5 Hal Menarik di Ajang Indonesia Bertutur 2024, Hadirkan Seniman Lokal & Internasional
17 August 2024 |
06:34 WIB
Gelaran Indonesia Bertutur kembali dihelat tahun ini guna menceritakan keindahan alam dan kekayaan budaya Tanah Air. Ajang ini menjadi bentuk ekspresi guna menuturkan nilai-nilai warisan budaya Indonesia, melalui seni modern yang sarat makna sebagai penghubung antara masa lalu dan masa depan.
Setelah sukses diselenggarakan di Candi Borobudur pada 2022, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, kembali menghadirkan festival tersebut di Bali mulai 7 hingga 18 Agustus 2024.
Dengan mengusung tema “Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama,” acara ini menjadi sebuah wadah ekspresi seni yang mencakup berbagai bentuk seni pertunjukan, seni rupa, film, hingga seni media yang inspiratif.
Baca juga: Festival Indonesia Bertutur Hadir Lagi, Dihelat 7-18 Agustus 2024
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbud, Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa Indonesia Bertutur merupakan upaya untuk menggali mahakarya seni serta budaya Nusantara dengan penjelajahan artistik para seniman Indonesia maupun mancanegara.
Melalui Indonesia Bertutur, diharapkan terbangun dan terpelihara harmonisasi antara masyarakat, khususnya generasi muda dengan pengetahuan sejarah serta warisan budaya masa lampau."Kami ingin memperkenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda dengan cara yang relevan dan aktual,” ujarnya di sela acara Indonesia Bertutut di Bali, Jumat (16/8/2024).
Ada banyak hal menarik yang ditawarkan dalam penyelenggaraan Indonesia Bertutut 2024, sehingga membuat festival ini menjadi istimewa dan bukan hanya sekadar festival seni biasa. Apa saja itu? berikut lima keistimewaan Indonesia Bertutu 2024 yang sudah dirangkum Hypeabis.id.
Ahmad Mahendra, menjelaskan bahwa Subak bukan cuma tentang pengairan sawah, tetapi soal bagaimana kita hidup selaras dengan alam dan sesama manusia. "Ini adalah pesan yang sangat relevan di tengah tantangan lingkungan global saat ini yakni bagaimana menyelaraskan nilai-nilai lokal dengan tantangan modernitas," jelasnya.
“Tahun ini, partisipasi seniman internasional meningkat signifikan. Kami bangga bisa menghadirkan kolaborasi seni yang mempertemukan budaya-budaya dari berbagai belahan dunia,” kata Mahendra.
Kehadiran seniman internasional ini tidak hanya memperkaya konten festival dan memukai secara visual, tetapi juga membuka peluang untuk diplomasi budaya yang lebih luas.
Misalnya, program Maha Wasandra di Batubulan yang menghadirkan pengalaman sakral saat pembukaan, serta program Kathanaya yang menampilkan seni tutur tentang nilai kearifan lokal. Dilanjutkan dengan program Visaraloka di Ubud, menampilkan ekshibisi media dan seni pertunjukan yang menggabungkan teknologi dengan tradisi.
“Program-program ini dirancang untuk menunjukkan betapa dinamisnya seni Indonesia, dari yang tradisional hingga yang inovatif,” ujar Mahendra.
Kemudian area di Nusa Dua, terdapat 3 program utama yakni Anarta dan Kiranamaya mengusung seni pertunjukan dan video mapping yang menakjubkan. Serta program Virama dengan panggung senja yang menghadirkan pertunjukan hiburan dan musik para musisi Indonesia dan mancanegara.
Program seperti Ekayana, yang menampilkan kolaborasi antara musisi, teater monolog, dan penari solo, menjadi salah satu sorotan utama festival. “Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya karya seni, tetapi juga membuka ruang baru untuk eksplorasi kreatif yang melampaui batas-batas disiplin,” jelas Mahendra.
“Kami ingin memastikan bahwa semua orang, dari berbagai latar belakang, dapat menikmati dan merasakan kekayaan budaya yang ditawarkan oleh festival ini,” kata Mahendra.
Dengan segala keunikan dan kekayaan program yang ditawarkan, Indonesia Bertutur 2024 menjadi bukti nyata bagaimana seni dan budaya bisa menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Festival ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan mendidik, mengajak kita semua untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan alam, sesama, dan pencipta.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Setelah sukses diselenggarakan di Candi Borobudur pada 2022, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, kembali menghadirkan festival tersebut di Bali mulai 7 hingga 18 Agustus 2024.
Dengan mengusung tema “Subak: Harmoni dengan Pencipta, Alam, dan Sesama,” acara ini menjadi sebuah wadah ekspresi seni yang mencakup berbagai bentuk seni pertunjukan, seni rupa, film, hingga seni media yang inspiratif.
Baca juga: Festival Indonesia Bertutur Hadir Lagi, Dihelat 7-18 Agustus 2024
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbud, Ahmad Mahendra menjelaskan bahwa Indonesia Bertutur merupakan upaya untuk menggali mahakarya seni serta budaya Nusantara dengan penjelajahan artistik para seniman Indonesia maupun mancanegara.
Melalui Indonesia Bertutur, diharapkan terbangun dan terpelihara harmonisasi antara masyarakat, khususnya generasi muda dengan pengetahuan sejarah serta warisan budaya masa lampau."Kami ingin memperkenalkan kembali warisan budaya kepada generasi muda dengan cara yang relevan dan aktual,” ujarnya di sela acara Indonesia Bertutut di Bali, Jumat (16/8/2024).
Ada banyak hal menarik yang ditawarkan dalam penyelenggaraan Indonesia Bertutut 2024, sehingga membuat festival ini menjadi istimewa dan bukan hanya sekadar festival seni biasa. Apa saja itu? berikut lima keistimewaan Indonesia Bertutu 2024 yang sudah dirangkum Hypeabis.id.
1. Tema Subak yang mendalam
Subak, sistem irigasi tradisional Bali yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, menjadi pusat perhatian dalam festival ini. Tema Subak tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga menyelami filosofi Tri Hita Karana, yang mengajarkan keseimbangan antara manusia, alam, dan pencipta.Ahmad Mahendra, menjelaskan bahwa Subak bukan cuma tentang pengairan sawah, tetapi soal bagaimana kita hidup selaras dengan alam dan sesama manusia. "Ini adalah pesan yang sangat relevan di tengah tantangan lingkungan global saat ini yakni bagaimana menyelaraskan nilai-nilai lokal dengan tantangan modernitas," jelasnya.
2. Kehadiran seniman lokal & internasional
Indonesia Bertutur 2024 menjadi ajang pertemuan para seniman dari berbagai disiplin dan negara. Lebih dari 900 pelaku seni berpartisipasi dalam acara ini, menjadikan Bali sebagai pusat perhatian dunia seni internasional.“Tahun ini, partisipasi seniman internasional meningkat signifikan. Kami bangga bisa menghadirkan kolaborasi seni yang mempertemukan budaya-budaya dari berbagai belahan dunia,” kata Mahendra.
Kehadiran seniman internasional ini tidak hanya memperkaya konten festival dan memukai secara visual, tetapi juga membuka peluang untuk diplomasi budaya yang lebih luas.
3. Program ekspresif & beragam di lokasi berbeda
Festival ini menampilkan sembilan program utama yang diselenggarakan di tiga lokasi berbeda di Bali yakni Batubulan, Ubud, dan Nusa Dua. Setiap lokasi menawarkan pengalaman yang unik, mulai dari pementasan seni tradisional hingga instalasi seni kontemporer.Misalnya, program Maha Wasandra di Batubulan yang menghadirkan pengalaman sakral saat pembukaan, serta program Kathanaya yang menampilkan seni tutur tentang nilai kearifan lokal. Dilanjutkan dengan program Visaraloka di Ubud, menampilkan ekshibisi media dan seni pertunjukan yang menggabungkan teknologi dengan tradisi.
“Program-program ini dirancang untuk menunjukkan betapa dinamisnya seni Indonesia, dari yang tradisional hingga yang inovatif,” ujar Mahendra.
Kemudian area di Nusa Dua, terdapat 3 program utama yakni Anarta dan Kiranamaya mengusung seni pertunjukan dan video mapping yang menakjubkan. Serta program Virama dengan panggung senja yang menghadirkan pertunjukan hiburan dan musik para musisi Indonesia dan mancanegara.
4. Kolaborasi multidisiplin yang menginspirasi
Salah satu daya tarik utama dari Indonesia Bertutur 2024 adalah kolaborasi antara seniman lintas disiplin. Festival ini menjadi platform bagi seniman musik, tari, teater, hingga seni media untuk berkolaborasi dan menciptakan karya-karya baru yang inovatif.Program seperti Ekayana, yang menampilkan kolaborasi antara musisi, teater monolog, dan penari solo, menjadi salah satu sorotan utama festival. “Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya karya seni, tetapi juga membuka ruang baru untuk eksplorasi kreatif yang melampaui batas-batas disiplin,” jelas Mahendra.
5. Akses gratis untuk semua
Indonesia Bertutur 2024 tidak hanya menyasar kalangan tertentu. Festival ini terbuka untuk umum dan bebas biaya, sehingga memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menikmati berbagai pertunjukan seni. Ini adalah langkah penting dalam mendorong aksesibilitas seni dan budaya di Indonesia.“Kami ingin memastikan bahwa semua orang, dari berbagai latar belakang, dapat menikmati dan merasakan kekayaan budaya yang ditawarkan oleh festival ini,” kata Mahendra.
Dengan segala keunikan dan kekayaan program yang ditawarkan, Indonesia Bertutur 2024 menjadi bukti nyata bagaimana seni dan budaya bisa menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Festival ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan mendidik, mengajak kita semua untuk merenungkan kembali hubungan kita dengan alam, sesama, dan pencipta.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.