Jurgen Klopp Pidato Ucapan Perpisahan yang Menyentuh pada Liverpool
20 May 2024 |
06:08 WIB
Jurgen Klopp mendapatkan salam perpisahan yang hangat dari para pendukung Liverpool di Stadion Anfield, Minggu (19/5/2024). Pelatih asal Jerman itu menerima tepuk tangan yang meriah dari seantero stadion berkapasitas 61.000 penonton tersebut.
Sebagian besar pendukung Liverpool membentangkan syal bergambar wajahnya. Klopp hanya berdiri dan terdiam saat fans mengangkat tinggi-tingi kartu berbentuk hati berwarna bendera Jerman dibentangkan, lalu lagu You’ll Never Walk Alone yang legendaris itu berkumandang di stadion.
Baca juga: 5 Mitos Kutukan Drake di Dunia Olahraga, Akhirnya Resmi Patah Setelah Argentina Juara!
Malam itu, Gol dari Alexis Mac Allister dan Jarell Quansah di babak pertama memastikan bahwa pertandingan ke-491 dan terakhir Klopp sebagai pelatih berakhir dengan kemenangan 2-0 atas Wolverhampton Wanderers.
Ini adalah kemenangan yang ke-305 dalam masa kepelatihannya yang tak terlupakan dan penuh kemenangan. Praktis, sembilan tahun sudah sang pelatih menemani dan bersama-sama membangun tim ini.
“Aku salah satu dari kalian sekarang. Aku sangat mencintai tim ini,” kata Klopp saat pidato perpisahannya pada pendukung Liverpool di Anfield, Minggu (20/5/2024).
Saat berbicara kepada penonton, Klopp tampak tak bisa menyembunyikan emosinya. Pelatih berusia 56 tahun itu tak menyangka bahwa setelah apa yang dilakukannya selama bertahun-tahun tim ini, akan mendapat sambutan yang luar biasa seperti ini.
Klopp mengaku senang dengan semua hal yang ada di Liverpool, dari atmosfer pertandingannya, permainannya, dan tentu saja bisa bergabung ke dalam keluarga besar yang hangat ini. Setiap hari adalah luar biasa baginya.
“Ini tidak terasa seperti akhir, hanya terasa seperti permulaan karena saya melihat ini adalah tim sepak bola penuh bakat dan hasrat,” imbuhnya.
Pelatih berjuluk The Normal One itu menyadari dalam beberapa pekan terakhir, dirinya mendapat sorotan dari banyak orang dan itu terasa kurang nyaman. Klopp menyebut banyak orang bilang dirinya telah mengubah tim yang ragu menjadi tahu cara bermain.
Namun, dirinya menyangsikan itu. Percaya, kata dia, adalah tindakan aktif. Dalam artian, itu harus dilakukan oleh individu masing-masing dan itulah yang terjadi selama sembilan tahun ini.
Klopp ingin penggemar, pemain, dan klub untuk tidak berhenti percaya bahwa momen-momen baik ini ke depan akan lebih baik lagi. Baginya, tim ini telah punya segalanya, stadion besar, pusat pelatihan yang baik, dan ke depan ada jadi tim adidaya di sepak bola.
Saya salah satu dari Anda sekarang. Di jumperku tertulis 'Terima kasih' dan 'You'll Never Walk Alone'. Terima kasih untuk itu! Anda adalah orang-orang terbaik di dunia. Terima kasih!"
Editor: Fajar Sidik
Sebagian besar pendukung Liverpool membentangkan syal bergambar wajahnya. Klopp hanya berdiri dan terdiam saat fans mengangkat tinggi-tingi kartu berbentuk hati berwarna bendera Jerman dibentangkan, lalu lagu You’ll Never Walk Alone yang legendaris itu berkumandang di stadion.
Baca juga: 5 Mitos Kutukan Drake di Dunia Olahraga, Akhirnya Resmi Patah Setelah Argentina Juara!
Malam itu, Gol dari Alexis Mac Allister dan Jarell Quansah di babak pertama memastikan bahwa pertandingan ke-491 dan terakhir Klopp sebagai pelatih berakhir dengan kemenangan 2-0 atas Wolverhampton Wanderers.
Ini adalah kemenangan yang ke-305 dalam masa kepelatihannya yang tak terlupakan dan penuh kemenangan. Praktis, sembilan tahun sudah sang pelatih menemani dan bersama-sama membangun tim ini.
“Aku salah satu dari kalian sekarang. Aku sangat mencintai tim ini,” kata Klopp saat pidato perpisahannya pada pendukung Liverpool di Anfield, Minggu (20/5/2024).
Every word from Jürgen Klopp's final press conference as Liverpool manager ??
— Liverpool FC (@LFC) May 19, 2024
Saat berbicara kepada penonton, Klopp tampak tak bisa menyembunyikan emosinya. Pelatih berusia 56 tahun itu tak menyangka bahwa setelah apa yang dilakukannya selama bertahun-tahun tim ini, akan mendapat sambutan yang luar biasa seperti ini.
Klopp mengaku senang dengan semua hal yang ada di Liverpool, dari atmosfer pertandingannya, permainannya, dan tentu saja bisa bergabung ke dalam keluarga besar yang hangat ini. Setiap hari adalah luar biasa baginya.
“Ini tidak terasa seperti akhir, hanya terasa seperti permulaan karena saya melihat ini adalah tim sepak bola penuh bakat dan hasrat,” imbuhnya.
Pelatih berjuluk The Normal One itu menyadari dalam beberapa pekan terakhir, dirinya mendapat sorotan dari banyak orang dan itu terasa kurang nyaman. Klopp menyebut banyak orang bilang dirinya telah mengubah tim yang ragu menjadi tahu cara bermain.
Namun, dirinya menyangsikan itu. Percaya, kata dia, adalah tindakan aktif. Dalam artian, itu harus dilakukan oleh individu masing-masing dan itulah yang terjadi selama sembilan tahun ini.
Klopp ingin penggemar, pemain, dan klub untuk tidak berhenti percaya bahwa momen-momen baik ini ke depan akan lebih baik lagi. Baginya, tim ini telah punya segalanya, stadion besar, pusat pelatihan yang baik, dan ke depan ada jadi tim adidaya di sepak bola.
Saya salah satu dari Anda sekarang. Di jumperku tertulis 'Terima kasih' dan 'You'll Never Walk Alone'. Terima kasih untuk itu! Anda adalah orang-orang terbaik di dunia. Terima kasih!"
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.