Resensi Lighter, Panduan Stay in Present di Era Modern
20 June 2024 |
18:09 WIB
Hidup manusia tidak bisa lepas dari zona waktu. Setidaknya, terdapat 3 zona waktu yang selalu mengiringi kehidupan manusia mulai dari masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu terkait dengan kejadian lampau yang sudah dilewati manusia, sementara masa kini terkait dengan apa yang dijejaki manusia pada waktu ini.
Selanjutnya, masa depan digambarkan sebagai kejadian yang belum diketahui tetapi pasti terjadi di masa mendatang. Meski tampak terpisah, rupanya ketiga zona waktu ini bisa saling beririsan dan berkait.
Baca juga: Resensi The Art of Letting Go, Belajar Seni untuk Melepaskan
Bagaimana ketiga zona waktu ini mempengaruhi kehidupan manusia dituangkan oleh penulis muda asal Ekuador Yung Pueblo dalam bukunya bertajuk Lighter. Seperti judulnya, buku ini bertujuan membantu meringankan segala beban yang menghambat pembacanya, sehingga menjadi lebih tenang dalam menjalani hidup.
Buku ini juga mengajak pembaca menemukan solusi dari masalah yang mungkin tidak diketahui secara jelas. Pueblo menuangkan bagaimana masa lalu, masa kini, dan masa depan begitu mempengaruhi segala lini hidup manusia yang menjalankannya. Apa yang terjadi di masa lalu dapat membentuk perilaku dan keyakinan seseorang di masa kini yang berujung pada optimisme di masa depan.
Permulaan buku ini menjajaki persoalan pentingnya mengidentifikasi masalah yang mungkin sudha lama membuat seseorang dalam perasaan terjebak. Tanpa disadari, problematika acap kali menguasai tubuh dan pikiran, menciptakan kecemasan dan ketakutan yang membuat manusia terus menghindar dan memilih melanjutkan hidupnya tanpa memahami akar masalah.
Buku ini juga menguliti bahwa manusia tak selalu lari dari masalah. Terkadang, manusia berupaya keras mencari jalan keluar, tetapi tetap saja menemui kesulitan. Terlebih, keputusan dan perasaan yang kalut ini bisa membuat pribadi merasa asing, bahkan dengan hati dan pikirannya sendiri.
Pada pertengahan buku ini, Pueblo mengulas metode penyembuhan mendalam, termasuk tentang pentingnya kekuatan mempercayai intuisi dan bermeditasi. Pueblo juga mencontohnya kekuatan ini pada dirinya sendiri, di mana pikiran dan perasaannya menjadi lebih ringan dan mentalnya terjaga.
Mungkin diperlukan waktu yang panjang untuk menemukan cara yang tepat menyemai konsep melepaskan masa lalu, terkoneksi dengan masa kini, dan mengekspansi masa depan seperti yang dituangkan sepanjang bab-bab buku ini. Namun Pueblo meyakini, jika semua manusia akan menempuh perjalanan yang tidak mudah dalam menemukan metode paling tepat.
Buku ini membawa pesan-pesan penting terkait pentingnya mencintai dan menghargai diri sendiri untuk mencapai suatu kematangan emosional. Bagaimana pentingnya melepaskan apa yang sudah berlalu walau terasa sulit, tentu akan berbuah perasaan dan pikiran yang lebih ringan.
Lepas dari tekanan mas alalu juga membuat kita lebih mudah terhubung dengan masa kini, dan melanjutkan hidup tanpa beban untuk menyonsong masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Resensi Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya, Sebuah Balada Bahtera Rumah Tangga
Editor: Puput Ady Sukarno
Selanjutnya, masa depan digambarkan sebagai kejadian yang belum diketahui tetapi pasti terjadi di masa mendatang. Meski tampak terpisah, rupanya ketiga zona waktu ini bisa saling beririsan dan berkait.
Baca juga: Resensi The Art of Letting Go, Belajar Seni untuk Melepaskan
Bagaimana ketiga zona waktu ini mempengaruhi kehidupan manusia dituangkan oleh penulis muda asal Ekuador Yung Pueblo dalam bukunya bertajuk Lighter. Seperti judulnya, buku ini bertujuan membantu meringankan segala beban yang menghambat pembacanya, sehingga menjadi lebih tenang dalam menjalani hidup.
Buku ini juga mengajak pembaca menemukan solusi dari masalah yang mungkin tidak diketahui secara jelas. Pueblo menuangkan bagaimana masa lalu, masa kini, dan masa depan begitu mempengaruhi segala lini hidup manusia yang menjalankannya. Apa yang terjadi di masa lalu dapat membentuk perilaku dan keyakinan seseorang di masa kini yang berujung pada optimisme di masa depan.
Permulaan buku ini menjajaki persoalan pentingnya mengidentifikasi masalah yang mungkin sudha lama membuat seseorang dalam perasaan terjebak. Tanpa disadari, problematika acap kali menguasai tubuh dan pikiran, menciptakan kecemasan dan ketakutan yang membuat manusia terus menghindar dan memilih melanjutkan hidupnya tanpa memahami akar masalah.
Buku ini juga menguliti bahwa manusia tak selalu lari dari masalah. Terkadang, manusia berupaya keras mencari jalan keluar, tetapi tetap saja menemui kesulitan. Terlebih, keputusan dan perasaan yang kalut ini bisa membuat pribadi merasa asing, bahkan dengan hati dan pikirannya sendiri.
Pada pertengahan buku ini, Pueblo mengulas metode penyembuhan mendalam, termasuk tentang pentingnya kekuatan mempercayai intuisi dan bermeditasi. Pueblo juga mencontohnya kekuatan ini pada dirinya sendiri, di mana pikiran dan perasaannya menjadi lebih ringan dan mentalnya terjaga.
Mungkin diperlukan waktu yang panjang untuk menemukan cara yang tepat menyemai konsep melepaskan masa lalu, terkoneksi dengan masa kini, dan mengekspansi masa depan seperti yang dituangkan sepanjang bab-bab buku ini. Namun Pueblo meyakini, jika semua manusia akan menempuh perjalanan yang tidak mudah dalam menemukan metode paling tepat.
Buku ini membawa pesan-pesan penting terkait pentingnya mencintai dan menghargai diri sendiri untuk mencapai suatu kematangan emosional. Bagaimana pentingnya melepaskan apa yang sudah berlalu walau terasa sulit, tentu akan berbuah perasaan dan pikiran yang lebih ringan.
Lepas dari tekanan mas alalu juga membuat kita lebih mudah terhubung dengan masa kini, dan melanjutkan hidup tanpa beban untuk menyonsong masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Resensi Kemelut Rondasih dan Dua Anaknya, Sebuah Balada Bahtera Rumah Tangga
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.