Kenalan dengan 4 Film Karya Sineas Perempuan dari Palme d’Or Cannes Film Festival 2024
15 May 2024 |
17:05 WIB
1
Like
Like
Like
Keterwakilan sineas perempuan masih menjadi sentimen berulang setiap kali gelaran Cannes Film Festival digelar. Tahun ini, sentimen tersebut kembali muncul setelah keterwakilan perempuan masih begitu jomplang, terutama untuk film yang masuk kategori kompetisi.
Dari 22 film yang terpilih untuk kategori kompetisi, yang akan bersaing untuk memperebutkan piala Palme d'Or, 18 judul di antaranya merupakan garapan sutradara laki-laki. Praktis, hanya empat sutradara perempuan yang akan bersaing memperebutkan satu piala paling prestisius di festival ini.
Baca juga: Sineas Asia Makin Mendapat Tempat di Cannes Film Festival 2024
Merasa deja vu? Ya, ini bukanlah kali pertama terjadi. Kritik soal kehadiran sineas perempuan memang terus bergulir dari waktu ke waktu. Dengan hanya ada 4 nama saja tahun ini, maka keterwakilan perempuan di Cannes Film Festival edisi ke-77 hanya 18,2 persen.
Jumlah tersebut menurun dari apa yang terjadi pada tahun lalu, ketika 7 film sineas perempuan berlaga di kategori kompetisi. Bahkan, Justine Triet, lewat film Anatomy of a Fall meraih kemenangan Palme d’Or.
Meski gemilang, Triet adalah wanita ketiga sepanjang sejarah festival ini yang meraih hadiah utama tersebut. Namun, hal ini rupanya tak juga membuat keterwakilan perempuan meningkat pada edisi selanjutnya.
Berikut adalah 4 film karya sineas perempuan yang berlaga di kategori kompetisi Cannes Film Festival 2024:
Andrea Arnold kembali ke Cannes lewat film terbarunya, Bird. Andrea merupakan sineas dan mantan aktris berkebangsaan Inggris. Dia memenangi penghargaan Academy Award untuk film pendeknya, Wasp pada 2005. Dia lalu mulai memproduksi film panjang setelahnya.
Beberapa film terbaiknya, seperti Red Road, Fish Tank dan American Honey, semuanya memenangi penghargaan Jury Prize dalam Cannes Film Festival. Kini, lewat Bird, Andrea Arnold bakal menyajikan cerita khasnya sekali lagi.
Bird bercerita tentang Bailey yang berusia 12 tahun dan tinggal bersama ayah tunggalnya, Bug. Di rumah itu, juga ada saudara laki-lakinya, Hunter. Bug tidak punya banyak waktu untuk anak-anaknya dan Bailey yang mendekati masa puber mencari perhatian dan petualangan di tempat lain.
Coralie Fargeat merupakan sutradara dan penulis skenario asal Prancis. Dia terkenal berkat film debutnya Revenge pada 2017. Fargeat memilih David Cronenberg, John Carpenter, David Lynch, dan Michael Haneke sebagai pembuat film yang telah memengaruhinya, serta memuji beberapa pembuat film Korea Selatan sebagai inspirasi gaya.
Tahun ini, Karya terbarunya bertajuk The Substance masuk kategori kompetisi. Film ini bercerita tentang seseorang yang bermimpi tumbuh sebagai seseorang dalam versi yang lebih baik dari sekarang. Sebuah refleksi tentang keseimbangan sempurna dalam mengatur tujuh hari selama satu minggu yang unik.
Film All We Imagine as Light disutradarai oleh Payal Kapadia. Sineas kelahiran Mumbai ini telah memupuk reputasi yang panjang dalam karier penyutradaraannya. Pada 2021, dia mendapatkan Golden Eye untuk Film Dokumenter Terbaik di Cannes Film Festival.
All We Imagine as Light merupakan film produksi lintas negara, seperti India, Prancis, Luxemburg, dan Italia. Film berdurasi 115 menit mengambil latar belakang kota Mumbai. Ceritanya akan berkutat pada rutinitas perawat bernama Prabha yang bermasalah karena dia mendapat hadiah tak terduga dari suaminya.
Teman sekamarnya yang lebih muda, juga berulah. Dia mencoba mencari tempat di kota untuk bisa akrab dengan pacarnya. Perjalanan ke pantai kemudian memungkinkan mereka menemukan ruang untuk mewujudkan keinginannya masing-masing.
Nama Agathe Riedinger tentu tak asing lagi di dunia sinema. Setelah memproduksi cukup banyak film pendek, karya panjangnya Wild Diamond akhirnya terpilih untuk bersaing memperebutkan Palme d'Or di Festival Film Cannes 2024.
Film ini bercerita tentang Liane, 19 tahun, yang pemberani dan berapi-api. Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya di sebuah kota yang panas di Prancis bagian selatan. Terobsesi dengan kecantikan dan ingin jadi 'seseorang', dia melihat reality TV sebagai kesempatannya untuk dicintai.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dari 22 film yang terpilih untuk kategori kompetisi, yang akan bersaing untuk memperebutkan piala Palme d'Or, 18 judul di antaranya merupakan garapan sutradara laki-laki. Praktis, hanya empat sutradara perempuan yang akan bersaing memperebutkan satu piala paling prestisius di festival ini.
Baca juga: Sineas Asia Makin Mendapat Tempat di Cannes Film Festival 2024
Merasa deja vu? Ya, ini bukanlah kali pertama terjadi. Kritik soal kehadiran sineas perempuan memang terus bergulir dari waktu ke waktu. Dengan hanya ada 4 nama saja tahun ini, maka keterwakilan perempuan di Cannes Film Festival edisi ke-77 hanya 18,2 persen.
Jumlah tersebut menurun dari apa yang terjadi pada tahun lalu, ketika 7 film sineas perempuan berlaga di kategori kompetisi. Bahkan, Justine Triet, lewat film Anatomy of a Fall meraih kemenangan Palme d’Or.
Meski gemilang, Triet adalah wanita ketiga sepanjang sejarah festival ini yang meraih hadiah utama tersebut. Namun, hal ini rupanya tak juga membuat keterwakilan perempuan meningkat pada edisi selanjutnya.
Berikut adalah 4 film karya sineas perempuan yang berlaga di kategori kompetisi Cannes Film Festival 2024:
1. Bird - Andrea Arnold
Bird karya Andrea Arnold. (Sumber foto: Cannes Film Festival)
Beberapa film terbaiknya, seperti Red Road, Fish Tank dan American Honey, semuanya memenangi penghargaan Jury Prize dalam Cannes Film Festival. Kini, lewat Bird, Andrea Arnold bakal menyajikan cerita khasnya sekali lagi.
Bird bercerita tentang Bailey yang berusia 12 tahun dan tinggal bersama ayah tunggalnya, Bug. Di rumah itu, juga ada saudara laki-lakinya, Hunter. Bug tidak punya banyak waktu untuk anak-anaknya dan Bailey yang mendekati masa puber mencari perhatian dan petualangan di tempat lain.
2. The Substance - Coralie Fargeat
So excited for The Substance!! After Revenge (2017) I will forever be seated for every new Coralie Fargeat movie!! pic.twitter.com/Ycxd3nmqAj
— becks (@NomiMalones) May 13, 2024
Coralie Fargeat merupakan sutradara dan penulis skenario asal Prancis. Dia terkenal berkat film debutnya Revenge pada 2017. Fargeat memilih David Cronenberg, John Carpenter, David Lynch, dan Michael Haneke sebagai pembuat film yang telah memengaruhinya, serta memuji beberapa pembuat film Korea Selatan sebagai inspirasi gaya.
Tahun ini, Karya terbarunya bertajuk The Substance masuk kategori kompetisi. Film ini bercerita tentang seseorang yang bermimpi tumbuh sebagai seseorang dalam versi yang lebih baik dari sekarang. Sebuah refleksi tentang keseimbangan sempurna dalam mengatur tujuh hari selama satu minggu yang unik.
3. All We Imagine as Light - Payal Kapadia
All We Imagine as Light karya Payal Kapadia. (Sumber foto: Cannes Film Festival)
All We Imagine as Light merupakan film produksi lintas negara, seperti India, Prancis, Luxemburg, dan Italia. Film berdurasi 115 menit mengambil latar belakang kota Mumbai. Ceritanya akan berkutat pada rutinitas perawat bernama Prabha yang bermasalah karena dia mendapat hadiah tak terduga dari suaminya.
Teman sekamarnya yang lebih muda, juga berulah. Dia mencoba mencari tempat di kota untuk bisa akrab dengan pacarnya. Perjalanan ke pantai kemudian memungkinkan mereka menemukan ruang untuk mewujudkan keinginannya masing-masing.
4. Wild Diamond - Agathe Riedinger
Wild Diamond karya Agathe Riedinger. (Sumber foto: Cannes Film Festival)
Film ini bercerita tentang Liane, 19 tahun, yang pemberani dan berapi-api. Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya di sebuah kota yang panas di Prancis bagian selatan. Terobsesi dengan kecantikan dan ingin jadi 'seseorang', dia melihat reality TV sebagai kesempatannya untuk dicintai.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.