Tingginya Potensi Karir Penerjemah Pada Era Globalisasi
30 April 2024 |
09:00 WIB
Translator/Enterpreter menjadi salah satu profesi yang belum banyak dikenal anak muda. Padahal saat ini banyak yang membutuhkannya untuk keperluan acara atau bahkan sekedar menterjemahkan tugas. Melihat kesempatan itu, muncul beberapa anak muda yang fokus membidangi pekerjaan tersebut.
Faktanya Harga tawar terhadap jasa ini pun juga beragam dan dapat menjadi salah satu pilihan untuk mencari cuan di masa kini. Salah satu pemudi yang turut bekerja sebagai penerjemah adalah Eviana (24) asal Magetan yang saat ini menjadi penerjemah bahasa Korea profesional tersumpah.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Seputar Profesi Penerjemah
Awal mulanya sekitar tahun 2018/2019 Eviana hanya iseng menerjemahkan konten-konten bahasa korea yang dilihatnya di Plattform Media sosial kedalam bahasa Inggris. Dia kemudian membagikan hasil terjemahannya kedalam media sosial miliknya secara gratis.
Hal tersebut lalu berdampak positif terhadapnya dan akun milikinya, sebab rupanya banyak pengikutnya yang tertarik dengan budaya serta konten korea. Menariknya, Eviana merupakan Mahasiswa Jurusan Marketing yang juga sudah bekerja di salah satu perusahaan.
Keinginan kuatnya sebagai penerjemah muncul saat itu, memaksa dia untuk berhenti dan fokus sebagai penerjamah. Dia merasakan bahwa benefit menjadi seorang penerjemah lebih banyak dibanding profesi sebelumnya.
“Saat saya masih menjadi seorang penerjemah lepas, sempat dapat tawaran dengan harga yang lebih tinggi dari pekerjaan tetap saya, memang jumlahnya belum fantastis, tapi menjelaskan tentang peluang pekerjaan ini,” tutur Evania
Peristiwa tersebut memperlihatkan bahwa demand pekerjaan ini lumayan tinggi, dan banyak diperlukan karena globalisasi yang terjadi menyebabkan bahasa menjadi aspek yang penting menurutnya. Dalam pekerjaan ini, Evania pun berlatih secara otodidak, menurutnya bagi anak muda yang ingin terjun di bidang ini, bisa dimulai dengan mempebanyak konsumsi media berbahasa asing untuk belajar.
“Kalau untuk mendapatkan sertifikasi bisa mengkuti TOPIK [Test of Profiency in Korean] untuk bahasa Korea, yang hanya dilakukan dua kali dalam setahun dan lokasinya juga terbatas, hanya di Jakarta, Jogja, Bandung, dan Bali,” ujarnya.
Hasil dari tes TOPIK ini berupa level, yang dimulai dari 1-6, dan untuk rerata yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah mereka yang berada minimal di level 3. Untuk jenis pekerjaan yang dilakukan pun juga beragam dan tidak membosankan. Ketika seseorang masuk kedalam perusahaan ataupun agensi penerjemah, mereka bisa mengerjakan artikel, subtitler, interpreter, transcriber, proofreader, dan bahkan seorang pemandu wisata.
Hal ini juga dirasakan oleh Den Permana (25) asal Bandung yang menjadi penerjemah lepas sejak 2020. Den fokus sebagai penerjemah bahasa Jepang dalam sebuah platfform jasa penerjemah.
“Awalnya saya ingin menjadi seorang penerjemah yang dapat menjembatani 2 budaya pada era globalisasi ini, karena menurut saya ini merupakan hal yang keren,” kata Den.
Lelaki lulusan sastra Jepang ini juga sempat tinggal selama beberapa tahun di negeri sakura tersebut. Hal ini menjadi poin lebih baginya sehingga lumayan sering mendapat pekerjaan sebagai penerjemah bahasa Jepang. Faktor menarik lainnya adalah karena menurutnya pekerjaan ini bisa dilakukan darimana saja sehingga lebih fleksibel secara waktu dan tempat.
Sampai saat ini Den memang belum mengambil sertifikasi secara resmi sebagai seorang Penerjemah bahasa Jepang, namun dirinya justru kebanyakan mendapatkan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia atau dari perusahaan LPK untuk penerjemahan dokumen.
Bagi mereka berdua menjadi Penerjemah membutuhkan modal niat belajar yang tinggi, selain itu seorang penerjemah juga harus mengerti unsur budaya bahasa tersebut. Dari segi pendapatan terdapat perbedaan antara Eviana dan Den, sebab Eviana merupakan seorang pekerja tetap yang mendapat gaji lumayan setara dengan UMR Jakarta. Namun, begitu dirinya juga melakukan pekerjaan lepas sebagai seorang penerjemah yang mendapat pemasukan sesuai dengan proyek yang diambilnya.
“Selain materi, menurut saya benefit yang didapatkan dari pekerjaan ini amat sangat beragam, saya pernah mendapat kesempatan mengikuti fanmeeting publik figur Korea secara gratis, karena bekerja sebagai penerjemah,” ungkap Eviana.
Pekerjaaan yang datang kepada Eviana pun unik-unik, dirinya sempat diminta datang ke acara K-Pop oleh seorang klien yang ingin mendapat terjemahan langsung dari sang idola.
Sementara itu, Den sendiri sebagai pekerja lepas mendapat penghasilan yang tidak menentu tergantung projek yang datang kepadanya. Beberapa kali dia mendapat projek untuk menerjemahkan novel ataupun komik jepang dengan nilai Rp10.000 per lembarnya.
Untuk tantangan yang Den rasakan dalam pekerjaan ini adalah adanya perkembangan bahasa dan istilah modern dari bahasa asal yang terus berkembang, sehingga menjadi seorang penerjemah pun dapat mengalami kesalahan makna. Kedua anak muda ini juga menuturkan bahwa menjadi seorang penerjemah adalah peran penting untuk membantu banyak orang menembus hambatan bahasa.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Faktanya Harga tawar terhadap jasa ini pun juga beragam dan dapat menjadi salah satu pilihan untuk mencari cuan di masa kini. Salah satu pemudi yang turut bekerja sebagai penerjemah adalah Eviana (24) asal Magetan yang saat ini menjadi penerjemah bahasa Korea profesional tersumpah.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Seputar Profesi Penerjemah
Awal mulanya sekitar tahun 2018/2019 Eviana hanya iseng menerjemahkan konten-konten bahasa korea yang dilihatnya di Plattform Media sosial kedalam bahasa Inggris. Dia kemudian membagikan hasil terjemahannya kedalam media sosial miliknya secara gratis.
Hal tersebut lalu berdampak positif terhadapnya dan akun milikinya, sebab rupanya banyak pengikutnya yang tertarik dengan budaya serta konten korea. Menariknya, Eviana merupakan Mahasiswa Jurusan Marketing yang juga sudah bekerja di salah satu perusahaan.
Keinginan kuatnya sebagai penerjemah muncul saat itu, memaksa dia untuk berhenti dan fokus sebagai penerjamah. Dia merasakan bahwa benefit menjadi seorang penerjemah lebih banyak dibanding profesi sebelumnya.
“Saat saya masih menjadi seorang penerjemah lepas, sempat dapat tawaran dengan harga yang lebih tinggi dari pekerjaan tetap saya, memang jumlahnya belum fantastis, tapi menjelaskan tentang peluang pekerjaan ini,” tutur Evania
Peristiwa tersebut memperlihatkan bahwa demand pekerjaan ini lumayan tinggi, dan banyak diperlukan karena globalisasi yang terjadi menyebabkan bahasa menjadi aspek yang penting menurutnya. Dalam pekerjaan ini, Evania pun berlatih secara otodidak, menurutnya bagi anak muda yang ingin terjun di bidang ini, bisa dimulai dengan mempebanyak konsumsi media berbahasa asing untuk belajar.
“Kalau untuk mendapatkan sertifikasi bisa mengkuti TOPIK [Test of Profiency in Korean] untuk bahasa Korea, yang hanya dilakukan dua kali dalam setahun dan lokasinya juga terbatas, hanya di Jakarta, Jogja, Bandung, dan Bali,” ujarnya.
Hasil dari tes TOPIK ini berupa level, yang dimulai dari 1-6, dan untuk rerata yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah mereka yang berada minimal di level 3. Untuk jenis pekerjaan yang dilakukan pun juga beragam dan tidak membosankan. Ketika seseorang masuk kedalam perusahaan ataupun agensi penerjemah, mereka bisa mengerjakan artikel, subtitler, interpreter, transcriber, proofreader, dan bahkan seorang pemandu wisata.
Ilustrasi penerjemah. (Sumber foto: Pexels/Mikhail Nilov)
Hal ini juga dirasakan oleh Den Permana (25) asal Bandung yang menjadi penerjemah lepas sejak 2020. Den fokus sebagai penerjemah bahasa Jepang dalam sebuah platfform jasa penerjemah.
“Awalnya saya ingin menjadi seorang penerjemah yang dapat menjembatani 2 budaya pada era globalisasi ini, karena menurut saya ini merupakan hal yang keren,” kata Den.
Lelaki lulusan sastra Jepang ini juga sempat tinggal selama beberapa tahun di negeri sakura tersebut. Hal ini menjadi poin lebih baginya sehingga lumayan sering mendapat pekerjaan sebagai penerjemah bahasa Jepang. Faktor menarik lainnya adalah karena menurutnya pekerjaan ini bisa dilakukan darimana saja sehingga lebih fleksibel secara waktu dan tempat.
Sampai saat ini Den memang belum mengambil sertifikasi secara resmi sebagai seorang Penerjemah bahasa Jepang, namun dirinya justru kebanyakan mendapatkan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia atau dari perusahaan LPK untuk penerjemahan dokumen.
Bagi mereka berdua menjadi Penerjemah membutuhkan modal niat belajar yang tinggi, selain itu seorang penerjemah juga harus mengerti unsur budaya bahasa tersebut. Dari segi pendapatan terdapat perbedaan antara Eviana dan Den, sebab Eviana merupakan seorang pekerja tetap yang mendapat gaji lumayan setara dengan UMR Jakarta. Namun, begitu dirinya juga melakukan pekerjaan lepas sebagai seorang penerjemah yang mendapat pemasukan sesuai dengan proyek yang diambilnya.
“Selain materi, menurut saya benefit yang didapatkan dari pekerjaan ini amat sangat beragam, saya pernah mendapat kesempatan mengikuti fanmeeting publik figur Korea secara gratis, karena bekerja sebagai penerjemah,” ungkap Eviana.
Pekerjaaan yang datang kepada Eviana pun unik-unik, dirinya sempat diminta datang ke acara K-Pop oleh seorang klien yang ingin mendapat terjemahan langsung dari sang idola.
Sementara itu, Den sendiri sebagai pekerja lepas mendapat penghasilan yang tidak menentu tergantung projek yang datang kepadanya. Beberapa kali dia mendapat projek untuk menerjemahkan novel ataupun komik jepang dengan nilai Rp10.000 per lembarnya.
Untuk tantangan yang Den rasakan dalam pekerjaan ini adalah adanya perkembangan bahasa dan istilah modern dari bahasa asal yang terus berkembang, sehingga menjadi seorang penerjemah pun dapat mengalami kesalahan makna. Kedua anak muda ini juga menuturkan bahwa menjadi seorang penerjemah adalah peran penting untuk membantu banyak orang menembus hambatan bahasa.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.