5 Kiat Menambah Daya Tarik CV Agar Lolos Seleksi Magang
15 June 2024 |
06:00 WIB
Kegiatan magang menjadi suatu tahapan di mana mahasiswa bisa menerapkan semua ilmu teoritis selama berkuliah, menjadi ilmu praktikal. Namun sebelum itu, mahasiswa harus terlebih dahulu mencari posisi yang diminati, sehingga membutuhkan curriculum vitae (CV) yang terstruktur, sebagai alat untuk 'memasarkan' portfolio kalian kepada para perekrut.
Tentu saja proses ini bisa terlihat sulit bagi beberapa mahasiswa, karena setiap perekrut memiliki kriteria tersendiri. Namun ada beberapa kiat agar Genhype bisa mendapat sedikit gambaran atas standar profesional yang dimiliki oleh kebanyakan perusahaan.
Baca juga: Minat Bekerja di Jepang atau Jerman? Cek Program Tokutei Ginou & Ausbildung
Simak penjelasan tentang lima kiat untuk meningkatkan CV mahasiswa, sehingga lebih efektif untuk proses seleksi magang nanti.
Daripada hanya membuat satu CV, sebaiknya Genhype membuat beberapa variasi dari sebuah CV. Mengapa demikian? Hal ini karena setiap perusahaan pasti memiliki persyaratan pekerjaan tertentu.
Misalnya, Genhype tertarik untuk magang di posisi digital marketing, cantumkan keterampilan yang memang sesuai. Seperti copywriting, content creating, management, dan social media analysis. Dengan begitu, keterampilan-keterampilan ini akan lebih mudah dilihat oleh perekrut.
Kemudian ada juga beberapa industri yang membutuhkan versi CV yang berbeda, contohnya creative CV. Jenis ini dapat mengisi spesifikasi khusus untuk profesi industri kreatif, seperti desainer dan arsitek.
Namun, Genhype juga harus memiliki CV dengan versi desain yang lebih umum dan simpel, contohnya CV ATS Friendly. ATS sendiri merupakan singkatan dari Applicant Tracking Systems yang umumnya digunakan sebagai alat untuk mempermudah proses seleksi calon karyawan. Jadi, CV dalam format ini harus dibuat untuk berjaga-jaga apabila perusahaan yang dituju menggunakan sistem seleksi tersebut.
Selain mencantumkan deskripsi pekerjaan dari suatu pengalaman, jangan lupa juga untuk mencantum apa saja hal yang dicapai/dihasilkan dari sebuah pengalaman. Baik itu dalam bentuk kuantitatif atau dalam bentuk deskripsi, baik pengalaman akademis maupun non-akademis.
Berikut adalah contoh pencapaian/hasil dari sebuah pengalaman yang bisa dicantumkan pada sebuah CV:
Kuncinya di sini adalah pemakaian kata kerja, sehingga Genhype dapat menunjukkan sikap proaktif, percaya diri, dan mampu melakukan berbagai tugas serta bertanggung jawab. Penggunaan angka juga mempermudah para perekrut untuk membaca CV dengan lebih efektif.
Perekrut tidak suka membaca secara deskripsi pengalaman terlalu panjang, apalagi bentuknya terlalu bercerita. Untuk itu sebaiknya ringkaslah sebuah pengalaman menjadi beberapa poin yang terdiri dari deskripsi singkat tentang posisi tersebut, deskripsi pekerjaan, serta hasil yang didapat setelah menyelesaikannya.
Format yang sering digunakan secara umum adalah chronological CV, yang memungkinkan perekrut untuk memastikan pengalaman para kandidat, di mana mereka melakukannya, dan pencapaian kariernya yang terbaru. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah memeriksa apakah sang kandidat cocok untuk lowongan tersebut.
Setelah mengurutkan semua pengalaman yang Genhype miliki sejauh ini, buatlah sebuah professional summary singkat pada bagian atas CV. Hal ini berperan sebagai kesan pertama yang membuat para rekruter tertarik untuk mulai membaca CV tersebut.
Meski sebuah professional summary tidak memiliki format tertentu, sebaiknya Genhype menciptakannya dalam sudut pandang orang ketiga. Hal ini ditujukan agar terlihat tingkat profesionalisme, serta penjelasan yang lebih netral mengenai pencapaian-pencapaian Genhype.
Berikut adalah contoh professional summary pada CV:
"Seorang mahasiswa tahun terakhir jurusan Komunikasi di Universitas Indonesia. Memiliki keahlian dan minat di bidang jurnalistik, penyiaran, dan pemasaran digital. Memanfaatkan berbagai pengalaman magang, organisasi, dan volunteering untuk mengembangkan keahlian."
Untuk persiapan wawancara setelah proses seleksi CV, Genhype juga bisa mulai berlatih menghafal dan memilah pengalaman mana saja yang relevan untuk posisi yang dituju. Jadi saat waktunya tiba, Genhype bisa menjelaskan pengalaman tersebut beserta poin-poin penting seperti pencapaian dan hasilnya, tanpa kelupaan.
Editor: Fajar Sidik
Tentu saja proses ini bisa terlihat sulit bagi beberapa mahasiswa, karena setiap perekrut memiliki kriteria tersendiri. Namun ada beberapa kiat agar Genhype bisa mendapat sedikit gambaran atas standar profesional yang dimiliki oleh kebanyakan perusahaan.
Baca juga: Minat Bekerja di Jepang atau Jerman? Cek Program Tokutei Ginou & Ausbildung
Simak penjelasan tentang lima kiat untuk meningkatkan CV mahasiswa, sehingga lebih efektif untuk proses seleksi magang nanti.
1. Buat beberapa versi
Daripada hanya membuat satu CV, sebaiknya Genhype membuat beberapa variasi dari sebuah CV. Mengapa demikian? Hal ini karena setiap perusahaan pasti memiliki persyaratan pekerjaan tertentu.Misalnya, Genhype tertarik untuk magang di posisi digital marketing, cantumkan keterampilan yang memang sesuai. Seperti copywriting, content creating, management, dan social media analysis. Dengan begitu, keterampilan-keterampilan ini akan lebih mudah dilihat oleh perekrut.
Kemudian ada juga beberapa industri yang membutuhkan versi CV yang berbeda, contohnya creative CV. Jenis ini dapat mengisi spesifikasi khusus untuk profesi industri kreatif, seperti desainer dan arsitek.
Namun, Genhype juga harus memiliki CV dengan versi desain yang lebih umum dan simpel, contohnya CV ATS Friendly. ATS sendiri merupakan singkatan dari Applicant Tracking Systems yang umumnya digunakan sebagai alat untuk mempermudah proses seleksi calon karyawan. Jadi, CV dalam format ini harus dibuat untuk berjaga-jaga apabila perusahaan yang dituju menggunakan sistem seleksi tersebut.
2. Cantumkan pencapaian/hasil dari sebuah pengalaman
Selain mencantumkan deskripsi pekerjaan dari suatu pengalaman, jangan lupa juga untuk mencantum apa saja hal yang dicapai/dihasilkan dari sebuah pengalaman. Baik itu dalam bentuk kuantitatif atau dalam bentuk deskripsi, baik pengalaman akademis maupun non-akademis.Berikut adalah contoh pencapaian/hasil dari sebuah pengalaman yang bisa dicantumkan pada sebuah CV:
- Menghasilkan total 10 episode podcast selama kegiatan.
- Berhasil mendapatkan skor 580 dalam tes TOEFL
- Membimbing 5 mahasiswa baru selama proses orientasi kampus.
Kuncinya di sini adalah pemakaian kata kerja, sehingga Genhype dapat menunjukkan sikap proaktif, percaya diri, dan mampu melakukan berbagai tugas serta bertanggung jawab. Penggunaan angka juga mempermudah para perekrut untuk membaca CV dengan lebih efektif.
3. Gunakan format yang jelas dan ringkas
Perekrut tidak suka membaca secara deskripsi pengalaman terlalu panjang, apalagi bentuknya terlalu bercerita. Untuk itu sebaiknya ringkaslah sebuah pengalaman menjadi beberapa poin yang terdiri dari deskripsi singkat tentang posisi tersebut, deskripsi pekerjaan, serta hasil yang didapat setelah menyelesaikannya. Format yang sering digunakan secara umum adalah chronological CV, yang memungkinkan perekrut untuk memastikan pengalaman para kandidat, di mana mereka melakukannya, dan pencapaian kariernya yang terbaru. Dengan begitu, mereka akan lebih mudah memeriksa apakah sang kandidat cocok untuk lowongan tersebut.
4. Cantumkan professional summary
Setelah mengurutkan semua pengalaman yang Genhype miliki sejauh ini, buatlah sebuah professional summary singkat pada bagian atas CV. Hal ini berperan sebagai kesan pertama yang membuat para rekruter tertarik untuk mulai membaca CV tersebut. Meski sebuah professional summary tidak memiliki format tertentu, sebaiknya Genhype menciptakannya dalam sudut pandang orang ketiga. Hal ini ditujukan agar terlihat tingkat profesionalisme, serta penjelasan yang lebih netral mengenai pencapaian-pencapaian Genhype.
Berikut adalah contoh professional summary pada CV:
"Seorang mahasiswa tahun terakhir jurusan Komunikasi di Universitas Indonesia. Memiliki keahlian dan minat di bidang jurnalistik, penyiaran, dan pemasaran digital. Memanfaatkan berbagai pengalaman magang, organisasi, dan volunteering untuk mengembangkan keahlian."
5. Baca kembali dan berlatih untuk wawancara
Untuk persiapan wawancara setelah proses seleksi CV, Genhype juga bisa mulai berlatih menghafal dan memilah pengalaman mana saja yang relevan untuk posisi yang dituju. Jadi saat waktunya tiba, Genhype bisa menjelaskan pengalaman tersebut beserta poin-poin penting seperti pencapaian dan hasilnya, tanpa kelupaan.Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.