Hypeabis.id/Arief Hermawan P LIEVIK ATELIER Owner sekaligus Designer & Maker Lievik Atelier Armand Rafif (dari kiri), Eldine Syifa, dan Raditya Mahardhika

Hypeprofil: Tiga Seniman Muda dari Lievik Atelier, Eksplorasi Pamor Keris jadi Perhiasan Cantik

17 April 2024   |   19:58 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Lievik Atelier merupakan jenama perhiasan lokal yang didirikan oleh tiga seniman, yakni Raditya Mahardika, Eldine Syifa, dan Armand Rafif. Ketiganya memiliki minat yang sama terhadap seni pengerjaan logam, serta telah banyak mengeksplorasi material tersebut untuk menciptakan beragam karya seni dan produk-produk perhiasan.

Ketiga seniman muda itu mendirikan jenama ini atas minat mereka terhadap logam, nilai pamor, dan budaya nusantara kuno. Di tangan Radit, Eldine, dan Armand mereka mengubah pamor keris menjadi perhiasan cantik. Secara etimologis, pamor berasal dari kata Jawa amor yang artinya bersatu.

Baca juga: Hypeprofil Mira Hoeng: Menghidupkan Mimpi & Berbagi Kebahagiaan lewat Jenama MIWA Pattern

Pamor adalah guratan terang pada bilah senjata dari logam yang muncul akibat pencampuran dua atau lebih material logam yang berbeda. Material tersebut terdiri dari besi (hitam) yang merupakan material dari bumi dan meteorit atau nikel (putih) sebagai material yang berasal dari luar angkasa. Tanpa nikel, pamor hanya akan terdiri dari besi, begitupun sebaliknya.

"Kami membawa produk penempaan yang berangkat dari material keris, yaitu pamor lalu dibuat jadi beberapa produk perhiasan," kata Radit.

Dirinya beranggapan bahwa keris dan pamor sangat unik dan eksotis lantaran ada pesona guratan dan lapisan yang menghiasi permukaannya. Sampai akhirnya dia terpikirkan teori transforming untuk mengaplikasikan pamor pada wujud lain yakni aksesori fesyen kontemporer tanpa meninggalkan nilai-nilainya. 

"Bahkan dari nilai esensi budayanya kita kunci di situ, jadi cuma berubah wujudnya dari keris sebagai senjata menjadi perhiasan." ujarnya lagi.

Adapun Eldine, sebagai desainer dan maker perhiasan di Lievik Atelier, tidak hanya bertugas merancang produknya saja, tapi juga pergi langsung ke lapangan sehingga dia bisa tahu bagaimana teknis pengerjaannya dari awal pembuatan sketsa sampai tahap akhir atau finishing.

Eldine memaparkan, sebagian besar material yang digunakan berasal dari besi dan nikel bekas screen sablon. Bahannya pun diambil dari industri tekstil sehingga lebih ramah lingkungan. Material dari screen sablon menurutnya tampilannya cukup menarik, berbeda dari material nikel utuh.

"Perhiasannya ada cincin, gelang, dan kalung, masing-masing punya maknanya tersendiri, biasanya desainnya terinpsirasi dari alam," katanya.

Adapun Armand menambahkan, semua perhiasan Lievik Atelier memang memiliki makna dan filosofi desain yang cukup berat, apalagi dibuat dari material tradisional seperti pamor. Namun, mereka bertiga mencoba mengemasnya dengan gaya yang lebih ringan. 

"Kami ingin menyuguhkan perhiasan berisi value budaya yang cukup berat, tapi dikemas dengan gaya lebih ringan yang dipengaruhi desain skandinavian dan modern supaya bisa lebih diterima masyarakat kontemporer," katanya.

Sejauh ini, sebagai seniman logam mereka bertiga menghadapi tantangan yang muncul selama menciptakan dan memasarkan produk perhiasan. Terlebih pasar perhiasan di Indonesia didominasi oleh emas dan berlian, sementara mereka membawa material besi.

"Sebetulnya yang ingin kami suguhkan melalui brand ini adalah craftsmanship, jadi ini fokusnya bukan soal material yang nilainya setiap tahun naik seperti emas dan berlian," katanya.

Lebih lanjut dia berujar, secara demografi peminat produk perhiasan Lievik Atelier didominasi oleh pria dan wanita usia 28-30 tahun ke atas. Hal tersebut dipengaruhi oleh harganya yang memang terbilang tidak murah, berkisar antara Rp3.000.000 sampai Rp.10.000.000.

Selain sebagai jenama perhiasan, Lievik Atelier juga berfungsi sebagai ruang inkubasi para seniman untuk mengembangkan keahliannya dalam pengolahan logam dan menghasilkan produk seperti perhiasan, dekorasi rumah, dan berbagai macam bentuk seni lainnya. Adapun mereka juga memfasilitasi workshop dan ruang kerja bagi orang-orang yang tertarik mempelajari dan mengeksplorasi penggunaan material logam.
 

Koleksi Terbaru Banyu Collection

 
 

Lievik Atelier baru saja meluncurkan koleksi bertajuk Banyu pada awal Maret 2024. Perhiasan ini mewakili perpaduan sempurna antara elemen tradisional dan kontemporer, menghadirkan karya menakjubkan yang memancarkan kecanggihan abadi dan makna mendalam.

Inspirasinya diambil dari filosofi Jawa tentang air atau Banyu, koleksi ini memberi penghormatan kepada simbolisme suci Pamor, material tradisional yang sangat dihormati karena makna spiritualnya. Pamor yang melambangkan persatuan Bapa Akasa (Bapak Langit) dan Ibu Pertiwi (Ibu Pertiwi) merangkum konsep 'Kelahiran' yang melambangkan penciptaan, keselarasan, dan keseimbangan.

Inti dari koleksi Banyu adalah filosofi mendalam tentang keterhubungan dan kemurnian yang mencerminkan esensi air sebagai sumber kehidupan. Koleksi ini menampilkan beragam perhiasan, termasuk cincin, bros, gelang, kalung, dan anting-anting, dibuat dengan cermat dari perak murni 925 dan dihiasi dengan motif Pamor yang indah.

“Setiap bagian dalam koleksi ini merupakan mahakarya desain, memadukan teknik pandai besi tradisional dengan pengerjaan logam modern untuk menciptakan perhiasan yang melampaui waktu," kata Eldine.

Sejauh ini, material pamor pada perhiasan terbilang aman digunakan bila terkena air. Radit memaparkan bahwa permukaannya sudah diberikan coating atau lapisan semprot yang membuat pesona logamnya terlindung dari proses oksidasi.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Cek Performa Prosesor Anyar AMD AI Ryzen Pro 8040 dan Ryzen Pro 8000 Series

BERIKUTNYA

Simak Rundown & Tata Cara Penukaran Tiket Konser TVXQ 20&2 di ICE BSD City

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: