Ilustrasi migrain (Sumber gambar: Kindel Media/Pexels)

Ketahui Faktor Risiko & Fase Serangan Migrain, Bukan Sakit Kepala Biasa

19 June 2024   |   17:44 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Kesadaran soal migrain digaungkan pada Juni setiap tahunnya. Sebab, ini diperingati sebagai Bulan Kesadaran Migrain & Sakit Kepala (Migraine & Headache Awareness Month). Agenda ini hadir sebagai pengingat pentingnya meningkatkan kesadaran tentang migrain bagi pasien yang mengalaminya. 

Masalahnya, migrain yang sering dianggap sebagai nyeri kepala biasa memiliki efek yang jauh lebih berbahaya. Padahal, migrain tidak bisa disamakan dengan sakit kepala biasa. 

Ketua Tim Kerja Gangguan Otak, Direktorat Pencegahan & Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Tiersa Vera Junita, mengatakan migrain dapat berkembang menjadi penyakit kronis dan memengaruhi kualitas hidup serta performa harian seseorang. Apalagi, saat ini migrain masuk dalam salah satu masalah kesehatan global yang paling getol menyerang usia produktif.

“Migrain yang tidak tertangani dengan baik dapat berkembang menyebabkan masalah kesehatan mental, dan penggunaan obat yang berlebih, yang membuatnya semakin sulit untuk ditangani,” kata Tiersa dalam agenda Bulan Kesadaran Migrain dan Nyeri Kepala: Migrain Bukan Nyeri Kepala Biasa yang diselenggarakan oleh Persatuan Dokter Neurologi Indonesia (PERDOSNI) dan Kemenkes RI. 

Baca juga: Temuan Terbaru: Bukan Cuma Gaya Hidup Tak Sehat, Migrain Juga Dipengaruhi Faktor Ini
 
Tiersa melanjutkan, dunia medis pun masih terus berperang mengatasi penyakit ini. Migrain masih sulit diatasi karena berbagai faktor, seperti banyaknya kasus yang tidak terdiagnosis sejak pertama (keadaan underdiagnosed), tata laksana migrain yang salah, hingga kepatuhan pengobatan yang rendah dari pasien yang menganggap sakit kepala sebagai penyakit sepele.
 
Laporan Survei Profil Penyakit Migrain yang dilakukan oleh IQVIA pada Desember 2023 mengungkap, sebanyak 50 persen penderita migrain mengalami frekuensi terkena migrain 1-4 kali setiap bulan. Sebanyak 67 persen responden mengatakan mengalami migrain berturut-turut antara 6 bulan hingga 1 tahun.

Mereka juga menempatkan poin tingkat kesakitan mencapai 8,2 dari 10. Kondisi migrain episodik atau berulang juga banyak dialami pasien. Masalahnya, 57 persen penderita merasa bisa menyelesaikan masalah ini dengan konsumsi obat pusing biasa. Padahal, treatment tersebut bisa saja tidak tepat. 


Mengenal Fase Serangan Migrain

Ilustrasi migrain (Sumber gambar: George Milton/Pexels)

Ilustrasi migrain (Sumber gambar: George Milton/Pexels)

Migrain pun memiliki fase serangan yang khas. Dokter Spesialis Saraf RSUP Dr. M Djamil Padang Restu Susanti mengatakan, tidak seperti sakit kepala biasa, migrain memang kerap terjadi dengan pola serangan berulang.

Restu menjelaskan, fase serangan migrain terjadi dalam 4 episode, dimulai dari fase premonitory (prodrome) yang berlangsung sekitar 48 jam pertama dengan tanda sering menguap, mudah lelah, kaku pada leher, dan sulit berkonsentrasi.

Kemudian fase selanjutnya adalah aura yang berlangsung selama kurang dari 60 menit dengan tanda kerap melihat garis zigzag, hingga kilatan cahaya putih, atau berwarna warni. Fase ketiga adalah fase yang paling panjang, yaitu fase sakit kepala selama 4-72 jam.

“Fase sakit kepala gejala khasnya nyeri kepala di satu sisi, kemudian terasa berdenyut, dan intensitas sakit kepalanya sedang hingga berat,” kata Restu.

Kemudian fase terakhir dari migrain adalah resolusi (postdrome) yang berlangsung hingga 24 jam. Tanda pada fase postdrome sama seperti prodrome dengan sering menguap, lelah, leher kaku, dan sulit fokus.

Namun Restu menjelaskan, tanda pada tiap fase serangan merupakan gambaran umum. Tiap individu yang terserang migrain mungkin memiliki gejala khas dan waktu yang berbeda-beda pada tiap fasenya. 

Baca juga: Kalian Mengalami Migrain? Waspada Bahaya Kardiovaskular

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Elaelo Disebut Bahaya, Netizen Peringatkan Risikonya

BERIKUTNYA

Kominfo Tegaskan Elaelo Bukan Platform Besutan Pemerintah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: