Ilustrasi anak membaca buku dongeng (Sumber gambar: Josh Applegate/Unsplash)

Moms, Ini Loh Manfaat Membaca Dongeng Bagi Anak

16 July 2024   |   06:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Istilah 'buku adalah jendela dunia' tetap relevan meski era internet mendominasi. Digitalisasi memangkas minat membaca, terutama pada anak-anak, sehingga diperlukan upaya ekstra untuk mengembalikan semangat membaca.
 
Psikolog Anak dari Mentari Anakku Firesta Farizal mengatakan, orang tua perlu mengingat tujuan besar dari membiasakan membaca bagi anak. Salah satu di antaranya adalah manfaat literasi yang kedepannya akan dibutuhkan anak selama duduk di bangku pendidikan dan masa depan kariernya.

Baca juga: Kenalan dengan Komunitas Ayo Dongeng Indonesia & Gulali Festival di Event Patjarmerah Kecil

Dari luar, membaca tampak sebagai kegiatan yang monoton dan tertutup. Padahal kegiatan membaca bisa dibuat dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. “Justru dengan membaca, anak bisa membekali diri dengan kemampuan komunikasi yang baik karena mereka sudah paham literasi,” kata Firesta.
 
Membaca dengan cara-cara interaktif dapat dilakukan dengan cara-cara melibatkan orang tua secara aktif untuk ikut membaca, atau membuat kelompok teman membaca anak bisa menjadi jalan yang efektif sekaligus menarik. Menurutnya, cara orang tua membuat buku menjadi menarik akan berdampak terhadap persepsi anak terhadap buku. 

Firesta menyebut, membuat kegiatan membaca menjadi menarik seperti membaca sembari beraktivitas di luar ruangan merupakan moderasi yang bisa disesuaikan orang tua untuk mendorong anak semangat membaca. Anak bisa membaca sembari berkegiatan dan bermain, kemudian buku bisa menjadi medium untuk memperkenalkan item penting sembari bermain. Sebagai contoh, mengenalkan aneka tumbuhan sembari membawa buku-buku terkait keragaman flora.
 
Dengan cara demikian, anak menjadi tidak jenuh dengan strategi membaca yang pola nya dibuat interaktif dan atraktif. Terlebih, Fiesta menjelaskan jika membaca sejak dini bisa mengasah kemampuan imajinasi dan wawasan anak seiring beranjak dewasa.

“Membaca bermanfaat tidak hanya dari segi literasi, tetapi juga pembentukan konsep diri anak yang melibatkan wawasan dan imajinasi mereka,” kata Firesta.
 
Salah satu metode yang bisa mengasah imajinasi, literasi, dan wawasan anak sekaligus adalah dengan cara mendongeng. Dengan cerita yang dikemas dalam mendongeng, anak-anak bisa melatih imajinasi mereka, pun orang tua bisa belajar mengasah pembawaan mereka menyampaikan cerita kepada anaknya. Secara umum, mendongeng menjadi jalan yang efektif untuk membangun kedekatan antara anak dan orang tuanya.
 
Firesta menjelaskan, jenis buku yang banyak memiliki gambar dan warna sangat menarik bagi anak di usia 1-2 tahun. Pada masa keemasan anak tersebut, buku-buku dongeng direkomendasikan sebagai bacaan yang bisa menarik minat anak terhadap buku.

“Orang tua bisa membaca buku bersama anak di waktu luang, misalnya menjelang tidur," imbaunya. Kegiatan ini bagus untuk membangun kedekatan dan komunikasi antara anak dan orang tua.
 

Tak Menjadikan Buku Sebagai Hukuman

 

Ilustrasi anak membaca buku (Sumber gambar: Jonathan Borba/Unsplash)

Ilustrasi anak membaca buku (Sumber gambar: Jonathan Borba/Unsplash)
 

Sebetulnya minat anak-anak terhadap bacaan tak serta merta rendah. Anak-anak memiliki semangat yang tinggi untuk membaca. Hanya saja, mungkin anak cukup pilah pilih menentukan bahan bacaan yang menarik. Menurunnya, kebiasaan membaca bisa dimulai dengan menyediakan buku-buku bacaan yang menarik di mata anak.
 
Penulis buku Reda Gaudiamo menjelaskan, anak-anak patut diperkenalkan pada buku di masa keemasannya, sebab mereka memiliki daya imajinasi yang tinggi. Minat membaca anak pun akan berkembang seiring waktu. Bahkan, Reda menemukan saat ini banyak anak-anak yang menyukai alur cerita plot twist yang mengejutkan dalam buku bacaan. Jenis cerita demikian juga banyak ditemukan ada buku-buku dongeng pengantar tidur yang bisa mendorong daya imajinasi anak.
 
Ketersediaan bahan bacaan buku yang menarik menjadi salah satu gerbang yang membuka minat anak terhadap minat membaca. Selanjutnya, minat membaca yang tinggi akan berujung pada tingkat literasi yang tinggi pula.  Oleh karena itu, menyediakan bahan bacaan yang menarik menjadi pekerjaan bersama baik bagi pemerintah dan pegiat literasi di Indonesia.
 
Memang diperlukan peran besar orang tua untuk membuat anak tidak menyerah dengan buku. Apalagi, dunia digital dengan banyaknya kegiatan menarik di internet menjadi tantangan yang tak kalah sulit. Namun apabila sudah membiasakan diri, kesukaan anak terhadap buku jarang luntur.
 
“Orang tua punya peran mendorong (minat membaca). Mereka harus menumbuhkan minat itu seiring waktu. Kran faktor awalnya memang minat membaca itu dari kecil,” kata Reda. Menurutnya, anak-anak harus menemukan lebih dahulu keasyikan dalam membaca.
 
Di sini, orang tua berperan penting membentuk persepsi anak terhadap buku. Biasanya, reda menyebut kesukaan anak membaca timbul saat orang tuanya juga suka membaca.

“Kalau ayah ibunya tampak tidak asyik membaca atau bahkan tidak membaca buku, maka akan akan merasa membaca adalah hukuman,” kata Reda. Membuat anak memiliki kontak dengan buku bacaan sudah merupakan tantangan tersendiri. Apabila anak menganggapnya sebagai hukuman, maka ketakutan anak terhadap buku bisa kian tinggi.
 
Saat anak sudah menemukan keasyikan membaca, orang tua tak perlu khawatir jika sewaktu-waktu anak mengambil waktu untuk berhenti membaca beberapa waktu. Karena untuk membuat kebiasaan membaca berkelanjutan memang membutuhkan waktu dan proses belajar yang lama.

"Pada satu waktu mereka berhenti, tapi di lain waktu mereka akan mau kembali dan mencintai buku lagi,” katanya.

Baca juga: 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda


 

SEBELUMNYA

Daftar Anime Summer 2024, Wistoria: Wand and Sword Hingga Quality Assurance in Another World

BERIKUTNYA

Anak Juga Bisa Stres, Cek Gejala & Cara Mengawal Kesehatan Mental Si Kecil

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: