlal yang bernuansa modern.
 

2. Sejarah usulan Terowongan Silaturahmi

Salah satu sosok yang mengusulkan pembangunan Terowongan Silaturahmi ialah eks Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Jauh hari sebelum Terowongan Silaturahmi direalisasikan pembangunannya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Lukman kala itu mengusulkan pembangunan jembatan penghubung di atas jalan protokol, sehingga lebih nampak bukan terowongan bawah tanah yang tak terlihat.

Tujuannya, agar simbol itu bisa lebih jelas dan nampak di permukaan, seperti pesan yang hendak disampaikan kepada dua komunitas agama yakni Islam dan Katolik. Namun dalam perkembangannya usulan dan argumen tersebut tidak menjadi kenyataan. Presiden Jokowi—setelah mendapat masukan dari berbagai kalangan—lebih memilih membuat penghubung dua rumah ibadah itu dalam bentuk sebuah terowongan.

Kehadiran jembatan dinilai  bisa mengganggu pemandangan atau jalan raya yang menghubungkan kedua lokasi itu sendiri. Bisa jadi fasad tertentu di sepanjang koridor yang dilalui jembatan harus diubah dan dibongkar, dan fasilitas yang dilintasi rusak atau terganggu.

Sebaliknya, terowongan dinilai bisa membuat mobilisasi jemaah dari Istiqlal ke Katedral atau sebaliknya bisa lancar. Tidak terhambat karena jalan raya yang menghubungkan dua lokasi ini terbilang padat dan sering macet. Pembangunan terowongan ini juga mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan baik dari sisi pengguna maupun bangunan, lantaran Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral merupakan cagar budaya yang harus dijaga.


3. Sejarah penamaan Terowongan Silaturahmi

Presiden Jokowi memilih dan menamakan simbol penghubung dua rumah ibadah itu dengan Terowongan Silaturahmi. Disebutkan bahwa nama itu merupakan wujud lambang toleransi beragama yang dicitakan Soekarno, lalu dikonkretkan melalui padanan kata yang memiliki bobot religius sekaligus menyatukan pemahaman bersama (mutual understanding). Hal ini karena kata “terowongan” berasal dari bahasa yang dimengerti kedua belah pihak, Islam dan Katolik.

Adapun penamaan Terowongan Silaturahmi diputuskan bukan tanpa pertimbangan yang matang. Terowongan Silaturahmi memiliki makna filosofis yang mendalam. Terowongan merupakan bangunan yang diciptakan untuk memberikan kemudahan akses, baik bagi pejalan kaki, transportasi, pengaliran air, pembangkit listrik, maupun manfaat lain. 

Sedangkan silaturahmi atau yang berarti persaudaraan, meskipun diserap dari bahasa Arab, tetapi baik umat Islam maupun Kristen memahami kandungan makna silaturahmi karena sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini membuat nama Terowongan Silaturahmi memiliki makna yang lebih berbobot. Sebab, selain melancarkan mobilisasi jemaah baik dari Istiqlal maupun Katedral, juga diharapkan bisa menumbuhkan rasa persaudaraan di antara kedua umat agama tersebut. Dengan demikian, Terowongan Silaturahmi juga sebagai media penerapan nilai-nilai kerukunan, toleransi, harmoni, dan kebersamaan antarumat beragama yang sedang diperjuangkan.


4. Mulai dibangun Tahun 2020

Mengutip dari situs Kementerian PUPR RI, Terowongan Silaturahmi mempunyai panjang 33,8 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,5 meter dengan total luas terowongan 339,97 meter persegi. Jarak terdekat antara terowongan dengan pintu masuk Gereja Katedral yakni 32 meter. Sementara itu, jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 meter.

Terowongan bawah tanah ini dibangun Kementerian PUPR mulai 15 Desember 2020 dan selesai pada pada 20 September 2021, bersamaan dengan renovasi Masjid Istiqlal. Pembangunan terowongan ini menelan biaya Rp37,3 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk., manajemen konstruksi PT Virama Karya (Persero), dan perencana PT Yodya Karya (Persero). 

Arsitektur entrance terowongan ini dibangun dengan gaya modern di mana eksteriornya menggunakan material transparan, sehingga kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang. Sementara bagian interior dibuat senada dengan interior Masjid Istiqlal menggunakan marmer.

Baca juga: 10 Masjid Terbesar di Dunia: Istiqlal Jakarta Masuk Daftar

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Dijual Mulai Rp90 Jutaan, Intip Fitur Menarik Kamera Mirrorless Canon EOS R5 Mark II

BERIKUTNYA

Cek Sinopsis Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis, Tayang 18 Oktober 2024 di Bioskop

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: