Minat Studi ke Luar Negeri Meningkat, Jasa Konsultan Kian Diburu Masyarakat
15 May 2024 |
09:00 WIB
Minat pelajar Indonesia untuk melanjutkan studi di luar negeri terus meningkat. Berdasarkan data Institut Statistik UNESCO, jumlah mahasiswa Indonesia yang meneruskan studi ke luar negeri adalah 59.224 mahasiswa dan diprediksi terus meningkat setiap tahunnya.
Tak hanya itu, Indonesia juga menjadi negara peringkat ke-22 dengan jumlah mahasiswa terbesar yang kuliah di luar negeri. Beberapa kampus yang menjadi tempat tujuan pendidikan pun rata-rata merupakan perguruan tinggi terbaik dunia seperti Oxford University dan Cambridge University.
Namun, untuk menembus universitas-universitas kelas dunia ini tentu tidak mudah. Dibutuhkan strategi khusus agar dapat diterima di sana. Salah satunya lewat kemahiran berbahasa dan pendidikan yang sesuai dengan standar akademik, yang tak ayal membuat bisnis konsultasi pendidikan meraup untung.
Baca juga: Cek 4 Kursus Online Gratis dari Universitas Top Dunia
Menurut Lona Kurniaty, Office Manager IDP Kebon Jeruk, Jakarta, bisnis jasa konsultan studi ke luar negeri memang terus meningkat seiring waktu. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya konsultan pendidikan baik dari skala kecil, medium maupun multinational companies yang masuk ke market Indonesia.
Selain itu, destinasi pendidikan yang ditawarkan juga lebih bervariasi, seperti Korea Selatan, Rusia, Jerman, dan yang lain. Menariknya, saat ini juga banyak lembaga yang menawarkan konsultasi untuk persiapan mendapatkan beasiswa ke luar negeri, tanpa mengurus aplikasi murid, tapi hanya sebatas persiapan pengambilan beasiswa ke luar negeri.
"Jadi bisnis yang berkembang termasuk pre service sebelum submit aplikasi, misal bimbingan dalam menulis personal statement hingga kursus persiapan IELTS. Hadirnya beasiswa seperti LPDP dan Beasiswa Indonesia Maju juga membuat minat kuliah keluar negeri semakin meningkat," katanya.
Sebagai lembaga pendidikan internasional, IDP juga terus membantu pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke sejumlah negara seperti Australia, Inggris, New Zealand, Irlandia, Amerika, dan Kanada. Oleh karena itu, pihaknya pun terdaftar sebagai penyelenggara International English Language Testing System (IELTS) resmi dalam kecakapan berbahasa.
Lona menjelaskan, untuk memenuhi permintaan klien, pihaknya mencari tahu terlebih dulu latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai klien. Dari sinilah mereka lalu mengarahkan klien untuk mengambil jurusan dan program yang tepat. Termasuk universitas yang dituju, biaya, serta bagaimana persiapan diri yang mangkus dari klien sebelum berangkat studi.
"Kami membantu mulai dari pengumpulan dokumen, pendaftaran ke universitas, mendapatkan letter of offer, pengurusan visa sampai sesi pembekalan sebelum berangkat. Jika murid sudah berangkat, dan masih membutuhkan bantuan, mereka juga masih bisa contact ke IDP," katanya.
Namun, hadirnya teknologi juga memberi kemudahan bagi para konsultan untuk lebih melebarkan sayapnya ke berbagai daerah. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Zoom yang tidak mengenal batas lokasi selama masih ada koneksi internet. Hal inilah yang juga membuat perkembangan jasa konsultan jadi meningkat.
"Dengan adanya teknologi terbarukan, konsultan pendidikan yang berlokasi di pulau Jawa bahkan saja menangani klien yang berdomisili di Papua. Selain tidak ada jarak, kami juga bisa terus berkomunikasi dengan klien yang ada di mana pun terutama lewat online," katanya.
Selaras,founder Vista Education Ivan Liusaputra mengatakan, tren permintaan konsultasi pendidikan ke luar negeri memang terus mengalami peningkatan. Ini salah satunya dipengaruhi keinginan masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan lebih baik dengan masuk ke berbagai kampus yang selama ini mereka impikan.
Menurut Ivan, kampus-kampus yang ada di dalam negeri memang sudah baik, tapi saat ini mereka masih dalam tahap pembenahan. Sedangkan, di negara-negara maju berbagai perguruan tinggi terus membuat peluang dengan memberikan ratusan program yang mungkin tidak didapat jika mereka melanjutkan studi di dalam negeri.
"Ini kan satu inovasi yang dilakukan negara-negara maju untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebab ini sudah menjadi kebutuhan yang harus dimiliki setiap individu untuk dapat bersaing dalam era perubahan teknologi yang kian cepat ini," katanya.
Baca juga: 10 Prodi dan Kampus dengan Persaingan Paling Ketat di SNBP 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Tak hanya itu, Indonesia juga menjadi negara peringkat ke-22 dengan jumlah mahasiswa terbesar yang kuliah di luar negeri. Beberapa kampus yang menjadi tempat tujuan pendidikan pun rata-rata merupakan perguruan tinggi terbaik dunia seperti Oxford University dan Cambridge University.
Namun, untuk menembus universitas-universitas kelas dunia ini tentu tidak mudah. Dibutuhkan strategi khusus agar dapat diterima di sana. Salah satunya lewat kemahiran berbahasa dan pendidikan yang sesuai dengan standar akademik, yang tak ayal membuat bisnis konsultasi pendidikan meraup untung.
Baca juga: Cek 4 Kursus Online Gratis dari Universitas Top Dunia
Menurut Lona Kurniaty, Office Manager IDP Kebon Jeruk, Jakarta, bisnis jasa konsultan studi ke luar negeri memang terus meningkat seiring waktu. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya konsultan pendidikan baik dari skala kecil, medium maupun multinational companies yang masuk ke market Indonesia.
Selain itu, destinasi pendidikan yang ditawarkan juga lebih bervariasi, seperti Korea Selatan, Rusia, Jerman, dan yang lain. Menariknya, saat ini juga banyak lembaga yang menawarkan konsultasi untuk persiapan mendapatkan beasiswa ke luar negeri, tanpa mengurus aplikasi murid, tapi hanya sebatas persiapan pengambilan beasiswa ke luar negeri.
"Jadi bisnis yang berkembang termasuk pre service sebelum submit aplikasi, misal bimbingan dalam menulis personal statement hingga kursus persiapan IELTS. Hadirnya beasiswa seperti LPDP dan Beasiswa Indonesia Maju juga membuat minat kuliah keluar negeri semakin meningkat," katanya.
Sebagai lembaga pendidikan internasional, IDP juga terus membantu pelajar Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke sejumlah negara seperti Australia, Inggris, New Zealand, Irlandia, Amerika, dan Kanada. Oleh karena itu, pihaknya pun terdaftar sebagai penyelenggara International English Language Testing System (IELTS) resmi dalam kecakapan berbahasa.
Lona menjelaskan, untuk memenuhi permintaan klien, pihaknya mencari tahu terlebih dulu latar belakang dan tujuan yang ingin dicapai klien. Dari sinilah mereka lalu mengarahkan klien untuk mengambil jurusan dan program yang tepat. Termasuk universitas yang dituju, biaya, serta bagaimana persiapan diri yang mangkus dari klien sebelum berangkat studi.
"Kami membantu mulai dari pengumpulan dokumen, pendaftaran ke universitas, mendapatkan letter of offer, pengurusan visa sampai sesi pembekalan sebelum berangkat. Jika murid sudah berangkat, dan masih membutuhkan bantuan, mereka juga masih bisa contact ke IDP," katanya.
Ilustrasi belajar (Sumber gambar: Unsplash/Kyle Gregory Devaras)
Kian Marak & Kompetitif
Kendati bisnis konsultasi pendidikan memiliki peluang keuntungan besar, bukan berarti tidak ada tantangan. Seiring peningkatan teknologi misalnya, sudah banyak tutorial dari para influencer untuk dapat belajar ke luar negeri. Bahkan, kini juga sudah banyak kompetitor yang menawarkan jasa yang hampir mirip satu sama lain.Namun, hadirnya teknologi juga memberi kemudahan bagi para konsultan untuk lebih melebarkan sayapnya ke berbagai daerah. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi Zoom yang tidak mengenal batas lokasi selama masih ada koneksi internet. Hal inilah yang juga membuat perkembangan jasa konsultan jadi meningkat.
"Dengan adanya teknologi terbarukan, konsultan pendidikan yang berlokasi di pulau Jawa bahkan saja menangani klien yang berdomisili di Papua. Selain tidak ada jarak, kami juga bisa terus berkomunikasi dengan klien yang ada di mana pun terutama lewat online," katanya.
Selaras,founder Vista Education Ivan Liusaputra mengatakan, tren permintaan konsultasi pendidikan ke luar negeri memang terus mengalami peningkatan. Ini salah satunya dipengaruhi keinginan masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan lebih baik dengan masuk ke berbagai kampus yang selama ini mereka impikan.
Menurut Ivan, kampus-kampus yang ada di dalam negeri memang sudah baik, tapi saat ini mereka masih dalam tahap pembenahan. Sedangkan, di negara-negara maju berbagai perguruan tinggi terus membuat peluang dengan memberikan ratusan program yang mungkin tidak didapat jika mereka melanjutkan studi di dalam negeri.
"Ini kan satu inovasi yang dilakukan negara-negara maju untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebab ini sudah menjadi kebutuhan yang harus dimiliki setiap individu untuk dapat bersaing dalam era perubahan teknologi yang kian cepat ini," katanya.
Baca juga: 10 Prodi dan Kampus dengan Persaingan Paling Ketat di SNBP 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.