Ilustrasi dust devil. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Mengenal Fenomena Dust Devil, Tornado Viral di Gunung Bromo

18 July 2024   |   17:34 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Sebuah video baru-baru ini viral di media sosial yang menunjukkan kawasan wisata Gunung Bromo diterjang pusaran angin besar. Angin dengan kekuatan kencang itu menggulung pasir yang ada di kawasan Bromo, menerbangkan seluruh benda dan sampah yang ada di sekitar daerah wisata tersebut.

Dalam video yang beredar, angin besar itu tampak terjadi pada siang hari di kawasan wisata Gunung Bromo, dengan langit biru yang terlihat cerah. Angin besar itu menggulung pasir Gunung Bromo, hingga membentuk pusaran berwarna abu-abu raksasa yang menjulang ke langit.

Masyarakat sekitar sempat menyebut bahwa pusaran angin tersebut merupakan tornado. Namun, diketahui bahwa kejadian itu bukan tornado melainkan fenomena dust devil.

Baca juga: Mengenal Water Toxin, Fenomena Meninggal Dunia Akibat Banyak Minum Air

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) Septi Eka Wardhani menjelaskan fenomena yang dianggap 'tornado' yang terjadi di kawasan lautan pasir Bromo dan sekitar merupakan hal bisa terutama saat musim panas dan kering. Fenomena ini, terangnya, dikenal dengan nama dust devil.

Secara visual, dust devil tampak seperti pusaran angin mirip seperti tornado yang membawa debu dan pasir, namun dengan ukuran yang relatif lebih kecil dari tornado. Fenomena ini pada umumnya terjadi di daerah yang memiliki lapisan pasir dan debu seperti daerah gurun atau padang pasir.

"Dust devil pada umumnya tidak dianggap berbahaya karena kecepatan angin dari dust devil cenderung lebih rendah daripada tornado," katanya dalam keterangan resminya.

Meski tidak berbahaya, Septi mengimbau kepada pengunjung atau pedagang di sekitar kawasan wisata Gunung Bromo untuk  menghindar atau menjauh jika melihat fenomena dust devil. Namun, jika terlanjur berada sangat dekat dengan pusaran angin tersebut, disarankan untuk diam sejenak sambil menutup mata dan melindungi hidung atau saluran pernapasan hingga pusaran angin hilang.
 

Ilustrasi dust devil. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)

Ilustrasi dust devil. (Sumber gambar: Wikimedia Commons)


Apa Itu Dust Devil?

Mengutip dari situs World Meteorological, dust devil atau pusaran debu/pusaran pasir adalah kumpulan partikel debu atau pasir, kadang-kadang disertai sampah kecil, yang terangkat dari tanah dalam bentuk kolom berputar dengan ketinggian bervariasi, diameter kecil, dan sumbu yang hampir vertikal. Pusaran berisi debu ini yang terbentuk akibat pemanasan permukaan yang kuat, umumnya lebih kecil dan tidak sekuat tornado.

Diameter badai debu pada dust devil biasanya berkisar antara 10 hingga 300 kaki, dengan tinggi rata-rata sekitar 500 hingga 1.000 kaki. Di sebagian besar lokasi, dust devil biasanya hanya berlangsung beberapa menit lalu menghilang. Kendati begitu, di gurun yang khas seperti di Arizona utara, dust devil dapat mencapai ketinggian beberapa ribu kaki dan berlangsung sekitar satu jam atau lebih.

Sementara kecepatan angin dalam dust devil maksimal dapat mencapai 60 mph atau lebih. Meskipun umumnya lebih kecil daripada tornado, badai debu tetap bersifat merusak karena mengangkat debu dan puing-puing lainnya ke udara. Struktur kecil dapat rusak bahkan hancur, jika berada di jalur dust devil yang kuat.
 

Penyebab Dust Devil

Menukil dari situs National Weather Service, dust devil umumnya muncul di area dengan permukaan yang sangat panas, dan biasanya terjadi di persimpangan antara berbagai jenis permukaan seperti aspal dan tanah, atau bahkan di ladang irigasi dan jalan tanah.

Dust devil biasanya terjadi saat langit cerah dengan kondisi angin sepoi-sepoi, saat tanah dapat menghangatkan udara hingga suhu jauh di atas suhu tepat di atas tanah. Ini adalah kondisi yang sangat tidak stabil, karena udara yang dipanaskan kurang padat dan lebih ringan daripada udara yang lebih dingin di atasnya.

Jika suhu tanah menjadi jauh lebih hangat daripada udara di atasnya, pencampuran vertikal akan terjadi untuk melepaskan konfigurasi yang tidak stabil ini. Setelah tanah cukup panas, kantong udara lokal akan cepat naik melalui udara yang lebih dingin di atasnya. Aliran udara panas yang terbentuk tiba-tiba ini lah menyebabkan udara melaju cepat secara horizontal ke dasar pusaran yang baru terbentuk. 

Kantong udara yang naik dengan cepat ini dapat mulai berputar, dan jika terus diregangkan ke arah vertikal, kecepatan rotasinya akan meningkat. Peningkatan kecepatan rotasi dari peregangan vertikal ini mirip dengan peningkatan putaran pemain seluncur es saat mereka mendekatkan lengan ke tubuh mereka.

Saat lebih banyak udara panas mengalir masuk ke pusaran yang berkembang untuk menggantikan udara yang naik, efek putaran ini semakin intensif. Saat udara naik, kondisinya mendingin dan akhirnya akan turun kembali melalui pusat pusaran. Dalam kondisi optimal, keseimbangan antara udara panas yang naik di sepanjang dinding luar pusaran dan udara yang lebih dingin yang tenggelam dalam pusaran terjadi.

Dust devil kemudian mulai bergerak melintasi tanah, mengambil lebih banyak debu, yang menyorot pusaran sehingga terlihat oleh mata. Setelah terbentuk, dust devil akan terlihat seperti cerobong atau corong tempat udara panas bergerak ke atas dan melingkar.

Jika pasokan udara hangat tidak stabil, dust devil akan terus bergerak melintasi tanah. Namun, setelah udara hangat kembali ke kondisi yang cenderung stabil, dust devil akan hancur dan menghilang. 

Baca juga: Mengenal Uncanny Valley, Fenomena Menyeramkan yang Ramai di TikTok

Editor: Puput Ady Sukarno

 

SEBELUMNYA

Menanti Gebrakan Teuku Jordan Zacky sebagai National Director Miss Universe Indonesia

BERIKUTNYA

Miss Universe Indonesia Punya Pimpinan Baru & Fakta-fakta Menarik Lainnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: