Cara Billy Christian Meramu Horor Berbalut Action di film Marni: The Story of Wewe Gombel
21 June 2024 |
10:30 WIB
Eksplorasi genre horor Indonesia belakangan makin melebar. Tak hanya menjual rasa takut dan jumpscare, sejumlah film horor kini mulai menggabungkannya elemen genre lain, seperti action. Konsep ini juga muncul pada film Marni: The Story of Wewe Gombel.
Sutradara Billy Christian mengatakan penambahan elemen genre lain, seperti action, di dalam sebuah film horor memberi banyak pengaruh penting. Sebab, sisi entertainment sebuah film jadi bertambah.
Baca juga: Simak Teaser Fim Marni: The Story Of Wewe Gombel yang Diangkat dari Kisah Nyata
Dengan demikian, di dalam bioskop, penonton tak hanya merasakan sensasi rasa takut saja. Namun, ada sajian seni bela diri yang memberi warna lain. Sisi ini juga bisa membuat penonton tak bosan dijejali oleh horor yang itu-itu saja.
Dalam menggarap film Marni: The Story of Wewe Gombel, Billy mengaku bekerja sama dengan Uwais Team. Dia ingin elemen action yang dihadirkannya benar, tetapi tetap punya sinematik yang baik.
Selama proses kreatif, Billy banyak berdiskusi dengan Iko Uwais. Menurutnya, Iko banyak memberi masukan yang berarti, terkait dengan sisi bela diri seperti apa yang akan ditonjolkan, hingga pertimbangan angle kamera saat nanti proses syuting berlangsung.
Satu hal yang kiranya menjadi diskusi cukup panjang adalah karena seni bela diri di film ini dimainkan oleh manusia dan setan. Dia pun awalnya bingung, bagaimana mengkonsepkan setan yang melakukan bela diri.
Namun, akhirnya ada garis tengah yang coba diambil. Setan, dalam hal ini adalah Wewe Gombel, dulunya berprofesi sebagai tukang jamu. Latar belakang ini menuntut karakter tak memiliki sisi bela diri yang fasih.
“Oleh karena itu, yang saya coba tekankan kepada Iko adalah bagaimana bela diri di film ini bisa enak dilihat, benar, tetapi tidak kelihatan bahwa mereka adalah orang yang sudah berlatih lama. Kan beda, cara bertarung orang yang punya latar belakang bela diri dan tidak,” terangnya.
Untuk mempersiapkan scene bela diri, Billy menyebut para pemain sebelumnya telah diberi workshop rutin sebelum syuting. Dalam workshop tersebut, para pemain mendapat arahan aksi bela diri yang baik.
Sementara itu, Amanda Rigby mengatakan proses latihan bela diri berlangsung sekitar satu bulan. Secara rutin, pemain mencoba beberapa gerakan khusus yang akan ditampilkan di dalam film.
Tak hanya sekadar baku hantam, beberapa adegan juga menuntut pemain terbang dengan ditarik sling baja. Hal ini pun menjadi pengalaman baru dan menarik baginya.
“Selain soal teknik, satu hal yang penting adalah bagaimana scene bela diri bisa dimainkan secara baik, tetapi juga aman untuk dijalani oleh pemain,” imbuhnya.
Tak jauh berbeda, Hannah Al Rasyid mengatakan selain berlatih di workshop, beberapa gerakan juga rutin dipraktikan di rumah. Selain akan membuat gerakan lebih mulus, latihan di rumah penting untuk menjaga fleksibilitas tubuh.
“Banyak adegan fighting yang mengharuskan badan aku untuk fleksibel untuk fight dengan lawan main aku,” jelasnya.
Seperti judulnya, Marni: The Story of Wewe Gombel akan mengeksplorasi kisah awal mula legenda wewe gombel muncul. Film ini akan mengikuti kisah hidup Marni, seorang penjual jamu di sebuah desa yang cantik.
Hidup berjalan biasa-biasa aja awalnya, hingga kemudian Marni mengalami kejadian tragis. Dia menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pemuda desa. Dia pun menjadi frustasi menjalani hidup.
Tak cukup sampai di situ, beberapa lama kemudian diketahui Marni hamil. Dia dan anaknya pun kemudian dimusuhi oleh seluruh warga desa. Dia pun diusir dari desa ke hutan dan menetap di sebuah pohon besar.
Film yang diproduksi oleh SIEN Entertainment, RA Pictures, Legacy Pictures, A&Z Films, dan JJ Global Group ini direncanakan tayang di bioskop pada 27 Juni 2024.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sutradara Billy Christian mengatakan penambahan elemen genre lain, seperti action, di dalam sebuah film horor memberi banyak pengaruh penting. Sebab, sisi entertainment sebuah film jadi bertambah.
Baca juga: Simak Teaser Fim Marni: The Story Of Wewe Gombel yang Diangkat dari Kisah Nyata
Dengan demikian, di dalam bioskop, penonton tak hanya merasakan sensasi rasa takut saja. Namun, ada sajian seni bela diri yang memberi warna lain. Sisi ini juga bisa membuat penonton tak bosan dijejali oleh horor yang itu-itu saja.
Dalam menggarap film Marni: The Story of Wewe Gombel, Billy mengaku bekerja sama dengan Uwais Team. Dia ingin elemen action yang dihadirkannya benar, tetapi tetap punya sinematik yang baik.
Selama proses kreatif, Billy banyak berdiskusi dengan Iko Uwais. Menurutnya, Iko banyak memberi masukan yang berarti, terkait dengan sisi bela diri seperti apa yang akan ditonjolkan, hingga pertimbangan angle kamera saat nanti proses syuting berlangsung.
Satu hal yang kiranya menjadi diskusi cukup panjang adalah karena seni bela diri di film ini dimainkan oleh manusia dan setan. Dia pun awalnya bingung, bagaimana mengkonsepkan setan yang melakukan bela diri.
Namun, akhirnya ada garis tengah yang coba diambil. Setan, dalam hal ini adalah Wewe Gombel, dulunya berprofesi sebagai tukang jamu. Latar belakang ini menuntut karakter tak memiliki sisi bela diri yang fasih.
“Oleh karena itu, yang saya coba tekankan kepada Iko adalah bagaimana bela diri di film ini bisa enak dilihat, benar, tetapi tidak kelihatan bahwa mereka adalah orang yang sudah berlatih lama. Kan beda, cara bertarung orang yang punya latar belakang bela diri dan tidak,” terangnya.
Untuk mempersiapkan scene bela diri, Billy menyebut para pemain sebelumnya telah diberi workshop rutin sebelum syuting. Dalam workshop tersebut, para pemain mendapat arahan aksi bela diri yang baik.
Sementara itu, Amanda Rigby mengatakan proses latihan bela diri berlangsung sekitar satu bulan. Secara rutin, pemain mencoba beberapa gerakan khusus yang akan ditampilkan di dalam film.
Tak hanya sekadar baku hantam, beberapa adegan juga menuntut pemain terbang dengan ditarik sling baja. Hal ini pun menjadi pengalaman baru dan menarik baginya.
“Selain soal teknik, satu hal yang penting adalah bagaimana scene bela diri bisa dimainkan secara baik, tetapi juga aman untuk dijalani oleh pemain,” imbuhnya.
Tak jauh berbeda, Hannah Al Rasyid mengatakan selain berlatih di workshop, beberapa gerakan juga rutin dipraktikan di rumah. Selain akan membuat gerakan lebih mulus, latihan di rumah penting untuk menjaga fleksibilitas tubuh.
“Banyak adegan fighting yang mengharuskan badan aku untuk fleksibel untuk fight dengan lawan main aku,” jelasnya.
Seperti judulnya, Marni: The Story of Wewe Gombel akan mengeksplorasi kisah awal mula legenda wewe gombel muncul. Film ini akan mengikuti kisah hidup Marni, seorang penjual jamu di sebuah desa yang cantik.
Hidup berjalan biasa-biasa aja awalnya, hingga kemudian Marni mengalami kejadian tragis. Dia menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pemuda desa. Dia pun menjadi frustasi menjalani hidup.
Tak cukup sampai di situ, beberapa lama kemudian diketahui Marni hamil. Dia dan anaknya pun kemudian dimusuhi oleh seluruh warga desa. Dia pun diusir dari desa ke hutan dan menetap di sebuah pohon besar.
Film yang diproduksi oleh SIEN Entertainment, RA Pictures, Legacy Pictures, A&Z Films, dan JJ Global Group ini direncanakan tayang di bioskop pada 27 Juni 2024.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.