3 Persaingan Legendaris di Ajang F1, Ada Mika Hakkinen vs Michael Schumacher
03 May 2024 |
19:30 WIB
Formula 1 adalah seri balap yang sangat kompetitif, mengingat besarnya jumlah uang, perhatian, dan taruhan yang menekan semua orang yang terlibat. Namun, para pembalaplah yang akan menanggung sebagian besar beban tersebut. Dengan tekanan yang tinggi, mereka siap melakukan apa pun untuk menang, bahkan menimbulkan rivalitas.
Para pembalap F1 bisa mengalami pertikaian, baik dengan pembalap dari tim lain, atau bahkan dengan pembalap dari timnya sendiri. Keduanya terjadi karena sebab yang sangat berbeda. Untuk persaingan antar pembalap dari tim yang berbeda, hal itu umumnya terjadi karena baik mobil maupun pembalapnya berada pada level persaingan yang hampir setara.
Baca juga: Kenalan dengan Pasangan Para Pembalap F1 2024, Max Verstappen sampai Alex Albon
Berbeda dengan persaingan antara pembalap dari tim yang sama, yang bisa disebabkan oleh buruknya koordinasi dari ahli strategi balapan, atau mereka berdua menjadi sangat kompetitif sehingga tidak mematuhi strategi dan arahan tim. Namun keduanya sama-sama seru untuk diikuti dan dipelajari,
Hal tersebut menawarkan wawasan luar biasa tentang bagaimana atlet-atlet papan atas membiarkan rasa haus mereka akan kemenangan, bahkan dengan mengabaikan batasan apa pun. Entah itu melanggar peraturan, balapan kotor, adu mulut, atau kontroversi skala besar.
Untuk itu, mari simak 3 persaingan legendaris dalam ajang balap Formula 1. Apa saja? Berikut ulasannya.
Persaingan antara Ayrton Senna dan Alain Prost dapat disebut sebagai yang paling panas, karena kontroversi yang selalu bertumpuk setelah setiap balapan. Karier mereka saling tumpang tindih. Prost memenangkan gelar pertamanya pada 1985, dan Senna mencetak kemenangan kejuaraan dunia pertamanya pada tahun yang sama.
Saat Senna bergabung bersama tim Mclaren pada 1988, Prost awalnya tidak terlalu mengkhawatirkan perubahan tersebut. Mengingat dia sudah dua kali menjadi juara dunia pada tahun itu.
Namun, dia dengan cepat berubah pikiran setelah mengetahui bahwa Senna bukanlah pembalap biasa, tapi sangat haus kemenangan. Senna paham betul bahwa mobil Mclaren MP4/4 sangat dominan.
Ketegangan mulai meningkat di GP Portugal, ketika Senna menyalip dengan sangat berbahaya, yang hampir membuat Prost menabrak dinding pit. Namun, persaingan ini mencapai puncaknya pada GP Jepang 1989, ketika Senna kembali mencoba menyalip rivalnya, tapi gagal dan membuat kedua pembalap tersebut mundur pada lap terakhir balapan.
Uniknya, kejadian ini malah mengamankan kejuaraan pembalap kepada Alain Prost. Namun, selama persaingan ini berlangsung, Ayrton Senna terbukti sedikit lebih unggul dalam total perolehan poin, sebelum kematiannya yang mendadak di GP San Marino 1993.
James Hunt dan Niki Lauda, memulai karier dalam dunia balap sebagai teman yang naik ke Formula 1 bersama-sama. Namun hubungan mereka mulai memburuk, saat perebutan gelar yang dramatis pada 1976. Hunt memenangkan kejuaraan dunia GP pertamanya pada 1975, sementara Lauda mendominasi awal musim 1976.
Niki Lauda meraih empat kemenangan dan finis kedua dua kali dari enam balapan pertama. Namun, momentum ini segera terputus, ketika dia mengalami kecelakaan yang nyaris fatal di GP Jerman, sehingga harus beristirahat sejenak. Meski mengkhawatirkan temannya, Hunt tidak memiliki persaingan apa pun yang ketat.
Dengan kemauan yang kuat untuk menang, Lauda bersikeras untuk kembali balapan di GP Italia. Namun pada akhirnya, James Hunt lah yang berhasil memenangkan gelar 1976. Persaingan dan pertemanan kedua pembalap legendaris ini diceritakan dalam film yang berjudul Rush (2013), dengan Niki Lauda diperankan oleh Daniel Brühl, dan Chris Hemsworth sebagai James Hunt.
Keduanya pernah berselisih saat perebutan gelar musim 1998. Namun pada GP Makau 1990, Schumacher terlihat sengaja menyeruduk rivalnya, yang menggagalkan kemenangan Hakkinen.
Meski menunjukan etika balapan yang kurang baik, persaingan antara Mika Häkkinen dan Michael Schumacher berakhir dengan kedua pembalap tersebut menjadi teman dekat setelah pensiun.
Baca juga: 5 Rekomendasi Game Terbaik Rilis Mei 2024: Homeworld 3 hingga F1 24
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Para pembalap F1 bisa mengalami pertikaian, baik dengan pembalap dari tim lain, atau bahkan dengan pembalap dari timnya sendiri. Keduanya terjadi karena sebab yang sangat berbeda. Untuk persaingan antar pembalap dari tim yang berbeda, hal itu umumnya terjadi karena baik mobil maupun pembalapnya berada pada level persaingan yang hampir setara.
Baca juga: Kenalan dengan Pasangan Para Pembalap F1 2024, Max Verstappen sampai Alex Albon
Berbeda dengan persaingan antara pembalap dari tim yang sama, yang bisa disebabkan oleh buruknya koordinasi dari ahli strategi balapan, atau mereka berdua menjadi sangat kompetitif sehingga tidak mematuhi strategi dan arahan tim. Namun keduanya sama-sama seru untuk diikuti dan dipelajari,
Hal tersebut menawarkan wawasan luar biasa tentang bagaimana atlet-atlet papan atas membiarkan rasa haus mereka akan kemenangan, bahkan dengan mengabaikan batasan apa pun. Entah itu melanggar peraturan, balapan kotor, adu mulut, atau kontroversi skala besar.
Untuk itu, mari simak 3 persaingan legendaris dalam ajang balap Formula 1. Apa saja? Berikut ulasannya.
1. Ayrton Senna vs Alain Prost (1988 - 1993)
Persaingan antara Ayrton Senna dan Alain Prost dapat disebut sebagai yang paling panas, karena kontroversi yang selalu bertumpuk setelah setiap balapan. Karier mereka saling tumpang tindih. Prost memenangkan gelar pertamanya pada 1985, dan Senna mencetak kemenangan kejuaraan dunia pertamanya pada tahun yang sama.
Saat Senna bergabung bersama tim Mclaren pada 1988, Prost awalnya tidak terlalu mengkhawatirkan perubahan tersebut. Mengingat dia sudah dua kali menjadi juara dunia pada tahun itu.
Namun, dia dengan cepat berubah pikiran setelah mengetahui bahwa Senna bukanlah pembalap biasa, tapi sangat haus kemenangan. Senna paham betul bahwa mobil Mclaren MP4/4 sangat dominan.
Ketegangan mulai meningkat di GP Portugal, ketika Senna menyalip dengan sangat berbahaya, yang hampir membuat Prost menabrak dinding pit. Namun, persaingan ini mencapai puncaknya pada GP Jepang 1989, ketika Senna kembali mencoba menyalip rivalnya, tapi gagal dan membuat kedua pembalap tersebut mundur pada lap terakhir balapan.
Uniknya, kejadian ini malah mengamankan kejuaraan pembalap kepada Alain Prost. Namun, selama persaingan ini berlangsung, Ayrton Senna terbukti sedikit lebih unggul dalam total perolehan poin, sebelum kematiannya yang mendadak di GP San Marino 1993.
2. Niki Lauda vs James Hunt (1975 -1977)
James Hunt dan Niki Lauda, memulai karier dalam dunia balap sebagai teman yang naik ke Formula 1 bersama-sama. Namun hubungan mereka mulai memburuk, saat perebutan gelar yang dramatis pada 1976. Hunt memenangkan kejuaraan dunia GP pertamanya pada 1975, sementara Lauda mendominasi awal musim 1976.
Niki Lauda meraih empat kemenangan dan finis kedua dua kali dari enam balapan pertama. Namun, momentum ini segera terputus, ketika dia mengalami kecelakaan yang nyaris fatal di GP Jerman, sehingga harus beristirahat sejenak. Meski mengkhawatirkan temannya, Hunt tidak memiliki persaingan apa pun yang ketat.
Dengan kemauan yang kuat untuk menang, Lauda bersikeras untuk kembali balapan di GP Italia. Namun pada akhirnya, James Hunt lah yang berhasil memenangkan gelar 1976. Persaingan dan pertemanan kedua pembalap legendaris ini diceritakan dalam film yang berjudul Rush (2013), dengan Niki Lauda diperankan oleh Daniel Brühl, dan Chris Hemsworth sebagai James Hunt.
3. Mika Hakkinen vs Michael Schumacher (1998 - 2001)
Menurut Michael Schumacher, rival terberatnya selama aktif di F1 adalah Mika Hakkinen. Pembalap Finlandia yang dijuluki sebagai The Flying Finn berkat kecepatanya di trek.
Meskipun tidak memiliki keterampilan dan dorongan untuk menang layaknya Schumacher, Hakkinen berhasil mengamankan 2 gelar juara pada 1998 dan 1999, bersama dengan 20 kemenangan berkat akurasi menyetirnya, dan performa tim McLaren yang sangat unggul kala itu.Keduanya pernah berselisih saat perebutan gelar musim 1998. Namun pada GP Makau 1990, Schumacher terlihat sengaja menyeruduk rivalnya, yang menggagalkan kemenangan Hakkinen.
Meski menunjukan etika balapan yang kurang baik, persaingan antara Mika Häkkinen dan Michael Schumacher berakhir dengan kedua pembalap tersebut menjadi teman dekat setelah pensiun.
Baca juga: 5 Rekomendasi Game Terbaik Rilis Mei 2024: Homeworld 3 hingga F1 24
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.