Menilik Sejarah dan Perkembangan Paralimpiade, Pesta Olahraga Atlet Penyandang Disabilitas
28 August 2024 |
22:00 WIB
Pesta olahraga Paralimpiade atau Paralympic 2024 sebentar lagi akhirnya akan digelar di Paris, Prancis. Ini adalah ajang multi-olahraga internasional untuk para atlet penyandang disabilitas di dunia. Upacara pembukaannya akan berlangsung hari ini, Rabu (28/8/2024).
Pembukaan Paralimpiade Paris 2024 akan berlangsung meriah dan bakal menjadi yang pertama digelar di luar stadion. Rencananya, parade para atlet akan dimulai dari Champs-Elysees dan akan berakhir di Place de la Concorde.
Sama seperti Olimpiade, Paralimpiade juga adalah pesta olahraga bergengsi di dunia. Setiap atlet penyandang disabilitas terbaik di dunia akan saling berkompetisi untuk mendapatkan medali emas.
Baca juga: Jadwal Atlet Indonesia di Paralimpiade Paris 2024, Para Badminton sampai Judo Tunanetra
Mengutip laman resmi Paralympic, sejarah ajang olahraga untuk atlet penyandang disabilitas sebenarnya terlacak lebih dari 100 tahun lalu. Kemudian, klub olahraga pertama tuna rungu juga telah ada pada 1888 di Berlin.
Namun, ajang olahraga bagi penyandang disabilitas masih berjalan sporadis. Barulah setelah Perang Dunia II, program yang lebih terstruktur diperkenalkan. Pada saat itu juga mulai muncul kesadaran untuk membantu veteran peran dan warga sipil yang terluka selama perang.
Pada 1944, atas permintaan Pemerintah Inggris, Dr Ludwig Guttmann membuka pusat cedera tulang belakang di Rumah Sakit Stoke Mandeville, sekitar 60 kilometer di utara London, Inggris. Di sana, olahraga rekreasi untuk penyandang disabilitas mulai rutin dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, pertandingan olahraga yang mulanya hanya untuk rekreasi, mulai berubah jadi pertandingan kompetitif. Dr Gutmann pun mulai menyeriusi hal tersebut.
Pada 29 Juli 1948, hari ketika upacara pembukaan Olimpiade London dibuka, Dr Guttman juga menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda. Dia menamainya dengan Stoke Mandeville Games.
Ada sekitar 16 prajurit pria dan wanita berkursi roda yang bertanding pada cabor panahan. Kompetisi tersebut menjadi tonggak sejarah penting lahirnya Paralimpiade.
Pada 1952, mantan prajurit Belanda ikut bergabung. Kompetisi ini pun menjadi gerakan menarik kala itu dengan nama Olimpiade Internasional Stoke Mandeville.
Olimpiade Stoke Mandeville kemudian berubah jadi Olimpiade Paralimpiade. Ajang ini pertama kali digelar di Roma, Italia, pada 1960. Pesertanya luar biasa, diikuti oleh 400 atlet dari 23 negara berbeda.
Pada 1976, Olimpiade Musim Dingin pertama dalam sejarah Paralimpiade diadakan di Swedia, dan seperti halnya Olimpiade Musim Panas, diadakan setiap empat tahun.
Sejak Olimpiade Musim Panas di Seoul, Korea pada tahun 1988 dan Olimpiade Musim Dingin di Albertville, Prancis pada tahun 1992, Olimpiade juga telah diadakan di kota dan tempat yang sama dengan Olimpiade.
“Istilah ‘Paralympic Games’ baru secara resmi digunakan dan disetujui oleh IOC sejak Olimpiade tahun 1984. Dari tahun 1960 hingga 1980, Olimpiade ini secara resmi dikenal sebagai, International Stoke Mandeville Games,” tulis laman resmi Olympics.
Paralimpiade pun terus berkembang seiring waktu. Selain pesertanya yang terus bertambah, cabang-cabang olahraga baru juga kerap bermunculan. Pada Paralimpiade Tokyo 2021 misalnya, untuk pertama kalinya olahraga para bulu tangkis dan para taekwondo diperkenalkan.
Tahun ini, Paralimpiade akan digelar di Paris, Prancis. Pada gelarannya tahun ini, kontingen Indonesia mengirimkan 35 atlet dari 10 cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang tersebut. Beberapa di antaranya adalah panahan, atletik, balap sepeda, menembak, renang, boccia, bulu tangkis, judo tunanetra, angkat berat, dan tenis meja.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pembukaan Paralimpiade Paris 2024 akan berlangsung meriah dan bakal menjadi yang pertama digelar di luar stadion. Rencananya, parade para atlet akan dimulai dari Champs-Elysees dan akan berakhir di Place de la Concorde.
Sama seperti Olimpiade, Paralimpiade juga adalah pesta olahraga bergengsi di dunia. Setiap atlet penyandang disabilitas terbaik di dunia akan saling berkompetisi untuk mendapatkan medali emas.
Baca juga: Jadwal Atlet Indonesia di Paralimpiade Paris 2024, Para Badminton sampai Judo Tunanetra
Mengutip laman resmi Paralympic, sejarah ajang olahraga untuk atlet penyandang disabilitas sebenarnya terlacak lebih dari 100 tahun lalu. Kemudian, klub olahraga pertama tuna rungu juga telah ada pada 1888 di Berlin.
Namun, ajang olahraga bagi penyandang disabilitas masih berjalan sporadis. Barulah setelah Perang Dunia II, program yang lebih terstruktur diperkenalkan. Pada saat itu juga mulai muncul kesadaran untuk membantu veteran peran dan warga sipil yang terluka selama perang.
Pada 1944, atas permintaan Pemerintah Inggris, Dr Ludwig Guttmann membuka pusat cedera tulang belakang di Rumah Sakit Stoke Mandeville, sekitar 60 kilometer di utara London, Inggris. Di sana, olahraga rekreasi untuk penyandang disabilitas mulai rutin dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, pertandingan olahraga yang mulanya hanya untuk rekreasi, mulai berubah jadi pertandingan kompetitif. Dr Gutmann pun mulai menyeriusi hal tersebut.
Pada 29 Juli 1948, hari ketika upacara pembukaan Olimpiade London dibuka, Dr Guttman juga menyelenggarakan kompetisi pertama untuk atlet kursi roda. Dia menamainya dengan Stoke Mandeville Games.
Ada sekitar 16 prajurit pria dan wanita berkursi roda yang bertanding pada cabor panahan. Kompetisi tersebut menjadi tonggak sejarah penting lahirnya Paralimpiade.
Pada 1952, mantan prajurit Belanda ikut bergabung. Kompetisi ini pun menjadi gerakan menarik kala itu dengan nama Olimpiade Internasional Stoke Mandeville.
Olimpiade Stoke Mandeville kemudian berubah jadi Olimpiade Paralimpiade. Ajang ini pertama kali digelar di Roma, Italia, pada 1960. Pesertanya luar biasa, diikuti oleh 400 atlet dari 23 negara berbeda.
Pada 1976, Olimpiade Musim Dingin pertama dalam sejarah Paralimpiade diadakan di Swedia, dan seperti halnya Olimpiade Musim Panas, diadakan setiap empat tahun.
Sejak Olimpiade Musim Panas di Seoul, Korea pada tahun 1988 dan Olimpiade Musim Dingin di Albertville, Prancis pada tahun 1992, Olimpiade juga telah diadakan di kota dan tempat yang sama dengan Olimpiade.
“Istilah ‘Paralympic Games’ baru secara resmi digunakan dan disetujui oleh IOC sejak Olimpiade tahun 1984. Dari tahun 1960 hingga 1980, Olimpiade ini secara resmi dikenal sebagai, International Stoke Mandeville Games,” tulis laman resmi Olympics.
Paralimpiade pun terus berkembang seiring waktu. Selain pesertanya yang terus bertambah, cabang-cabang olahraga baru juga kerap bermunculan. Pada Paralimpiade Tokyo 2021 misalnya, untuk pertama kalinya olahraga para bulu tangkis dan para taekwondo diperkenalkan.
Tahun ini, Paralimpiade akan digelar di Paris, Prancis. Pada gelarannya tahun ini, kontingen Indonesia mengirimkan 35 atlet dari 10 cabang olahraga yang dipertandingkan di ajang tersebut. Beberapa di antaranya adalah panahan, atletik, balap sepeda, menembak, renang, boccia, bulu tangkis, judo tunanetra, angkat berat, dan tenis meja.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.