Resensi Buku Memoar William Soeryadjaya, Kisah Jatuh Bangun Legenda Otomotif Indonesia
08 July 2024 |
22:21 WIB
Prasetyo Agung Ginanjar
Jurnalis Hypeabis.id
Kesuksesan William Soeryadjaya sebagai pebisnis tidak datang begitu saja. Pengusaha bernama asli Tjia Kian Long itu dikenal sebagai salah satu sosok pelopor industri otomotif lewat Grup Astra, yang saat ini menjadi raksasa otomotof di di Tanah Air.
Nama William Soeryadjaya mulai moncer saat mendirikan Astra International Inc pada 1957 bersama adiknya Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong. Inilah cikal bakal bisnis otomotif Astra Internasional, yang kini menjadi perakit dan pemasar otomotif asal Jepang di Indonesia.
Namun, kesuksesan Oom Will, tidak datang begitu saja. Kisah jatuh bangun pengusaha itu tertuang dalam buku berjudul Semangat Hidup dan Pasrah kepada Tuhan: Memoar Soeryadjaya. Buku ini ditulis oleh Ramadhan KH, dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.
Baca juga: Review Buku Desi Anwar, Memaknai & Mencerna Fungsi Benda Lewat The Book of Everyday Things
Buku setebal 487 halaman ini menceritakan perjalanan hidup Oom Will membangun Astra hingga berkembang seperti sekarang. Memoar yang dibagi dalam 23 sub judul itu juga menyajikan kisah perjalanan William yang tidak pernah patah arang didera badai.
"Sejak musibah Bank Summa dan kehilangan Astra, dalam doa saya selalu memohon agar Tuhan memberi kekuatan kepada saya untuk mengatasi dampak beban berat, yang berbulan-bulan menindih kami sekeluarga," tutur William dalam bukunya.
Pada sub judul pertama, buku ini membahas bagaimana pebisnis legendaris itu mencoba menyelamatkan Bank Summa yang didirikan oleh putranya, Edward Seky Soeryadjaya. Kemudian pada bab lain, mengisahkan bagaimana dia membangun industri otomotif, hingga keberpihakannya pada pengusaha kecil.
Memoar ini juga menyoroti warisan yang ditinggalkan oleh William Soeryadjaya, baik dalam dunia bisnis maupun masyarakat. Kepemimpinannya yang inspiratif dan prinsip-prinsip yang dipegang teguhnya menjadi teladan bagi generasi pengusaha berikutnya.
William memang bergerak dari usaha kecil-kecilan, yakni memasarkan minuman ringan, mengekspor hasil bumi, hingga minyak serai. Namun, semua kerja memang tidak pernah menghianati hasil. Sebab, Astra International Inc lalu berkembang menjadi bisnis otomotif terbesar di Indonesia.
Momen tersebut terjadi saat saat William banting setir menjadi agen General Motor, yang memasukkan 800 truk Chevrolet ke Indonesia pada 1968. Dia juga melahirkan mobil dengan karakter Indonesia yang menjadi cikal bakal mobil serbaguna, yaitu Toyota Kijang.
Dari penjualan sebesar 200 unit per bulan sejak diluncurkan pada 9 Juni 1977, penjualan Toyota Kijang terus meningkat hingga melewati angka 8 ribu unit per bulan pada 2004. Kini, setelah setelah lebih dari empat dekade, mobil ini juga telah mengalami perkembangan lima generasi.
Selain fokus pada karier bisnisnya, buku ini juga membahas kehidupan pribadi William, termasuk nilai-nilai keluarga, peranannya sebagai suami dan ayah, serta komitmennya terhadap kegiatan sosial dan filantropi yang aktif dalam berbagai inisiatif sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Akhir kata, buku ini adalah memoar yang dapat dijadikan contoh bagi para pengusaha, terutama pengusaha muda, dalam membangun bisnis secara sungguh-sungguh serta meraih kesuksesan untuk membangun bangsa.
“Saya ingin Indonesia, yang sebenarnya kaya akan tanahnya, alamnya, iklimnya, dan penduduknya yang beragam etnis, bisa bersatu, maju, dan tak kalah dengan bangsa lain,” kata William dalam memoarnya.
Data Buku
Baca juga: Resensi Lighter, Panduan Stay in Present di Era Modern
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Nama William Soeryadjaya mulai moncer saat mendirikan Astra International Inc pada 1957 bersama adiknya Tjia Kian Tie, dan temannya, Lim Peng Hong. Inilah cikal bakal bisnis otomotif Astra Internasional, yang kini menjadi perakit dan pemasar otomotif asal Jepang di Indonesia.
Namun, kesuksesan Oom Will, tidak datang begitu saja. Kisah jatuh bangun pengusaha itu tertuang dalam buku berjudul Semangat Hidup dan Pasrah kepada Tuhan: Memoar Soeryadjaya. Buku ini ditulis oleh Ramadhan KH, dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia.
Baca juga: Review Buku Desi Anwar, Memaknai & Mencerna Fungsi Benda Lewat The Book of Everyday Things
Buku setebal 487 halaman ini menceritakan perjalanan hidup Oom Will membangun Astra hingga berkembang seperti sekarang. Memoar yang dibagi dalam 23 sub judul itu juga menyajikan kisah perjalanan William yang tidak pernah patah arang didera badai.
"Sejak musibah Bank Summa dan kehilangan Astra, dalam doa saya selalu memohon agar Tuhan memberi kekuatan kepada saya untuk mengatasi dampak beban berat, yang berbulan-bulan menindih kami sekeluarga," tutur William dalam bukunya.
Pada sub judul pertama, buku ini membahas bagaimana pebisnis legendaris itu mencoba menyelamatkan Bank Summa yang didirikan oleh putranya, Edward Seky Soeryadjaya. Kemudian pada bab lain, mengisahkan bagaimana dia membangun industri otomotif, hingga keberpihakannya pada pengusaha kecil.
Memoar ini juga menyoroti warisan yang ditinggalkan oleh William Soeryadjaya, baik dalam dunia bisnis maupun masyarakat. Kepemimpinannya yang inspiratif dan prinsip-prinsip yang dipegang teguhnya menjadi teladan bagi generasi pengusaha berikutnya.
William memang bergerak dari usaha kecil-kecilan, yakni memasarkan minuman ringan, mengekspor hasil bumi, hingga minyak serai. Namun, semua kerja memang tidak pernah menghianati hasil. Sebab, Astra International Inc lalu berkembang menjadi bisnis otomotif terbesar di Indonesia.
Momen tersebut terjadi saat saat William banting setir menjadi agen General Motor, yang memasukkan 800 truk Chevrolet ke Indonesia pada 1968. Dia juga melahirkan mobil dengan karakter Indonesia yang menjadi cikal bakal mobil serbaguna, yaitu Toyota Kijang.
Dari penjualan sebesar 200 unit per bulan sejak diluncurkan pada 9 Juni 1977, penjualan Toyota Kijang terus meningkat hingga melewati angka 8 ribu unit per bulan pada 2004. Kini, setelah setelah lebih dari empat dekade, mobil ini juga telah mengalami perkembangan lima generasi.
Selain fokus pada karier bisnisnya, buku ini juga membahas kehidupan pribadi William, termasuk nilai-nilai keluarga, peranannya sebagai suami dan ayah, serta komitmennya terhadap kegiatan sosial dan filantropi yang aktif dalam berbagai inisiatif sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Akhir kata, buku ini adalah memoar yang dapat dijadikan contoh bagi para pengusaha, terutama pengusaha muda, dalam membangun bisnis secara sungguh-sungguh serta meraih kesuksesan untuk membangun bangsa.
“Saya ingin Indonesia, yang sebenarnya kaya akan tanahnya, alamnya, iklimnya, dan penduduknya yang beragam etnis, bisa bersatu, maju, dan tak kalah dengan bangsa lain,” kata William dalam memoarnya.
Data Buku
- Judul: Semangat Hidup & Pasrah kepada Tuhan: Memoar William Soeryadjaya.
- Penulis: Ramadhan KH.
- Penata Sampul: Lambok E. Hutabarat
- Penata Letak: Wendie Artswenda
- Tahun Terbit: Juni 2024
- Jumlah Halaman: 494 halaman
- Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
- ISBN:978-623-134-200-3
Baca juga: Resensi Lighter, Panduan Stay in Present di Era Modern
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.