Seseorang sedang menjalain periksa mata (Sumber gambar: Pexels/ Ksenia Chernaya)

Waspadai Retina Mata Robek: Penyebab, Gejala, dan Cara Menghindari Kebutaan

14 August 2024   |   15:30 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Selain mata rabun, retina mata robek adalah salah satu kondisi gangguan penglihatan yang kerap dialami oleh beberapa orang. Kondisi ini dapat terjadi akibat penyusutan jaringan vitreous, dan harus segera diobat untuk menghindari masalah penglihatan lebih lanjut atau kebutaan dalam kasus tertentu.

Dokter mata dari KMN EyeCare Maria Magdalena Purba mengatakan bahwa penyusutan jaringan vitreous dapat menyebabkan lapisan retina di belakang bola mata tertarik, sehingga terjadi retina mata robek apabila tarikan yang terjadi cukup besar. Menurutnya, retina mata yang robek sering menyebabkan kondisi yang lebih serius sehingga dapat terjadi retina mata lepas atau ablasio retina.

Baca juga: Ini Lo Waktu yang Tepat untuk Rutin Periksa Mata, Balita sampai Orang Dewasa

“Retina mata robek harus segera diobati untuk menghindari masalah penglihatan lebih lanjut, atau dalam kasus tertentu dapat menyebabkan kebutaan,” katanya dalam siaran pers, Rabu (14/8/2024).

Dia menjelaskan bahwa retina adalah lapisan jaringan saraf yang peka cahaya, dan mengirimkan sinyal ke otak. Kemudian, kiriman dari retina tersebut akan diproses sebagai gambar yang dilihat oleh mata. Menurutnya, kondisi retina mata sangat tipis, sehingga robekan yang ada di dalamnya adalah masalah yang sangat serius.

Dia mengungkapkan, gejala umum retina mata robek adalah munculnya sensasi kilatan cahaya di mata dan floaters. “Floaters adalah gangguan pada penglihatan Anda yang menyerupai benda kecil seperti titik hitam, garis, ada bayangan yang seakan mengambang saat melihat suatu objek,” ujarnya.

Dia menambahkan, pada umumnya, jaringan vitreous di mata mulai menyusut dan menipis seiring dengan pertambahan usia. Biasanya, vitreous bergerak di sekitar retina tanpa menimbulkan masalah. Namun, bagi orang yang memiliki vitreous lebih "lengket", penyusutan itu menarik secara tidak normal dan menyebabkan retina sobek.

Retina yang sobek membuat cairan dapat melewati robekan dan mengangkat atau melepaskan retina. “Terkadang darah bisa bocor ke vitreous. Ini disebut perdarahan vitreous, dan dapat menyebabkan sejumlah besar floaters,” ujarnya.

Dia menuturkan, retina mata yang robek dapat disembuhkan. Kemudian, semakin dini retina mata robek ditangani dengan tepat, maka makin mencegah risiko memburuknya penglihatan atau bahkan resiko kebutaan.

Maria mengatakan bahwa tidak ada cara untuk memprediksi individu yang mungkin mengalami robekan retina atau waktu pasti itu dapat terjadi. Namun, individu dapat lebih waspada ketika memahami faktor-faktor risiko yang memungkinkan retina mata robek.

Menurutnya, ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan oleh individu terkait dengan retina mata robel, yakni memiliki miopia (rabun jauh) dengan derajat tinggi; pernah mengalami katarak, glaukoma, atau operasi mata lain sebelumnya; mengonsumsi obat glaukoma yang membuat pupil kecil.

Kemudian, kondisi lain yang juga perlu menjadi perhatian adalah pernah mengalami cedera atau trauma mata yang serius; memiliki anggota keluarga dengan riwayat ablasio retina; memiliki area yang lemah di retina (yang mungkin dilihat oleh dokter mata selama pemeriksaan); dan proses penuaan pada usia lanjut.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Indonesia Perlu Lebih Aktif Menggencarkan Repatriasi Benda Bersejarah

BERIKUTNYA

3 Tren Kecantikan dari Sephora Edisi Fall/Winter, Ada Cloud Makeup sampai Glass Skin Glo-Up

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: