Para seniman dalam pameran Tiga Sisi: Jelajah & Media (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)

Mereinkarnasi Karya Lama dengan Medium Terracota Powder

03 July 2024   |   12:22 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

6 karya berjudul Symphony of Osmosis, Nature’s Exchange, Osmosis in nature’s embrace, Balancing Art, Osmotic Landscapes, dan Nature’s Osmotic Dance terpajang di salah satu sudut dinding ruang pameran Galeri Nasional Indonesia. Berbeda dari lainnya, karya ini merupakan reinkarnasi dari karya lama.

Seniman Endang Lestari mengungkapkan bahwa ide untuk mereinkarnasi karya lama menjadi karya baru lantaran kondisinya sudah mengalami kerusakan atau pecah, mengingat keramik sangat rentan rusak. Namun, dia tidak ingin membuangnya karena memiliki memori tentang karya tersebut.

Baca juga: Seniman Patricia Untario Menghidupkan Botol Wine Bekas dalam Instalasi Kaca Fragmen

Perempuan lulusan pendidikan Seni Rupa di Insitut Seni Indonesia Yogyakarta itu pun menghadirkan karya baru dengan pesan dan konsep-konsep spiritual. Dia mengibaratkan bahwa karya itu ada kesamaan seperti manusia yang memiliki proses dalam kelahiran dan kematiannya.

“Ketika manusia lahir, dia melalui proses. [Kemudian] Dia akan mati - dan mati bukan akhir dari kehidupan. [Kematian] Itu proses kelahiran kembali. Begitu juga dengan karya, ketika dia rusak dan pecah, sebenarnya dia sedang melalui persiapan untuk hadir kembali,” katanya kepada Hyepabis.id.

Seniman yang kerap disapa Tari itu mengubah karya lama dalam bentuk 3 dimensi menjadi karya baru melalui proses yang panjang. Karya lama yang sudah mengalami kerusakan atau pecah itu diolah kembali sehingga menjadi bubuk.

Kemudian, dia mengaplikasikan bubuk itu ke atas kanvas, sehingga menghasilkan karya 2 dimensi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

Tidak hanya itu, 6 karya hasil reinkarnasi itu juga memiliki makna yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Karya berjudul Nature’s Exchange dengan ukuran 100 cm x 100 cm – sebagai contoh – adalah karya yang melambangkan hubungan timbal balik antara manusia dan alam melalui proses alami.

Sementara contoh lainnya, yakni Symphony of Osmis dengan ukuran 160 cm x 120 cm merupakan karya yang melambangkan harmoni dan keseimbangan proses osmosis dalam lingkungan alam.

Enam karya dengan medium terracota powder itu hanya salah satu dari sekian banyak ekspolorasi medium yang kerap dilakukan oleh Tari. Dalam pameran Tiga Sisi: Jelajah & Media yang berlangsung sampai 4 Juli 2024, wanita lulusan pendidikan Seni Rupa di Insitut Seni Indonesia Yogyakarta itu menghadrikan karya dengan eksplorasi media yang beragam.

Selain terracota powder yang terdapat dalam 6 karya di atas, dia juga mengeksplorasi medium lain dalam karya berbeda di pameran ini. Salah satunya adalah dalam karya berjudul Osmosis Of Souls dengan ukuran 103 cm x 93 cm.

Dia menggunakan mix media, oil painting, dan ceramic gold on Galvanis plate dalam karya yang menggambarkan proses saling menyerap energi dan emosi antarindividu itu. Selain itu, ada juga karya berjudul Harmony in Diffusion dengan medium mixed media, oil painting, ceramic, terracotta, on Galvanis plate berukuran 45 x 40 cm.

Karya yang terdiri dari 9 panel itu Menekankan keseimbangan dan harmoni yang tercipta melalui proses osmosis.
Tari mengatakan, karya dalam pameran ini merupakan hasil eksplorasi diri selama hampir 2 dekade berkarya. Selama itu, dia mengungkapkan menemukan banyak pengalaman batin yang menarik dan unik ketika mengeksplorasi media keramik.


Penjelajahan & Jalan Sulit

Dalam kuratorialnya, Kurator pameran Asikin Hasan mengungkapkan bahwa sang seniman yang dekat dengan karya-karya trimarta melihat kehidupan seperti ralitas asal usul keramik; sesuatu yang datang dari perut bumi, dan pada saatnya kembali lagi ke tempat yang sama.

Dia mengungkapkan bahwa Tari yang bertahun-tahun menggeluti media lempung, di samping menjelajahi juga material logam, dan memanfaatkan efek grafis dalam karya-karya keramiknya percaya terhadap penjelajahan dan jalan sulit untuk sampai di sebuah hasil maksimal.

Asikin menilai bahwa karya-karya sang seniman cenderung menggambarkan hubungan timbal balik antara manusia dan alam sejalan dengan penjelajahan yang dilaluinya.

Menurutnya, Endang Lestari dengan latar belakangnya sebagai seniman keramik membuat simbol dan warna menjadi lebih kaya lantaran dari karya tiga dimensi masuk ke dua dimensi. Tidak hanya itu, dia juga mengembangkan sisi grafis.

Baca juga: Daftar Karya Seniman Unggulan di ARTJOG 2024 yang Tidak Boleh Dilewati

“Bahkan tradisi dalam melukis dikembangkan. Dia keluar masuk ke dalam karya tiga dimensi dan dua dimensi,” ujarnya.
Lewat karya-karya yang tersaji, sang seniman membuat penikmat seni tidak lagi melihat hal realis. Dia membuat karyanya terbuka untuk berbagai macam tafsir, dan karya yang baik tidak memiliki tafsir tunggal.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

5 Fakta Menarik Sabrina Carpenter, Mantan Bintang Disney yang Mengorbit Lewat Musik

BERIKUTNYA

4 Fakta Menarik Reality Show LOL Indonesia: Yang Ketawa Kalah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: