Dokter Ingatkan Cacar Air Bukan Penyakit Ringan, Vaksin Penting untuk Perlindungan
05 July 2024 |
13:00 WIB
Cacar air atau varicella bukan penyakit ringan karena berpotensi menyebabkan komplikasi terhadap anak. Selain itu, penyakit ini juga memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Oleh karenanya, penting bagi orang tua untuk memberikan imunisasi varisela sebagai upaya pencegahan dan perlindungan.
Dokter Anak Mas Nugroho Ardi Santoso mengatakan bahwa imunisasi varisela penting diberikan kepada anak untuk melindungi dari risiko terkena cacar air. Anak yang sudah mendapatkan vaksinasi memiliki risiko tertular yang sangat rendah.
Tidak hanya itu, dia menuturkan bahwa anak juga akan mengalami gejala yang lebih ringan ketika tertular jika telah mendapatkan vaksinasi jika dibandingkan dengan belum divaksin.
“Apabila belum melakukan vaksinasi varisela, CDC menyarankan untuk melakukan vaksinasi dalam 3-5 hari setelah kontak dengan penderita cacar air,” katanya dalam siaran pers, Jumat (5/7/2024).
Baca juga: Punya Gejala Khas, Ini Perbedaan Monkeypox Dengan Cacar Air
Nugroho menjelaskan bahwa cacar air berisiko memicu komplikasi yang lebih serius, khususnya terhadap bayi, remaja, orang dewasa, wanita hamil, dan pasien immunocompromised atau orang yang memiliki masalah dengan sistem imun.
Beberapa komplikasi tersebut antara lain infeksi bakteri terhadap luka kulit akibat cacar air, yang umumnya dialami pada anak-anak; pneumonia atau radang paru-paru terhadap orang dewasa yang muncul setelah terkena cacar air; dan gangguan terhadap sistem saraf pusat, mulai dari radang selaput otak hingga radang otak.
Selain memicu komplikasi yang lebih serius, cacar air punya punya tingkat penularan yang tinggi. Dia mengatakan bahwa penularan cacar air terjadi ketika seseorang yang terinfeksi menyebarkan virus kepada orang lain yang belum pernah mengalami penyakit tersebut.
“Tingkat penularannya sangat tinggi, hingga mencapai 90 persen. Artinya, seseorang yang tidak memiliki kekebalan dan berada dalam kontak dekat dengan penderita cacar air berpotensi besar untuk tertular," katanya.
Dia menambahkan, seseorang yang terinfeksi virus varicella-zoster (VZV) bisa menularkannya mulai 1 hingga 2 hari sebelum timbulnya ruam hingga semua lesi cacar air mengering. Menurutnya, penyakit itu masih dianggap menular sampai tidak ada lesi baru yang muncul selama 24 jam.
Penderita cacar air memiliki gejala awal berupa demam ringan yang timbul setelah 10-21 hari tubuh terpapar virus varicella. Setelah 1 hingga 2 hari, individu akan mendapati kemunculan ruam kemerahan di dada, punggung, wajah, dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Dia mengungkapkan, individu seringkali merasa gatal akibat ruam yang timbul. Kemudian, ruam akan berkembang cepat dari tahap awal berupa elsi merah atau makula, menjadi tonjolan (Papular), dan berisi cairan (Vesikuler) sebelum mengering.
“Gejala ini biasanya berlangsung selama 4-7 hari sampai semua lesi menjadi koreng,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa cacar air rentan menyerang anak-anak - terutama pada usia sekolah, dan seringkali dianggap sebagai penyakit ringan.
Kemudian, anak berusia 13 tahun atau lebih perlu mendapatkan 2 dosis dengan interval dari 4 sampai 6 minggu. 2 dosis vaksin varisela efektif hingga 90 persen mencegah cacar air dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin muncul.
Dia menambahkan, semua pihak dapat berperan menciptakan kekebalan kelompok yang tinggi dengan memberikan imunisasi kepada anak-anak. Dengan begitu, setiap individu dapat melindungi orang yang rentan dan tidak dapat menerima vaksin.
“Ini berarti bahwa imunisasi varisela bukan hanya melindungi individu yang mendapatkan vaksin, tetapi juga berperan dalam melindungi seluruh komunitas dari ancaman wabah penyakit cacar air,” katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dokter Anak Mas Nugroho Ardi Santoso mengatakan bahwa imunisasi varisela penting diberikan kepada anak untuk melindungi dari risiko terkena cacar air. Anak yang sudah mendapatkan vaksinasi memiliki risiko tertular yang sangat rendah.
Tidak hanya itu, dia menuturkan bahwa anak juga akan mengalami gejala yang lebih ringan ketika tertular jika telah mendapatkan vaksinasi jika dibandingkan dengan belum divaksin.
“Apabila belum melakukan vaksinasi varisela, CDC menyarankan untuk melakukan vaksinasi dalam 3-5 hari setelah kontak dengan penderita cacar air,” katanya dalam siaran pers, Jumat (5/7/2024).
Baca juga: Punya Gejala Khas, Ini Perbedaan Monkeypox Dengan Cacar Air
Nugroho menjelaskan bahwa cacar air berisiko memicu komplikasi yang lebih serius, khususnya terhadap bayi, remaja, orang dewasa, wanita hamil, dan pasien immunocompromised atau orang yang memiliki masalah dengan sistem imun.
Beberapa komplikasi tersebut antara lain infeksi bakteri terhadap luka kulit akibat cacar air, yang umumnya dialami pada anak-anak; pneumonia atau radang paru-paru terhadap orang dewasa yang muncul setelah terkena cacar air; dan gangguan terhadap sistem saraf pusat, mulai dari radang selaput otak hingga radang otak.
Selain memicu komplikasi yang lebih serius, cacar air punya punya tingkat penularan yang tinggi. Dia mengatakan bahwa penularan cacar air terjadi ketika seseorang yang terinfeksi menyebarkan virus kepada orang lain yang belum pernah mengalami penyakit tersebut.
“Tingkat penularannya sangat tinggi, hingga mencapai 90 persen. Artinya, seseorang yang tidak memiliki kekebalan dan berada dalam kontak dekat dengan penderita cacar air berpotensi besar untuk tertular," katanya.
Dia menambahkan, seseorang yang terinfeksi virus varicella-zoster (VZV) bisa menularkannya mulai 1 hingga 2 hari sebelum timbulnya ruam hingga semua lesi cacar air mengering. Menurutnya, penyakit itu masih dianggap menular sampai tidak ada lesi baru yang muncul selama 24 jam.
Penderita cacar air memiliki gejala awal berupa demam ringan yang timbul setelah 10-21 hari tubuh terpapar virus varicella. Setelah 1 hingga 2 hari, individu akan mendapati kemunculan ruam kemerahan di dada, punggung, wajah, dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Dia mengungkapkan, individu seringkali merasa gatal akibat ruam yang timbul. Kemudian, ruam akan berkembang cepat dari tahap awal berupa elsi merah atau makula, menjadi tonjolan (Papular), dan berisi cairan (Vesikuler) sebelum mengering.
“Gejala ini biasanya berlangsung selama 4-7 hari sampai semua lesi menjadi koreng,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa cacar air rentan menyerang anak-anak - terutama pada usia sekolah, dan seringkali dianggap sebagai penyakit ringan.
Waktu pemberian vaksin
Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), vaksin varisela perlu diberikan secara lengkap 2 dosis terhadap anak mulai usia 12 sampai 18 bulan dengan interval dari 6 minggu sampai 3 bulan.Kemudian, anak berusia 13 tahun atau lebih perlu mendapatkan 2 dosis dengan interval dari 4 sampai 6 minggu. 2 dosis vaksin varisela efektif hingga 90 persen mencegah cacar air dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin muncul.
Dia menambahkan, semua pihak dapat berperan menciptakan kekebalan kelompok yang tinggi dengan memberikan imunisasi kepada anak-anak. Dengan begitu, setiap individu dapat melindungi orang yang rentan dan tidak dapat menerima vaksin.
“Ini berarti bahwa imunisasi varisela bukan hanya melindungi individu yang mendapatkan vaksin, tetapi juga berperan dalam melindungi seluruh komunitas dari ancaman wabah penyakit cacar air,” katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.