Founder dan CEO Hypefast Achmad Alkatiri. (Sumber foto: Hypefast)

CEO Hypefast Paparkan Strategi Pemasaran Efektif untuk Brand Lokal di Tengah Persaingan Ketat

15 May 2024   |   19:50 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Konsumen perlahan mulai merasa jenuh di tengah persaingan bisnis yang kian ketat seiring dengan makin banyaknya brand-brand lokal yang terus bermunculan. Pelaku usaha harus mengembangkan strategi pemasaran yang unik dan menarik sehingga brand atau produknya dapat tetap diminati oleh konsumen.

Pasalnya saat ini konsumen tengah mengalami kejenuhan akibat bombardir iklan dan promosi yang tiada henti dari brand-brand ritel.

Baca juga: Bisnis Retail Produk Lokal Masih Prospektif, Fesyen Jadi Kategori Paling Dicari

Kejenuhan ini telah mengarah pada desensitisasi dan penurunan minat terhadap komunikasi pemasaran, yang secara signifikan ternyata turut mempengaruhi loyalitas brand, serta kepercayaan dan persepsi terhadap brand secara keseluruhan.

Kondisi ini ternyata disebabkan pula oleh dampak negatif dari praktik pemasaran yang tidak personal, khususnya yang didorong oleh ketergantungan berlebihan pihak brand pada kecerdasan buatan.

Mengutip survei terbaru dari Optimove yang menyoroti preferensi konsumen untuk pesan pemasaran, 73% responden menyatakan mereka memilih untuk menerima pesan promosi yang lebih sedikit, dengan isi pesan yang lebih resonan bagi mereka.

Untuk mengatasi kejenuhan pemasaran tersebut, Achmad Alkatiri, CEO dan Founder Hypefast menyampaikan beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh brand lokal.


1. Personalisasi dan Authenticity

Dalam strategi pemasaran menghadapi tantangan ini, Hypefast mengadvokasi perubahan strategis brand lokal lewat pendekatan pemasaran yang bersifat lebih personal dan otentik. Menurutnya, brand perlu memahami dan memprioritaskan kebutuhan konsumen modern akan pentingnya menjalin hubungan yang genuine dengan pihak brand daripada sekedar memasarkan produk secara masif.

Selain itu, dia juga menyarankan brand untuk dapat fokus menjalin kerja sama dengan nano maupun micro-influencers. Individu-individu ini, meskipun memiliki pengikut yang lebih kecil, terlibat secara mendalam dengan audiens mereka dan membawa tingkat relasi dan komunikasi yang lebih efektif serta relevan dengan para konsumen.

Selain itu, Hypefast juga mendukung integrasi konten yang dihasilkan pengguna media sosial atau yang dikenal dengan User Generated Content (UGC), dilengkapi dengan pemanfaatan kanal offline untuk melawan rasa jenuh terhadap pemasaran digital.

"Dengan mendorong ulasan pelanggan yang otentik dan menciptakan pengalaman ritel yang nyata lewat rangkaian acara dan interaksi fisik di toko, brand dapat membina koneksi yang lebih kuat dan lebih personal dengan audiens mereka," jelasnya.


2. Utamakan Kualitas dari Kuantitas

Sebagai bentuk dukungan terhadap brand lokal agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan, maka penting untuk lebih meningkatkan kualitas daripada kuantitas khususnya dalam strategi pemasaran. Pelaku brand lokal harus merancang strategi pemasaran yang resonan dengan beragam karakteristik pasar dengan minat, preferensi, dan masalah mereka yang unik.

Menurutnya, brand perlu memahami dan memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan mereka dengan fokus pada penciptaan konten, iklan, pesan elektronik, dan situs yang tak hanya menarik perhatian audiens saja, tetapi juga berkesan dan selaras dengan nilai dan minat konsumen.

"Dengan demikian brand dapat secara efektif mengatasi kelelahan pemasaran dan membangun hubungan yang langgeng dengan konsumen mereka,” tuturnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Warner Bros Umumkan Proyek Film Terbaru, Mortal Kombat 2 sampai Margie Claus

BERIKUTNYA

Perempuan Jadi Kelompok Paling Rentan Terdampak Krisis Iklim, Mengapa?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: