Ilustrasi buku (Sumber gambar: Unsplash/ Susan Q Yin)

Memacu Penerbitan Novel Berbahasa Daerah di Negeri yang Kaya Bahasa

17 May 2024   |   18:58 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia ditaksir memiliki 742 bahasa, memberi sumbangsih 10 persen dari total kekayaan bahasa di dunia. Namun, sayangnya sekitar lebih dari setengahnya berpotensi terancam punah. Begitulah hasil laporan dari Ethnologue: Language of The World dan penelitian Australian National University (ANU) pada 2021.

Bahasa daerah kini memang makin tertelan zaman seiring dengan berkembangnya teknologi dan masuknya budaya asing. Persoalannya tak hanya perihal penutur saja, bahasa daerah juga tampak belum mendapat spotlight yang pantas di tataran kepenulisan.

Hal ini dilihat dari belum masifnya penerbitan maupun peredaran buku-buku berbahasa daerah, baik fiksi maupun non fiksi. Padahal, dengan kekayaan bahasa serta konten lokal, novel berbahasa daerah bisa jadi daya tarik tersendiri yang tentu tak kalah menarik. 

Baca juga: Sejarah Peringatan Hari Buku Nasional, Dirayakan Tiap 17 Mei

Di medium karya yang lain, seperti film, makin banyak sineas yang berani menggunakan bahasa daerah secara penuh. Bahasa daerah tidak hanya dimunculkan pada satu dua karakter saja, yang kerap kali menimbulkan stereotipe, tetapi benar-benar digunakan sebagai percakapan utuh di sebuah film.

Beberapa film tersebut antara lain Yowis Ben (2018) yang menggunakan bahasa Jawa, Yuni (2021) dengan bahasa Serang, Women from Rote Island (2023) yang menggunakan bahasa Rote. Lantas, bagaimana kondisinya di dalam industri buku?

Ketua Umum IKAPI Arys Hilman mengatakan buku-buku dengan konten dan bahasa daerah memang belum mendapatkan ekspos yang baik. Padahal, Indonesia adalah negeri paling bineka, dengan lebih dari 17.000 pulau, 1.300 suku, yang di dalamnya memiliki ragam bahasa daerah yang unik.

“Namun, soal buku berbahasa daerah, sebenarnya sudah ada kewajiban dari pemda untuk mengembangkan konten lokal. Ini sudah diamanatkan di UU nomor 3 tahun 2017, yang salah satunya mewajibkan mengembangkan buku-buku berisi konten lokal, termasuk di dalamnya menggunakan bahasa lokal,” ujar Arys kepada Hypeabis.id, Jumat (17/5/2024).

Arys mengatakan dirinya sangat  setuju dengan amanat peraturan tersebut. Dia pun mendukung setiap anggota IKAPI di daerah juga memiliki tanggung jawab serupa, yakni untuk mengembangkan konten daerah dan bahasa lokal. Namun, diakuinya hingga hari ini hal-hal tersebut memang belum terlalu tersorot dengan baik. Seharusnya, kata Arys, memang ada anggaran dari pemda untuk memilih buku lokal untuk terbit.

Salah satu contoh menarik terjadi di Riau. Masyarakat adat Melayu di daerah tersebut rutin menyeleksi buku-buku lokalnya, untuk bisa masuk ke sekolah-sekolah. Ini adalah contoh yang baik dalam hal pengembangan buku berkonten dan berbahasa lokal.

Selain itu, dari sisi penerbit, di Jawa Barat misalnya, ada satu penerbit yang secara khusus merilis buku-buku berbahasa Sunda. Buku-buku itu lalu dikurasi dan dibeli oleh pemerintah untuk masuk ke sekolah-sekolah. 

“Itu contoh yang bagus yang sudah ada. Akan tetapi, kita juga sadar bahwa perhatian terhadap dunia buku masih kalah, seperti misalnya dengan dunia film,” imbuhnya.

Arys mengatakan ketika pandemi Covid-19 muncul, pemerintah meluncurkan berbagai insentif untuk dunia film, dengan memberikan separuh harga tiket, melalui dana PEN (Program Pemulihan Ekonomi Nasional). 

Hal berbeda terjadi di dunia buku. Menurut Arys, perhatian kepada dunia buku tidak begitu glamor. “Dana PEN pun dunia buku tidak dapat. Kita waktu itu mengajukan, tetapi tidak dapat untuk para penerbit. Kita berharaplah. Kalau mau bangsa ini pintar, buku juga harus diperhatikan,” terangnya.

Menurut Arys, efek buku berbahasa daerah dengan konten lokal itu tak kalah besar. Dia mencontohkan buku Laskar Pelangi, yang tidak hanya menjadi IP dan dikembangkan menjadi film, tetapi juga punya dampak yang baik untuk daerah tempat latar cerita tersebut. 

Baca juga: Mendorong Kemudahan Akses Literatur Buku Braille Bagi Masyarakat Berkebutuhan Khusus

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Sinopsis & Daftar Pemain Film Horor Do You See What I See

BERIKUTNYA

Voice of Baceprot & Mahalini Masuk Forbes 30 Under 30 Asia 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: