Film Samsara diputar di ajang Indonesia Bertutur 2024 (Sumber: Hypeabis.id/Dewi Andriani)

Film Samsara Tampil di Indonesia Bertutur 2024, Bawa Nuansa Mistis Bali dengan Visual Ciamik

17 August 2024   |   08:16 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Film terbaru karya sutradara kawakan Garin Nugroho, Samsara, yang telah mendapatkan perhatian internasional saat pemutaran perdananya di Esplanade Concert Hall, Singapura pada 10 Mei 2024, kini telah kembali ke panggung perfilman Tanah Air. 

Untuk pertama kalinya, Samsara dipertunjukkan di Indonesia sebagai bagian dari Program Anarta dalam Indonesia Bertutur 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua, Bali Jumat malam (16/8/2024). Film ini menawarkan pengalaman yang unik yang memikat para pengunjung. 

Meski berupa film bisu dan hitam putih, tetapi melalui tangan dingin Garin Nugroho, film ini justru lebih hidup dan lebih real dengan unsur mistis dan seni khas Bali yang menonjol. Biar enggak penasaran, berikut  empat hal menarik dari Samsara yang Hypeabis.id rangkum, usai menyaksikan secara langsung film Samsara dalam program Anarta Indonesia Bertutur 2024: 

Baca juga: 5 Hal Menarik di Ajang Indonesia Bertutur 2024, Hadirkan Seniman Lokal & Internasional
 

1. Karya bisu yang memukau

Samsara melanjutkan kesuksesan Garin Nugroho setelah Setan Jawa pada 2017 dengan sebuah film bisu hitam putih yang menggabungkan elemen-elemen tradisional dan kontemporer. 

Film ini menonjol dengan visualnya yang artistik, menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali seperti orkestra musik gamelan Bali, tari tradisional, topeng kontemporer, dan seni peran yang teatrikal, dipadukan dengan musik elektronik beserta efek suara, memberikan pengalaman sinematik yang unik dan memukau. 
 

2. Cerita dengan unsur mistis yang mendalam

Berlatar belakang Bali pada 1930-an, Samsara mengisahkan tentang Darta (diperankan Ario Bayu) seorang pria miskin yang cintanya ditolak oleh keluarga sang kekasih, Sinta (diperankan Juliet Widyasari Burnett). Dia kemudian membuat perjanjian gaib dengan Raja Monyet untuk menuntut kekayaan agar mendapatkan restu dari keluarga kekasihnya. Namun, perjanjian gaib tersebut malah membawa petaka di dalam kehidupannya, istri, dan anaknya.

Cerita ini mengeksplorasi tema-tema gelap seperti ritual dan kutukan, menggarisbawahi konflik antara keinginan pribadi dan dampak terhadap keluarga. Meski sifatnya mistis, tetapi film ini tidak menampilkan hal-hal gaib seperti hantu dan sebagainya.

"Tema film ini magic mysticism, realisme dengan unsur mistis yang menonjol, diperkuat dalam bentuk seni tari, seni peran, dan seni musik," ujar Garin. 
 

3. Musik yang memukau

Salah satu unsur menarik dari film ini adalah efek suara dan latar belakang musik yang dimainkan secara langsung saat penayangan film. Musik dalam Samsara merupakan kombinasi yang cermat antara orkestra gamelan Bali yang dimainkan oleh I Wayan Sudirana, dan musik elektronik digital oleh Gabber Modus Operandi (Kasimyn dan Ican Harem). 

Kombinasi ini menciptakan suasana yang megah dan mendalam sehingga memberikan pengalaman berbeda. Hal itu juga membuat film menjadi makin 'hidup' dan seolah penonton di bawah masuk ke dalam dimensi yang berbeda dan terbawa dalam unsur mistis yang nyata. 
 

4. Pertunjukan sinematik yang mengesankan

Di bawah arahan Garin Nugroho, Samsara menawarkan pengalaman sinematik yang berani, menggabungkan seni, nuansa, dan tradisi Indonesia. Dengan produksi yang melibatkan tim kreatif berpengalaman seperti produser Gita Fara dan Aldo Swastia serta penata busana Retno Ratih Damayanti, film ini merupakan contoh karya seni yang mengangkat budaya Indonesia ke panggung internasional. 

Penampilan dari aktor Ario Bayu juga sangat mengesankan dalam menghidupkan karakternya, begitu pula dengan Juliet Widyasari Burnett. Untuk memperkaya pengalaman visual dan emosional film ini melibatkan seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali seperti Gus Bang Sada, I Ketut Arini, dan Aryani Willems. 

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, berharap Samsara menjadi pengingat dan peringatan bagi masyarakat tentang nilai-nilai kearifan lokal. Menurutnya, film ini sangat relevan dengan situasi saat ini di Bali dan diharapkan dapat memicu refleksi serta pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan sejarah Indonesia.

“Samsara adalah contoh bagaimana kearifan lokal kita dapat disampaikan dengan cara yang baru dan relevan. Ini adalah karya seni yang mengandung pesan kuat dan nilai yang patut dihargai,” katanya. 

Dengan penyampaian yang kuat dan eksekusi yang memukau, Samsara menjanjikan pengalaman sinematik yang tidak hanya menghibur tetapi juga mencerahkan, menempatkan Garin Nugroho sebagai salah satu maestro sinema Indonesia. 

"Saya mengagumi sekali, ini art film terbaik yang saya lihat di Indonesia. Soal film, Mas Garin enggak pernah enggak berhasil. Dengan unsur-unsur seni tersebut membuat pesan yang ingin disampaikan dalam film ini benar-benar sampai ke hati," tuturnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Hal Menarik di Ajang Indonesia Bertutur 2024, Hadirkan Seniman Lokal & Internasional

BERIKUTNYA

30 Ucapan Selamat Merayakan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: