Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Eugene Museum Bakal Hadir di Bali, Pamerkan Karya Seniman Jepang Eugene Kangawa

30 May 2024   |   15:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Eugene Museum akan dibuka di Nuanu, Tabanan, Bali, pada 2026 mendatang. Museum ini digagas oleh seniman kontemporer Jepang, Eugene Kangawa, yang bertujuan untuk mengintegrasikan gaya hidup, seni, dan pendidikan. Eugene Museum digadang bakal menghadirkan bentuk museum baru di tingkat Asia.

Eugene Kangawa adalah seniman yang dikenal karena pendekatannya yang canggih dan menakjubkan dalam lukisan, instalasi berskala besar, dan berbagai proyek yang ditujukan untuk inisiatif anak-anak dan sosial. Eugene juga terkenal karena pameran tunggalnya di Museum Seni Kontemporer Tokyo, salah satu museum seni kontemporer paling bergengsi di Jepang, di mana dia mencetak rekor sebagai seniman termuda yang mengadakan pameran tunggal di museum tersebut.

Untuk mempertahankan momentum globalnya serta didukung oleh beragam komunitas dan kolektor dari Indonesia dan luar negeri yang menganggap Eugene sebagai seniman generasi baru dari Asia, Eugene Museum pun digagas. Adapun, Bali dipilih sebagai lokasi pendirian museum karena dianggap sebagai salah satu wilayah di Asia yang inklusif dan meleburkan batas-batas kewarganegaraan.

Baca Juga: Rekomendasi Wisata Indoor di Jakarta, JAQS sampai Magic Art 3D Museum

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang dari berbagai negara dan wilayah yang telah mendukungnya. Merupakan suatu kehormatan bahwa karya tersebut telah melampaui kerangka pameran keliling dan menjadi museum permanen," kata Eugene Kangawa dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/5/2024).
 

Seniman Eugene Kangawa. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Seniman Eugene Kangawa. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Eugene Museum bakal menampilkan sekitar lebih dari 15 instalasi permanen Kangawa termasuk karya-karya khasnya seperti Sea Garden', 'Goldrain', dan 'Everything Shines'. Sehubungan dengan proyek ini, ruang persiapan museum seni didirikan tahun lalu di Jakarta. Bertempat di gedung yang sama dengan kantor pusat Art Jakarta, ruang persiapan ini didedikasikan sebagai fasilitas eksperimental museum, menempatkan modelskala mini dan karya seni kecil.

 

Desain Arsitektur dan Fasilitas

Eugene Museum dibangun di Nuanu City, sebuah kota kreatif berkelanjutan di Tabanan, Bali, seluas 44 hektare. Kawasan ini didedikasikan untuk konservasi lingkungan dan berbagai program berbasis masyarakat. Kota ini menerapkan berbagai inisiatif berbasis lingkungan seperti mempertahankan lahan-lahan hijau, perlindungan spesies kupu-kupu lokal, pengoperasian laboratorium daur ulang, pengenalan kereta listrik, dan penerapan program pelestarian anjing lokal.
 

Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Area Eugene Museum memiliki luas lebih dari 1 hektar dengan rencana konstruksi bangunan seluas 3.000 meter persegi. Perancangan arsitektur museum akan dipimpin oleh arsitek kondang Indonesia, Andra Matin, peraih Aga Khan Award for Architecture 2023. 

Sang arsitek disebut akan mengubah seluruh lanskap dan ruang fasilitas dari museum menjadi sebuah mahakarya yang menawan, dimana desainnya akan berpusat pada tema simbiosis Eugene. Selain itu, lantaran berlokasi di Pulau Dewata, museum ini juga akan meintegrasikan konsep desainnya dengan filosofi tradisional desa Bali kuno. 

Termasuk, memperhatikan pembangunan yang berkelanjutan dengan tanpa sedikit pun merusak pohon-pohon yang ada dengan mempertahankan lingkungan alam yang ada di lokasi. Dikelilingi oleh tanaman hijau subur, museum ini bercita-cita menjadi ruang yang dapat diakses oleh semua generasi, melampaui batas-batas negara.

"Ada kesamaan antara karya Eugene dan karya saya yang mencakup kekaguman kami terhadap matahari, angin sepoi-sepoi, dan bayangan. Dengan visi museum dapat diakses oleh semua orang, saya yakin ruang tersebut dapat menjadi palet halus bagi karya seni indah yang diciptakan oleh Eugene," kata Andra Matin.
 

Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Eugene mengungkapkan dirinya juga bersemangat untuk berkolaborasi dengan Andra. Menurutnya, desain aristektur dari sang arsitek menawan karena perpaduan canggih antara tradisi dan modernisme. Serta, detail dan kedalaman teliti yang tercipta dalam karya-karya arsitekturnya.

"Kami sedang menjajaki pendekatan yang hanya dapat dicapai dalam lingkungan ini, dengan tujuan agar arsitektur menjadi satu karya seni yang terpadu," katanya.

Eugene juga menjelaskan di luar perannya sebagai lembaga seni permanen, museum ini siap untuk terlibat aktif dalam inisiatif sosial, termasuk lokakarya yang bekerja sama dengan lembaga pendidikan sekitar dan komunitas lokal. Inisiatif ini membayangkan museum sebagai pusat keterlibatan sosial, melayani individu dari berbagai kelompok umur, dari anak-anak hingga orang dewasa.
 

Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)

Eugene Museum. (Sumber gambar: Art Jakarta)


 

Inisiatif Sosial dan Program Komunitas


Sehubungan dengan inisiatif ini, Program Sosial Eugene akan dibentuk. Program ini berupaya untuk berkolaborasi dengan komunitas lokal dan institusi pendidikan terdekat, menyelenggarakan lokakarya dan perguruan tinggi lokal yang akan mengundang peserta dari Asia. Program ini akan melibatkanberagam kelompok individu, termasuk para profesional seni dan pengusaha. 

"Yang bisa saya lakukan hanyalah terus membuat karya seni seperti yang selalu saya lakukan. Masyarakat dan keadaan seni akan berubah secara drastis di masa depan. Teknologi dan bisnis saja tidak membuat dunia menjadi lebih baik. Filsafat dan tempat nyata, keduanya diperlukan. Jika hanya satu orang di antara mereka yang berkunjung dapat mempunyai kesempatan untuk memikirkan sesuatu, hal ini dapat membawa perubahan pada dunia," kata Eugene.

Yunosuke Shigesato selaku Produser Museum Eugene sekaligus Pendiri YES menuturkan Eugene Museum dibuat dilatarbelakangi oleh besarnya antusias publik dunia dari berbagai kalangan, membenamkan diri untuk menikmati karya-karya Eugene Kangawa. Berdasarkan pengalaman mendasar tersebut dan berbagai koneksi serta pertemuan yang terjadi, katanya, pihaknya bertekad untuk merealisasikan proyek museum ini.

"Di kawasan Asia yang sangat indah dan beragam ini, saya menyatakan komitmen saya untuk mengerahkan upaya maksimal untuk menjadikan tempat ini sebagai sumber inspirasi berkelanjutan yang melampaui batas-batas nasional dan generasi," terangnya.

Baca Juga: 10 Museum Ikonik di Dunia yang Jadi Representasi Peradaban

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Sinopsis dan Daftar Pengisi Suara The Garfield Movie yang Tayang di Bioskop Mei 2024

BERIKUTNYA

Selain Starlink, Ini Penyedia Layanan Internet Berbasis Satelit yang Ada di Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: