Catat, 3 Hal Ini Mesti Dikuasai Gen Z untuk Sukses di Dunia Kerja
16 May 2024 |
07:30 WIB
Generasi Z kini menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi lantaran mendominasi lanskap demografi Indonesia. Menurut hasil sensus penduduk pada 2020, jumlah penduduk yang lahir antara 1997 hingga 2012 mencapai 74,93 juta jiwa atau 27,94 persen dari total populasi Indonesia. Peran Gen Z dalam dunia profesional pun menjadi sorotan penting demi terciptanya SDM yang unggul pada masa depan.
Namun, rupanya Gen Z menghadapi tantangan di dunia profesional khususnya dalam hal berkomunikasi. Perkembangan teknologi dan masifnya digitalisasi mempengaruhi interaksi sosial sehingga menciptakan tantangan tersendiri bagi Gen Z.
Menurut hasil penelitian TALKINC, sebuah institusi pendidikan yang berfokus pada pengembangan keahlian berkomunikasi, banyak pekerja Gen Z yang kerap merasa kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif di tempat kerja. Mereka seringkali mengalami kesulitan dalam meminta bantuan, dan menavigasi proses kolaboratif dengan rekan-rekan kerja mereka.
Baca Juga: Ini Alasan Gen Z Beralih ke TikTok untuk Mencari Tren Kecantikan Terbaru
Sementara itu, berdasarkan survei dari Deloitte Global Gen Z and Millennial tahun 2023, kurang dari 40 persen Gen Z mempunyai pandangan positif terhadap masa depan mereka. Hal ini pun mempengaruhi tingkat kepercayaan diri mereka yang tergolong rendah jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Erwin Parengkuan selaku Founder dan CEO TALKINC mengatakan Gen Z memang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menjawab tantangan kerja dan saat berinteraksi dengan sesama apalagi di dunia kerja. Dia memaparkan pihaknya kerap menemukan gaya komunikasi Gen Z di lingkup profesional yang cenderung berbicara terlalu cepat dan singkat hingga sulit mengelaborasi pemikiran mereka.
"Hal ini yang menghambat komunikasi yang efektif. Namun kita percaya, Gen Z ini adalah calon pemimpin masa depan, sehingga harus kita bantu pengembangan diri maupun profesional mereka," katanya dalam keterangan resminya.
Selain komunikasi, terdapat beberapa hal yang perlu untuk Gen Z kuasai guna mengembangkan diri dalam menghadapi dunia karier profesional. Apa sajakah itu? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Ajeng menambahkan dengan memiliki landasan kepercayaan yang stabil, kreativitas dan inovasi sumber daya manusia pun akan tercipta. Dua hal tersebut, katanya, sangat penting dimiliki oleh Gen Z di era persaingan profesional yang kian tajam.
“Memiliki sistem kepercayaan yang kuat dapat memberikan landasan yang stabil untuk Gen Z membentuk identitas diri dan perilaku mereka dalam menjalani kehidupan, serta mengatasi tantangan yang muncul,” katanya.
Dia menjelaskan langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menumbuhkan kesadaran bahwa kemampuan dan kecerdasan bukan suatu hal yang tetap. Keduanya akan terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan bisa ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran.
Menurut Samanta, Gen Z merupakan generasi yang perlu mempraktikkan growth mindset lebih efektif karena mereka membutuhkan solusi dari permasalahan sosial yang mereka hadapi. Gen Z, paparnya, memiliki motif untuk terus maju dan berkembang, serta ingin menciptakan dunia yang lebih indah untuk hidup. Plus, jika memungkinkan, menciptakan inovasi baru dengan kreativitas yang mereka miliki.
"Dengan menguasai growth mindset, mereka bisa meyakinkan diri agar mereka bisa mengembangkan potensi dalam diri mereka lebih besar lagi," katanya.
Menurut Wahyu, melalui storytelling, seseorang dapat secara persuasif mengajak lawan bicara khususnya atasan, rekan kerja atau klien untuk mendengarkan dan meyakini penuh pesan yang disampaikan.
Misalnya, saat kita berusaha menjelaskan tentang evaluasi kerja dalam sebuah presentasi. Alih-alih hanya menggunakan angka dan tabel, seseorang bisa bercerita tentang konflik dan tantangan yang terjadi selama periode berlangsung. Agar tidak membosankan, dapat juga disisipi dengan solusi.
Dia juga menilai Gen Z merupakan generasi super-kreatif dalam hal ide atau gagasan. Namun, lanjutnya, mereka tetap memerlukan peran generasi di atasnya untuk memandunya dalam lingkup professional. Selain itu, Gen Z juga dinilai sangat bisa diandalkan di kantor karena menjadi penyeimbang dalam tim, serta cepat dan cekatan.
"Bahkan bisa dibilang merekalah sekarang para eksekutor di industri, meski kemampuan storytelling-nya tak selalu sama. Storytelling bukan hanya milik satu generasi saja. Hanya caranya yang berbeda di setiap rentang generasi,” imbuhnya.
Baca Juga: Waspada Bahaya Ruang Digital, Gen Z Diimbau Tangkal Pakai Konten Positif
Editor: M. Taufikul Basari
Namun, rupanya Gen Z menghadapi tantangan di dunia profesional khususnya dalam hal berkomunikasi. Perkembangan teknologi dan masifnya digitalisasi mempengaruhi interaksi sosial sehingga menciptakan tantangan tersendiri bagi Gen Z.
Menurut hasil penelitian TALKINC, sebuah institusi pendidikan yang berfokus pada pengembangan keahlian berkomunikasi, banyak pekerja Gen Z yang kerap merasa kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif di tempat kerja. Mereka seringkali mengalami kesulitan dalam meminta bantuan, dan menavigasi proses kolaboratif dengan rekan-rekan kerja mereka.
Baca Juga: Ini Alasan Gen Z Beralih ke TikTok untuk Mencari Tren Kecantikan Terbaru
Sementara itu, berdasarkan survei dari Deloitte Global Gen Z and Millennial tahun 2023, kurang dari 40 persen Gen Z mempunyai pandangan positif terhadap masa depan mereka. Hal ini pun mempengaruhi tingkat kepercayaan diri mereka yang tergolong rendah jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.
Erwin Parengkuan selaku Founder dan CEO TALKINC mengatakan Gen Z memang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menjawab tantangan kerja dan saat berinteraksi dengan sesama apalagi di dunia kerja. Dia memaparkan pihaknya kerap menemukan gaya komunikasi Gen Z di lingkup profesional yang cenderung berbicara terlalu cepat dan singkat hingga sulit mengelaborasi pemikiran mereka.
"Hal ini yang menghambat komunikasi yang efektif. Namun kita percaya, Gen Z ini adalah calon pemimpin masa depan, sehingga harus kita bantu pengembangan diri maupun profesional mereka," katanya dalam keterangan resminya.
Selain komunikasi, terdapat beberapa hal yang perlu untuk Gen Z kuasai guna mengembangkan diri dalam menghadapi dunia karier profesional. Apa sajakah itu? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.
1. Membangun Belief System
Psikolog sekaligus fasilitator TALKINC Ajeng Raviando menjelaskan belief system merupakan sistem kepercayaan dasar yang dijadikan sebagai acuan atau fondasi dalam berpikir, bersikap, dan berperilaku. Kepercayaan tersebut sangatlah memengaruhi cara seseorang hidup, hingga terbawa pada emosi lalu berubah menjadi tindakan.Ajeng menambahkan dengan memiliki landasan kepercayaan yang stabil, kreativitas dan inovasi sumber daya manusia pun akan tercipta. Dua hal tersebut, katanya, sangat penting dimiliki oleh Gen Z di era persaingan profesional yang kian tajam.
“Memiliki sistem kepercayaan yang kuat dapat memberikan landasan yang stabil untuk Gen Z membentuk identitas diri dan perilaku mereka dalam menjalani kehidupan, serta mengatasi tantangan yang muncul,” katanya.
Ilustrasi pekerja muda. (Sumber gambar: Brooke Cagle/Unsplash)
2. Kesadaran tentang Growth Mindset
Psikolog sekaligus fasilitator TALKINC Samanta Elsener menjelaskan growth mindset merupakan aspek penting dalam pengembangan diri. Oleh sebab itu, generasi muda harus memahami secara mendalam mengenai aspek penting dalam membangun growth mindset.Dia menjelaskan langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menumbuhkan kesadaran bahwa kemampuan dan kecerdasan bukan suatu hal yang tetap. Keduanya akan terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan bisa ditingkatkan melalui usaha dan pembelajaran.
Menurut Samanta, Gen Z merupakan generasi yang perlu mempraktikkan growth mindset lebih efektif karena mereka membutuhkan solusi dari permasalahan sosial yang mereka hadapi. Gen Z, paparnya, memiliki motif untuk terus maju dan berkembang, serta ingin menciptakan dunia yang lebih indah untuk hidup. Plus, jika memungkinkan, menciptakan inovasi baru dengan kreativitas yang mereka miliki.
"Dengan menguasai growth mindset, mereka bisa meyakinkan diri agar mereka bisa mengembangkan potensi dalam diri mereka lebih besar lagi," katanya.
3. Mengasah Storytelling
Presenter sekaligus fasilitator TALKINC Wahyu Wiwoho mengatakan sejatinya storytelling tidak hanya dibutuhkan oleh Gen Z, melainkan setiap generasi. Hanya, katanya, Gen Z yang baru memasuki dunia profesional perlu membekali diri untuk selalu bisa menarasikan ide dan gagasan lewat storytelling yang baik, agar bisa lebih mudah terkoneksi dengan orang-orang yang ada di lingkup kerjanya.Menurut Wahyu, melalui storytelling, seseorang dapat secara persuasif mengajak lawan bicara khususnya atasan, rekan kerja atau klien untuk mendengarkan dan meyakini penuh pesan yang disampaikan.
Misalnya, saat kita berusaha menjelaskan tentang evaluasi kerja dalam sebuah presentasi. Alih-alih hanya menggunakan angka dan tabel, seseorang bisa bercerita tentang konflik dan tantangan yang terjadi selama periode berlangsung. Agar tidak membosankan, dapat juga disisipi dengan solusi.
Dia juga menilai Gen Z merupakan generasi super-kreatif dalam hal ide atau gagasan. Namun, lanjutnya, mereka tetap memerlukan peran generasi di atasnya untuk memandunya dalam lingkup professional. Selain itu, Gen Z juga dinilai sangat bisa diandalkan di kantor karena menjadi penyeimbang dalam tim, serta cepat dan cekatan.
"Bahkan bisa dibilang merekalah sekarang para eksekutor di industri, meski kemampuan storytelling-nya tak selalu sama. Storytelling bukan hanya milik satu generasi saja. Hanya caranya yang berbeda di setiap rentang generasi,” imbuhnya.
Baca Juga: Waspada Bahaya Ruang Digital, Gen Z Diimbau Tangkal Pakai Konten Positif
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.