Lutesha dan Jerome Kurnia Perkuat Karakter dalam Film Penyalin Cahaya
21 August 2021 |
10:48 WIB
Setelah mengumumkan Shenina Cinnamon dan Chicco Kurniawan sebagai pemeran utama di film Penyalin Cahaya, Rekata Studio ungkapkan bahwa aktor Lutesha dan Jerome Kurnia akan turut berakting di film garapan sutradara Wregas Bhanuteja itu. Meskipun keduanya adalah aktor muda, jam terbang mereka di depan kamera tidak bisa dianggap remeh.
Lutesha, 27 tahun, pernah berakting dalam sejumlah film layar lebar, seperti My Generation (2017), Ambu (2019), Bebas (2019), serta Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020). Berkat aktingnya dalam My Generation, Lutesha bahkan berhasil menjadi salah satu nominasi Aktris Pendatang Baru Terpilih dari Piala Maya 2017.
Adapun Jerome Kurnia, 27 tahun, juga sudah beberapa kali menunjukkan karier aktingnya yang menjanjikan. Permainan perannya dapat disaksikan dalam sejumlah judul, seperti Bumi Manusia (2019), Dilan 1991 (2019), Milea: Suara dari Dilan (2020), dan film pendek Dear to Me (2021) yang baru saja tayang di Locarno Film Festival.
Perannya sebagai Robert Suurhof dalam Bumi Manusia berhasil memberikan Jerome nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia 2019 kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Selain dari performa, kedua aktor dipilih karena memiliki concern yang besar untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan seksual dan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Dalam film Penyalin Cahaya, Lutesha akan berperan sebagai Farah. Farah adalah seorang mahasiswa di kampus tempat Sur (Shenina) berkuliah dan Amin (Chicco) bekerja sebagai pegawai kios fotokopi.
Sementara itu, Jerome Kurnia memerankan karakter Tariq, mahasiswa yang juga berteman dengan Sur di kampus yang sama.
"Terdapat banyak layer dari backstory yang tidak ditunjukkan secara eksplisit yang membuat karakternya [Farah] semakin tajam. Dinamika emosi yang naik turun, trauma terpendam, ledakan emosi, hingga konsistensi karakter, semua ini merupakan tantangan dan pengalaman yang baru bagi saya," tutur Lutesha.
Perasaan yang sama juga dialami Jerome kala pertama kali menyimak kisah Penyalin Cahaya dari Wregas. Menurut Jerome, berbagai kejadian Penyalin Cahaya jarang digambarkan dalam film Indonesia. Padahal, kejadian-kejadian tersebut dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
"Emosi karakter Tariq berspektrum. Bisa naik, bisa turun. Tidak lazim ditemukan pada banyak orang, karena juga mempunyai masa lalu yang tidak banyak orang alami, sehingga membedah karakter Tariq jadi tantangan buat saya," katanya.
Mencari referensi untuk 'menghidupkan' Tariq cukup menantang untuk Jerome. Dalam proses pencarian itu, dia menyadari ternyata banyak orang di sekitarnya yang mempunyai pengalaman hidup yang bisa diserap untuk karakter Tariq.
Menurut Lutesha, film Penyalin Cahaya memang memiliki peran penting untuk meningkatkan awareness terhadap topik kekerasan seksual. Sebagai media, film ini dapat menyampaikan suara penyintas kekerasan seksual yang masih berjuang untuk mendapatkan keadilan.
"Dengan film ini dilihat banyak orang, saya harap akan ada dampak yang signifikan, tidak hanya di industri film, namun juga di kehidupan nyata, misalnya perubahan regulasi hukum dari pemerintah," ujar Lutesha.
Editor: Avicenna
Lutesha, 27 tahun, pernah berakting dalam sejumlah film layar lebar, seperti My Generation (2017), Ambu (2019), Bebas (2019), serta Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020). Berkat aktingnya dalam My Generation, Lutesha bahkan berhasil menjadi salah satu nominasi Aktris Pendatang Baru Terpilih dari Piala Maya 2017.
Adapun Jerome Kurnia, 27 tahun, juga sudah beberapa kali menunjukkan karier aktingnya yang menjanjikan. Permainan perannya dapat disaksikan dalam sejumlah judul, seperti Bumi Manusia (2019), Dilan 1991 (2019), Milea: Suara dari Dilan (2020), dan film pendek Dear to Me (2021) yang baru saja tayang di Locarno Film Festival.
Perannya sebagai Robert Suurhof dalam Bumi Manusia berhasil memberikan Jerome nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia 2019 kategori Pemeran Pendukung Pria Terbaik.
Selain dari performa, kedua aktor dipilih karena memiliki concern yang besar untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan seksual dan ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.
Aktor Lutesha dan Jerome Kurnia akan turut berakting di film garapan sutradara Wregas Bhanuteja, Penyalin Cahaya. (Dok. Rekata Studio)
Sementara itu, Jerome Kurnia memerankan karakter Tariq, mahasiswa yang juga berteman dengan Sur di kampus yang sama.
"Terdapat banyak layer dari backstory yang tidak ditunjukkan secara eksplisit yang membuat karakternya [Farah] semakin tajam. Dinamika emosi yang naik turun, trauma terpendam, ledakan emosi, hingga konsistensi karakter, semua ini merupakan tantangan dan pengalaman yang baru bagi saya," tutur Lutesha.
Perasaan yang sama juga dialami Jerome kala pertama kali menyimak kisah Penyalin Cahaya dari Wregas. Menurut Jerome, berbagai kejadian Penyalin Cahaya jarang digambarkan dalam film Indonesia. Padahal, kejadian-kejadian tersebut dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
"Emosi karakter Tariq berspektrum. Bisa naik, bisa turun. Tidak lazim ditemukan pada banyak orang, karena juga mempunyai masa lalu yang tidak banyak orang alami, sehingga membedah karakter Tariq jadi tantangan buat saya," katanya.
Mencari referensi untuk 'menghidupkan' Tariq cukup menantang untuk Jerome. Dalam proses pencarian itu, dia menyadari ternyata banyak orang di sekitarnya yang mempunyai pengalaman hidup yang bisa diserap untuk karakter Tariq.
Menurut Lutesha, film Penyalin Cahaya memang memiliki peran penting untuk meningkatkan awareness terhadap topik kekerasan seksual. Sebagai media, film ini dapat menyampaikan suara penyintas kekerasan seksual yang masih berjuang untuk mendapatkan keadilan.
"Dengan film ini dilihat banyak orang, saya harap akan ada dampak yang signifikan, tidak hanya di industri film, namun juga di kehidupan nyata, misalnya perubahan regulasi hukum dari pemerintah," ujar Lutesha.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.