YouTube Music. (Sumber foto: Pexels/Sanket Mishra)

YouTube Cari Peluang Buat Perjanjian AI dengan Label Rekaman Musik

29 June 2024   |   10:00 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Setelah meluncurkan fitur AI generatif yang menghasilkan musik dengan gaya artis terkenal, YouTube berencana mengkloning lebih banyak musisi. Perusahaan dilaporkan mengambil langkah untuk menghindari masalah hak cipta, dengan menawarkan pembayaran kepada label musik untuk melisensikan lagu mereka guna pelatihan model AI.

Dilansir dari Financial Times melaporkan, situs milik Google ini memerlukan konten untuk alat pembuatan musik baru yang rencananya akan diluncurkan akhir tahun ini.

Mereka pun diperkirakan akan membayar biaya lisensi satu kali kepada label besar, seperti Sony, Warner dan Universal Music Group (UMG), daripada membayar biaya royalti per penggunaan seperti layanan streaming musik. Namun, peraturan tersebut akan berlaku untuk artis tertentu bukan seluruh katalog label. 

Baca juga: Youtube Uji Fitur Hype yang Bisa Dongkrak Konten Jadi Trending

Tahun lalu, YouTube diketahui mulai menguji Dream Track, yang dirilis ke sejumlah pembuat konten yang dapat memberikan perintah teks atau menyenandungkan lagu untuk menghasilkan klip audio berdurasi 30 detik yang meniru gaya artis musik seperti Charli XCX, Demi Lovato, John Legend, dan lain-lain.

Mengutip laporan FT, hasil dari negosiasi ini bergantung pada label untuk mendorong artis mereka berpartisipasi dalam proyek YouTube, yang mungkin merupakan tantangan besar. 

Pada Januari lalu, lebih dari 200 artis lebih dari 200 artis – termasuk Billie Eilish, Pearl Jam, dan Katy Perry – juga menyerukan perusahaan teknologi untuk berhenti menggunakan AI untuk melanggar dan merendahkan hak-hak seniman manusia.

Di sisi lain, YouTube bertujuan untuk melisensikan musik dari puluhan artis yang akan digunakan untuk melatih alat AI baru yang rencananya akan diluncurkan YouTube akhir tahun ini. 

Biaya yang bersedia dibayar oleh YouTube untuk lisensi ini belum diungkapkan, tapi laporan tersebut mengatakan bahwa kemungkinan besar ini adalah pembayaran satu kali saja dan bukan berdasarkan royalti.

Terlepas dari itu, baik artis maupun label yang mewakili mereka kemungkinan besar akan perlu diberi keyakinan dan negosiasi ini diprediksi akan berlangsung cukup alot. Sony Music, misalnya, secara ekstensif memperingatkan perusahaan-perusahaan AI terhadap penggunaan tidak sah atas kontennya, dan UMG bersedia untuk sementara waktu menarik seluruh katalog musiknya dari TikTok.

Berita tentang diskusi ini muncul hanya beberapa hari setelah Asosiasi Industri Rekaman Amerika (RIAA), yang mewakili label rekaman seperti Sony, Warner, dan UMG, mengajukan tuntutan hukum pelanggaran hak cipta terpisah terhadap dua perusahaan terkemuka di bidang musik AI generatif. 

Label tersebut menuduh bahwa keluaran dari Suno dan Udio diproduksi menggunakan penyalinan rekaman suara tanpa izin dalam skala besar dan RIAA meminta ganti rugi hingga US$150.000 per pelanggaran. 

Baca juga: 10 Channel YouTube Anak dengan Subscriber Terbanyak di Dunia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 
 

SEBELUMNYA

6 Langkah Penting Bagi Investor Muda saat Menghadapi Tanda-Tanda Krisis Ekonomi

BERIKUTNYA

Simak Sejarah & Tema Hari Keluarga Nasional 2024, Diperingati Tiap 29 Juni

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: