Film Marni: The Story of Wewe Gombel, Padukan Horor Urband Legend dengan Action yang Kuat

Satu lagi film bergenre horor akan mewarnai bioskop Indonesia, berjudul Marni: The Story of Wewe Gombel, film ini mencoba menampilkan urband legend yang sudah sangat terkenal di berbagai penjuru daerah, tetapi mengemasnya dengan sejumlah unsur kebaruan yang unik.

Seperti judulnya, Marni: The Story of Wewe Gombel akan mengeksplorasi kisah awal mula legenda wewe gombel muncul. Film ini akan mengikuti kisah hidup Marni, seorang penjual jamu di sebuah desa yang cantik.

Baca juga: Cara Billy Christian Meramu Horor Berbalut Action di film Marni: The Story of Wewe Gombel

Hidup berjalan biasa-biasa aja awalnya, hingga kemudian Marni mengalami kejadian tragis. Dia menjadi korban pemerkosaan oleh sekelompok pemuda desa. Dia pun menjadi frustasi menjalani hidup.

Tak cukup sampai di situ, beberapa lama kemudian diketahui Marni hamil. Dia dan anaknya pun kemudian dimusuhi oleh seluruh warga desa. Dia pun diusir dari desa ke hutan dan menetap di sebuah pohon besar.
 
Produser Fransen Susanto mengatakan kisah wewe gombel memang telah beberapa kali dialihwanakan ke dalam film. Tak ingin mengulang apa yang sudah ada, kini dirinya ingin memberikan sentuhan berbeda dari film produksinya.

Alih-alih hanya mengandalkan jumpscare semata, Marni: The Story of Wewe Gombel justru hadir dengan struktur cerita yang kuat. Bukan hanya apa yang ditampilkan di depan layar saja, latar belakang setiap tokoh pun menjadi satu petunjuk penting yang membuat film ini punya sisi misterius yang kuat.

Fransen mengatakan ide film ini sendiri sudah ada sejak 2019. Namun, kala itu, dirinya masih mencoba meramu ide dasar cerita. Setelah pandemi Covid-19, ide-ide baru terus bermunculan. Hingga akhirnya, kini film ini akan segera tayang di bioskop.

“Idenya berangkat dari satu fenomena menarik di era 1990-an. Saat itu ada namanya tim Pemburu Hantu. Dia ini mencari hantu dan berkelahi, tetapi kasat mata. Lalu, terpikir bagaimana kalau peristiwa tersebut divisualisasikan,” ujar Fransen.

Jadilah, Marni: The Story of Wewe Gombel pun menjadi horor yang punya unsur action yang kuat. Dia berharap, selain dapat menikmati sensasi seram, penonton juga mendapat hiburan lain berupa action, selain tentu saja adalah cerita.

Untuk memperkuat sisi action, Fransen Susanto bekerja sama dengan Iko Uwais Team. Para aktor diberi waktu pendalaman karakter yang cukup, termasuk memahami seni bela diri sehingga ketika tampil di layar menjadi lebih terstruktur.

Sementara itu, sutradara Billy Christian mengatakan tantangan dalam menyutradarai film ini adalah menggabungkan unsur action dan horor. Sebab, selama ini hantu di Indonesia kerap kali digambarkan statis saat menakuti seseorang.

Namun, kali ini, dirinya harus menciptakan karakter hantu yang lebih fleksibel. Dia tak hanya bisa terbang saja, tetapi juga mampu bela diri. Beruntung, berkat persiapan yang matang, proses syuting pun berjalan lancar.

“Ini horor ada perbedaan, karena ada action. Kami ingin memberi  sedikit perbedaan dari segi action yang
lebih mengarah ke thriller-nya juga,” terangnya.
 
Billy mengatakan Marni: The Story of Wewe Gombel akan memberikan sensasi tontonan yang tak hanya menakutkan, tetapi juga punya nilai pesan yang sangat kuat terhadap feminisme, keluarga, dan tantangan seorang single parent.

Film yang diproduksi oleh SIEN Entertainment, RA Pictures, Legacy Pictures, A&Z Films, dan JJ Global Group ini direncanakan tayang pada 27 Juni 2024. Selain ceritanya yang menarik, film ini juga dibintangi oleh sederet aktor ternama, dari Shareefa Daanish, Ismi Melinda, Hannah Al Rashid, Amanda Rigby, hingga Reza Hilman.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News) 

Editor: Nirmala Aninda