Earthtime 1.26 Munich karya Janet Echelman (Dok. Mercedes-Benz Indonesia)

Mercedes-Benz Hiasi Langit Malam Munich dengan Instalasi Seni Earthtime

20 August 2021   |   09:23 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Dalam kesempatan pameran otomotif internasional IAA MOBILITY 2021, Mercedes-Benz mentransformasi Odeonsplatz Munich, Jerman, menjadi pusat seni yang hidup dengan instalasi seni visual  yang mengapung di udara yang dibuat dari serat benang daur ulang. 

Karya seni monumental Earthtime 1.26 Munich yang berukuran 24 meter x 21 meter buatan seniman Amerika Serikat, Janet Echelman, ini dapat terus berubah-ubah dari segi bentuk dan warnanya dengan faktor cuaca, sehingga karya ini melambangkan dinamika ekosistem yang terjadi saat ini. 

Pesan yang berkelanjutan ini sesuai dengan ide utama dari konsep IAA baru dan sikap kewirausahaan Mercedes-Benz. 

“Dengan berpartisipasi di IAA, kami ingin memberikan kontribusi budaya yang berkelanjutan ke kota Munich yang dapat bermanfaat bagi seluruh penduduk, pengunjung, serta tamu yang menghadiri IAA dan, pada saat yang bersamaan, membangun image Mercedes-Benz yang memiliki pandangan kedepan dengan mobilitas yang berkelanjutan,” ujar Katrin Adt, Vice President Mercedes-Benz Cars & Vans Own Retail Europe.
 

Earthtime 1.26 Munich karya Janet Echelman (Dok. Mercedes-Benz Indonesia)

Earthtime 1.26 Munich karya Janet Echelman (Dok. Mercedes-Benz Indonesia)

Seni visual  warna-warni ini mengawali penampilan Mercedes-Benz di IAA MOBILITY, yang diadakan di Munich untuk pertama kalinya. 

Selama pameran berlangsung, dari 7 hingga 12 September 2021, instalasi tersebut akan melayang di langit di atas area pameran mobil mewah di Odeonsplatz yang sepenuhnya akan didedikasikan untuk solusi berkelanjutan mobilitas di masa depan. 

Adapun karya seni ini akan dipajang hingga awal Oktober.

"Kota seperti Munich, yang terkenal di dunia dengan museum dan koleksinya, juga membutuhkan seni kontemporer yang sangat terkini. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai energi dari banyak orang kreatif, seniman, serta euforia dari serangkaian kegiatan seni yang dapat memicu diskusi tentang bagaimana kita ingin hidup bersama-sama,” kata Michael Ott, Head of the Section for the Promotion of Arts and Culture, Department of Arts and Culture, Kota Munich.

Earthtime 1.26 Munich

Seni visual  monumental ini mengeksplor jaringan yang saling berhubungan dari dunia budaya dan fisik dengan panjang sekitar 24 meter, lebar 21 meter, dan tinggi 16 meter.

Ditenun seperti jaring ikan, serat pada karya seni ini  terbuat dari serat sintetis tinggi yang dapat didaur ulang, beberapa di antaranya mempunyai kekuatan 15 kali lebih kuat dari baja berdasarkan beratnya. 

Adanya angin, hujan, dan cahaya terus menerus mengubah jaringnya, yang terus bergerak, dan mengubah bentuk serta warnanya, menjalin dan mengaktifkan ruang kota dan memungkinkan untuk terlihat seperti bernafas.

Bentuk tiga dimensi ini terinspirasi oleh model data 3D dari permukaan laut setelah gempa bumi yang menyebabkan efek pecahan ombak di Samudera Pasifik.
 

Earthtime 1.26 Munich karya Janet Echelman (Dok. Mercedes-Benz Indonesia)

Earthtime 1.26 Munich karya Janet Echelman (Dok. Mercedes-Benz Indonesia)

Angka 1.26 juga mengacu pada peristiwa alam, yang menyebabkan percepatan rotasi Bumi, memperpendek panjang hari sekitar 1.26 mikrodetik. 

Earthtime 1.26 Munich dipamerkan di Jerman untuk pertama kalinya. Ini adalah bagian dari seri Earthtime para seniman yang mengeksplorasi keterkaitan manusia dengan alam.

"Masa lalu dan masa kini saling terkait untuk menciptakan perkotaan yang dinamis seperti sekarang. Karya seni saya ini mencerminkan keterkaitan yang berlawanan; fleksibilitas dengan kekuatan, bumi dengan langit, dan hal-hal yang dapat kita kendalikan dengan kekuatan diluar kendali kita," ungkap Echelman.

Instalasi Earthtime 1.26 Munich terletak tepat di seberang Studio Odeonsplatz oleh Mercedes-Benz, di mana karya seni visual lain oleh Janet Echelman dipajang.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Michael B. Jordan Perkenalkan Koleksi Camo Coach

BERIKUTNYA

Tren Hustle Culture Bisa Ganggu Kesehatan Mental

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: