Mimpi Besar Mooryati Soedibyo di Yayasan Puteri Indonesia
24 April 2024 |
14:00 WIB
Berbicara tentang ajang kecantikan Putri Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari nama Yayasan Puteri Indonesia. Yayasan yang didirikan pada 1992 itu terus bertahan hingga saat ini dan aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung perkembangan wanita Indonesia.
Mooryati Soedibyo, pemilik Mustika Ratu, mencetuskan ide untuk mendirikan sebuah organisasi pada saat ajang kecantikan Putri Indonesia pertama akan diselenggarakan. Organisasi ini dibentuk pada 8 Maret 1992 di Surakarta, Jawa Tengah.
Baca juga: Obituari Sang Empu Jamu Mooryati Soedibyo
Sebelum pembentukannya, Mooryati berniat untuk mengadakan ajang kontes kecantikan yang kemudian hari diberi nama Puteri Indonesia. Penyelenggaraan kontes kecantikan itu tercetus seusai Mooryati pulang dari Bangkok, Thailand, untuk menyaksikan penyelenggaraan Miss Universe pada 1990.
Diberi nama Yayasan Puteri Indonesia, organisasi ini dibuat sebagai wadah bagi perempuan Indonesia untuk beraktualisasi dan berkontribusi dalam pembangunan Bangsa melalui ajang pemilihan Putiri Indonesia yang digelar rutin setiap tahun.
Yayasan ini memiliki peran penting dalam mempersiapkan wanita-wanita Indonesia yang berprestasi untuk menjadi Putri Indonesia dan selanjutnya dapat bersaing dalam gelaran kontes kecantikan dunia. Putri Indonesia terpilih pun akan mendapatkan pembekalan sebelum berlaga di ajang internasional.
Pembekalan itu berupa kursus bahasa asing, public speaking, modeling, perawatan tubuh dan wajah, dan sebagainya. Selain itu, yayasan juga melakukan persiapan berbagai macam properti yang dibutuhkan, seperti koleksi gaun dan kostum nasional.
Tidak hanya itu, yayasan juga kerap mengundang pememang kontes kecantikan dunia untuk berbagi pengalaman yang dapat digunakan oleh calon dari Indonesia dalam mengikuti ajang kecantikan internasional.
Di antara peran penting lainnya adalah yayasan kerap melakukan diskusi dan mencari dukungan dari pemerintah dalam mewujudkan wanita Indonesia untuk ikut serta dalam ajang-ajang kecantikan internasional.
Dalam perjalanannya mengirimkan wakil Indonesia ke luar negeri, Yayasan Puteri Indonesia menghadapi banyak dinamika. Organisasi ini tidak bisa mengirimkan pemenang ajang Putri Indonesia pertama untuk menjadi wakil dalam ajang internasional karena ada larangan.
Yayasan yang kerap disingkat YPI Itu baru bisa mengirimkan pemenang Putri Indonesia ke ajang kontes kecantikan internasional pada 1995-1996. Pada 1995, dara cantik kelahiran Maluku, yakni Susanty Manuhutu menjadi wakil Indonesia yang dikirimkan ke ajang Miss Universe di Windhoek, Namibia.
Setelah itu, pemenang ajang Putri Indonesia 1996 Alya Rohali juga menjadi wakil Indonesia yang dikirimkan ke ajang Miss Universe pada 1996. Pengiriman kedua wakil dari Garuda itu dilakukan oleh yayasan secara diam-diam.
Yayasan tidak dapat mengirimkan wakil Indonesia setelah masyarakat ramai dengan foto Alya Rohali yang bocor saat mengenakan pakaian renang meskipun hanya bertindak sebagai observer di ajang tersebut.
Pada saat itu, pemerintah membuat pernyataan yang melarang Indonesia ikut serta dalam kontes kecantikan dunia dan sejenisnya sebagai apa pun. Selain itu, Indonesia juga tidak boleh mengundang ratu dunia sebagai bagian untuk meredam kontroversi yang terjadi.
Pengumuman ini membuat kontes kecantikan Putri Indonesia di dalam negeri vakum untuk beberapa tahun. Ajang tersebut kembali diadakan pada era 2000an, setelah Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Tidak hanya itu, yayasan juga mendapatkan izin untuk mengirimkan wakil ke luar negeri pada 2004, dan pemenang Putri Indonesia hadir pada 2005 di ajang Miss Universe. Pengiriman wakil Indonesia ini mendapatkan protes keras dari beberapa organisasi masyarakat.
Meskipun begitu, pemerintah tidak menolak pengiriman wakil Indoensia dan melihatnya sebagai peluang untuk menunjukkan Indonesia ke dunia. Berbagai wanita pemenang ajang Putri Indonesia pun dikirimkan untuk mengikuti ajang Miss Universe atau ajang kontes kecantikan lainnya.
Artika Sari Devi yang ikut Miss Universe pada 2005 berhasil masuk dalam daftar 15 besar ajang kecantikan dunia tersebut. Selain itu, organisasi juga tercatat telah mengirimkan wakil Indonesia ke ajang seperti Miss Grand International dan Miss Supranational.
Editor: Fajar Sidik
Mooryati Soedibyo, pemilik Mustika Ratu, mencetuskan ide untuk mendirikan sebuah organisasi pada saat ajang kecantikan Putri Indonesia pertama akan diselenggarakan. Organisasi ini dibentuk pada 8 Maret 1992 di Surakarta, Jawa Tengah.
Baca juga: Obituari Sang Empu Jamu Mooryati Soedibyo
Sebelum pembentukannya, Mooryati berniat untuk mengadakan ajang kontes kecantikan yang kemudian hari diberi nama Puteri Indonesia. Penyelenggaraan kontes kecantikan itu tercetus seusai Mooryati pulang dari Bangkok, Thailand, untuk menyaksikan penyelenggaraan Miss Universe pada 1990.
Diberi nama Yayasan Puteri Indonesia, organisasi ini dibuat sebagai wadah bagi perempuan Indonesia untuk beraktualisasi dan berkontribusi dalam pembangunan Bangsa melalui ajang pemilihan Putiri Indonesia yang digelar rutin setiap tahun.
Yayasan ini memiliki peran penting dalam mempersiapkan wanita-wanita Indonesia yang berprestasi untuk menjadi Putri Indonesia dan selanjutnya dapat bersaing dalam gelaran kontes kecantikan dunia. Putri Indonesia terpilih pun akan mendapatkan pembekalan sebelum berlaga di ajang internasional.
Pembekalan itu berupa kursus bahasa asing, public speaking, modeling, perawatan tubuh dan wajah, dan sebagainya. Selain itu, yayasan juga melakukan persiapan berbagai macam properti yang dibutuhkan, seperti koleksi gaun dan kostum nasional.
Tidak hanya itu, yayasan juga kerap mengundang pememang kontes kecantikan dunia untuk berbagi pengalaman yang dapat digunakan oleh calon dari Indonesia dalam mengikuti ajang kecantikan internasional.
Di antara peran penting lainnya adalah yayasan kerap melakukan diskusi dan mencari dukungan dari pemerintah dalam mewujudkan wanita Indonesia untuk ikut serta dalam ajang-ajang kecantikan internasional.
Dalam perjalanannya mengirimkan wakil Indonesia ke luar negeri, Yayasan Puteri Indonesia menghadapi banyak dinamika. Organisasi ini tidak bisa mengirimkan pemenang ajang Putri Indonesia pertama untuk menjadi wakil dalam ajang internasional karena ada larangan.
Yayasan yang kerap disingkat YPI Itu baru bisa mengirimkan pemenang Putri Indonesia ke ajang kontes kecantikan internasional pada 1995-1996. Pada 1995, dara cantik kelahiran Maluku, yakni Susanty Manuhutu menjadi wakil Indonesia yang dikirimkan ke ajang Miss Universe di Windhoek, Namibia.
Setelah itu, pemenang ajang Putri Indonesia 1996 Alya Rohali juga menjadi wakil Indonesia yang dikirimkan ke ajang Miss Universe pada 1996. Pengiriman kedua wakil dari Garuda itu dilakukan oleh yayasan secara diam-diam.
Yayasan tidak dapat mengirimkan wakil Indonesia setelah masyarakat ramai dengan foto Alya Rohali yang bocor saat mengenakan pakaian renang meskipun hanya bertindak sebagai observer di ajang tersebut.
Pada saat itu, pemerintah membuat pernyataan yang melarang Indonesia ikut serta dalam kontes kecantikan dunia dan sejenisnya sebagai apa pun. Selain itu, Indonesia juga tidak boleh mengundang ratu dunia sebagai bagian untuk meredam kontroversi yang terjadi.
Pengumuman ini membuat kontes kecantikan Putri Indonesia di dalam negeri vakum untuk beberapa tahun. Ajang tersebut kembali diadakan pada era 2000an, setelah Presiden Soeharto turun dari jabatannya.
Tidak hanya itu, yayasan juga mendapatkan izin untuk mengirimkan wakil ke luar negeri pada 2004, dan pemenang Putri Indonesia hadir pada 2005 di ajang Miss Universe. Pengiriman wakil Indonesia ini mendapatkan protes keras dari beberapa organisasi masyarakat.
Meskipun begitu, pemerintah tidak menolak pengiriman wakil Indoensia dan melihatnya sebagai peluang untuk menunjukkan Indonesia ke dunia. Berbagai wanita pemenang ajang Putri Indonesia pun dikirimkan untuk mengikuti ajang Miss Universe atau ajang kontes kecantikan lainnya.
Artika Sari Devi yang ikut Miss Universe pada 2005 berhasil masuk dalam daftar 15 besar ajang kecantikan dunia tersebut. Selain itu, organisasi juga tercatat telah mengirimkan wakil Indonesia ke ajang seperti Miss Grand International dan Miss Supranational.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.