Mooryati Soedibyo, Pendiri Mustika Ratu yang Dianugerahi Gelar Empu Jamu
24 April 2024 |
16:36 WIB
Mooryati Soedibyo, sosok pendiri jenama kecantikan Mustika Ratu telah berpulang pada Rabu, 24 April 2024 pukul 01.00 WIB dini hari di usianya yang ke 96 tahun. Semasa hidupnya, dia dikenal sebagai pribadi yang banyak menginspirasi banyak orang, khususnya di bidang kecantikan.
Mooryati lahir di Surakarta pada 5 Januari 1928. Ayahnya adalah K.R.M.T.A. Poernomo Hadiningrat dan ibunya G.R.A. Kussalbiyah. Dia juga merupakan cucu dari tokoh berpengaruh, yakni Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta yang memerintah pada era 1893–1939.
Baca juga: Mimpi Besar Mooryati Soedibyo di Yayasan Puteri Indonesia
Sampai akhirnya pada 1956, Mooryati menikah dengan Soedibyo Purbo Hadiningrat dan dikaruinai lima orang anak termasuk Putri Kuswisnuwardhani yang sekarang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Sebagai sosok yang inspiratif, Mooryati memiliki sejumlah fakta menarik sepanjang hayatnya yang dapat dijadikan contoh bagi generasi muda saat ini. Yuk simak fakta menarik Mooryati Soedibyo berikut ini.
Sejak usia 3 tahun, Mooryati tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa. Dia mendapat pendidikan tradisional, selain ilmu tata krama dan kesenian seperti tari klasik, karawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono (mempercantik diri dan memperindah busana), dia juga diajari tentang tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami. Hal itu pun membuatnya menjadi penyuka minuman jamu herbal sejak masih belia.
Berkat itu pula, hobi jamu akhirnya dikembangkan pula menjadi ladang bisnis. Mooryati meracik ramuan jamu resep Keraton Surakarta, hingga produknya dapat diekspor ke lebih dari 20 negara, di antaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.
“Sejak muda saya rajin minum jamu, saat ini pun saya masih rajin. Saya biasanya minum beras kencur yang saya buat sendiri di rumah,” tuturnya.
Racikan jamunya berasal dari bahan-bahan alami seperti gula asam, beras kencur, dan kunir. Baginya minum jamu bukan hanya sekadar tradisi keluarga, tetapi juga menjadi fondasi kecantikan dan gaya hidup sehat yang tetap terjaga sampai usia senja.
Mooryati terinpsirasi untuk meluncurkan ajang kontes kecantikan wanita Indonesia setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok pada Mei 1992. Harapannya adalah untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di kancah internasional.
Mooryati lalu mendirikan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) yang menaungi kontes kecantikan Puteri Indonesia. Organisasi tersebut didirikan pada 8 Maret 1992 di Surakarta, Jawa Tengah. Saat ini, ajang Puteri Indonesia menjadi kontes kecantikan tertua dan paling bergengsi di Tanah Air.
Mooryati Soedibyo juga mendirikan PT Mustika Ratu Tbk sebagai perusahaan jamu dan kosmetik asli Indonesia. Berdirinya Mustika Ratu berawal dari kecintaan dan kepiawaiannya dalam meracik jamu dan kosmetik tradisional.
Pada 1975, Mooryati memulai bisnisnya dari garasi rumah, sampai akhirnya pada 1978, bisnis tersebut terus berkembang dan membesar dengan memproduksi jamu yang didistribusikan ke Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan.
Mooryati menyelesaikan studi doktoralnya di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia saat berusia 80 tahun. Atas pencapaian tersebut, dia diakui sebagai peraih gelar doktor tertua oleh MURI. Semasa hidupnya, Mooryati merupakan wanita berprestasi yang telah menerima banyak penghargaan.
Beberapa di antaranya adalah penghargaan nasional Upakarti dari Presiden RI atas pelestarian kebudayaan Indonesia pada 1989. Selanjutya ada penghargaan nasional Satyalencana Pembangunan dari Presiden RI karena telah memberikan jasa pendidikan kepada masyarakat pada 2 Mei 1993.
Baca juga: Kisah Mooryati Soedibyo Mendirikan Mustika Ratu, Bermula dari Garasi ke Penjuru Negeri
Mooryati juga menerima penghargaan Kalpataru Nasional atas upaya pemberdayaan masyarakat pada 1994. Selain itu, ada pula penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 atas jasa-jasanya dalam berbagai bidang untuk bangsa dan negara.
Editor: Fajar Sidik
Mooryati lahir di Surakarta pada 5 Januari 1928. Ayahnya adalah K.R.M.T.A. Poernomo Hadiningrat dan ibunya G.R.A. Kussalbiyah. Dia juga merupakan cucu dari tokoh berpengaruh, yakni Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Surakarta yang memerintah pada era 1893–1939.
Baca juga: Mimpi Besar Mooryati Soedibyo di Yayasan Puteri Indonesia
Sampai akhirnya pada 1956, Mooryati menikah dengan Soedibyo Purbo Hadiningrat dan dikaruinai lima orang anak termasuk Putri Kuswisnuwardhani yang sekarang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Sebagai sosok yang inspiratif, Mooryati memiliki sejumlah fakta menarik sepanjang hayatnya yang dapat dijadikan contoh bagi generasi muda saat ini. Yuk simak fakta menarik Mooryati Soedibyo berikut ini.
1. Gemar Minum Jamu
Sejak usia 3 tahun, Mooryati tinggal di Keraton Surakarta yang dikenal sebagai sumber kebudayaan Jawa. Dia mendapat pendidikan tradisional, selain ilmu tata krama dan kesenian seperti tari klasik, karawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono (mempercantik diri dan memperindah busana), dia juga diajari tentang tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, dan kosmetika tradisional dari bahan alami. Hal itu pun membuatnya menjadi penyuka minuman jamu herbal sejak masih belia.Berkat itu pula, hobi jamu akhirnya dikembangkan pula menjadi ladang bisnis. Mooryati meracik ramuan jamu resep Keraton Surakarta, hingga produknya dapat diekspor ke lebih dari 20 negara, di antaranya Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, Malaysia dan Brunei.
2. Menyandang Gelar Empu Jamu
Keahlian dan kepiawaiannya dalam meracik jamu herbal, membuat Mooryati dianugerahi gelar Empu Jamu dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) pada 2008. Mengutip dari laman resmi Mustika Ratu, sejak usia muda, Mooryati telah memiliki gaya hidup sehat dengan meracik dan meminum jamu.“Sejak muda saya rajin minum jamu, saat ini pun saya masih rajin. Saya biasanya minum beras kencur yang saya buat sendiri di rumah,” tuturnya.
Racikan jamunya berasal dari bahan-bahan alami seperti gula asam, beras kencur, dan kunir. Baginya minum jamu bukan hanya sekadar tradisi keluarga, tetapi juga menjadi fondasi kecantikan dan gaya hidup sehat yang tetap terjaga sampai usia senja.
3. Pencetus Ajang Puteri Indonesia
Mooryati terinpsirasi untuk meluncurkan ajang kontes kecantikan wanita Indonesia setelah menyaksikan acara Miss Universe di Bangkok pada Mei 1992. Harapannya adalah untuk membuat wanita Indonesia percaya diri tampil di kancah internasional. Mooryati lalu mendirikan Yayasan Puteri Indonesia (YPI) yang menaungi kontes kecantikan Puteri Indonesia. Organisasi tersebut didirikan pada 8 Maret 1992 di Surakarta, Jawa Tengah. Saat ini, ajang Puteri Indonesia menjadi kontes kecantikan tertua dan paling bergengsi di Tanah Air.
4. Pendiri Mustika Ratu
Mooryati Soedibyo juga mendirikan PT Mustika Ratu Tbk sebagai perusahaan jamu dan kosmetik asli Indonesia. Berdirinya Mustika Ratu berawal dari kecintaan dan kepiawaiannya dalam meracik jamu dan kosmetik tradisional.Pada 1975, Mooryati memulai bisnisnya dari garasi rumah, sampai akhirnya pada 1978, bisnis tersebut terus berkembang dan membesar dengan memproduksi jamu yang didistribusikan ke Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, dan Medan.
5. Peraih Gelar Doktor Tertua
Mooryati menyelesaikan studi doktoralnya di bidang Ekonomi di Universitas Indonesia saat berusia 80 tahun. Atas pencapaian tersebut, dia diakui sebagai peraih gelar doktor tertua oleh MURI. Semasa hidupnya, Mooryati merupakan wanita berprestasi yang telah menerima banyak penghargaan.Beberapa di antaranya adalah penghargaan nasional Upakarti dari Presiden RI atas pelestarian kebudayaan Indonesia pada 1989. Selanjutya ada penghargaan nasional Satyalencana Pembangunan dari Presiden RI karena telah memberikan jasa pendidikan kepada masyarakat pada 2 Mei 1993.
Baca juga: Kisah Mooryati Soedibyo Mendirikan Mustika Ratu, Bermula dari Garasi ke Penjuru Negeri
Mooryati juga menerima penghargaan Kalpataru Nasional atas upaya pemberdayaan masyarakat pada 1994. Selain itu, ada pula penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 atas jasa-jasanya dalam berbagai bidang untuk bangsa dan negara.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.