Goresan Cinta Antonius Kho Lewat Mix Media
07 May 2021 |
06:32 WIB
Kegelisahan yang mewarnai hari-hari selama pandemi Covid-19 menghadirkan inspirasi bagi perupa dan pelukis Antonius Kho dalam berkarya. Karya-karyanya menandai kejadian luar biasa di bumi ini dan menyiratkan pesan yang kuat.
Seniman yang memilih rambut sebagai metafora kekuatan manusia ini seolah juga meredam dampak berita simpang siur yang mengundang kepanikan, kecemasan, bahkan ketakutan.
“Rambut adalah mahkota, mahkota dalam menebarkan cinta kepada orang-orang di sekeliling kita. Rambut memberikan rasa damai, ketenangan, kekuatan dan optimisme pada masa pandemi ini. Seperti dalam cerita Samson and Delilah, ketika Samson rambutnya dipotong, maka hilang kekuatannya,” paparnya,
Karya-karyanya yang dominan dengan nuansa warna hangat, teknik media campuran seperti cat akrilik dan kolase dari berbagai media, yang mencakup karung goni, tali atau benang, kertas transparan bahkan mosaik di atas kanvas.
Kombinasi mosaik dan tekstil serta kolase yang dia andalkan adalah bagian dari kepiawaian seniman yang pernah mengenyam pendidikan seni di FH Cologne Art Academy, Jerman ini. Spesialisasi Antonius Kho adalah lukis kaca (glass paintings) dan textile art paintings serta tapestri.
Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan tapestri sebagai tekstil berat dan tebal, hasil tenunan tangan dengan aneka motif, yang digunakan sebagai hiasan dinding, tirai, dan penyalut mebel.
Pelukis ini, melalui karya bertema pandemi, ingin menyatakan kekuatan cinta sebagai bentuk perlawanan terhadap ketakutan, kecemasan dan kepanikan tersebut. “Perasaan takut kadang membuat kita lupa akan kekuatan cinta,” katanya.
Editor: Roni Yunianto
Seniman yang memilih rambut sebagai metafora kekuatan manusia ini seolah juga meredam dampak berita simpang siur yang mengundang kepanikan, kecemasan, bahkan ketakutan.
“Rambut adalah mahkota, mahkota dalam menebarkan cinta kepada orang-orang di sekeliling kita. Rambut memberikan rasa damai, ketenangan, kekuatan dan optimisme pada masa pandemi ini. Seperti dalam cerita Samson and Delilah, ketika Samson rambutnya dipotong, maka hilang kekuatannya,” paparnya,
Karya-karyanya yang dominan dengan nuansa warna hangat, teknik media campuran seperti cat akrilik dan kolase dari berbagai media, yang mencakup karung goni, tali atau benang, kertas transparan bahkan mosaik di atas kanvas.
Kombinasi mosaik dan tekstil serta kolase yang dia andalkan adalah bagian dari kepiawaian seniman yang pernah mengenyam pendidikan seni di FH Cologne Art Academy, Jerman ini. Spesialisasi Antonius Kho adalah lukis kaca (glass paintings) dan textile art paintings serta tapestri.
Kamus besar Bahasa Indonesia mendefinisikan tapestri sebagai tekstil berat dan tebal, hasil tenunan tangan dengan aneka motif, yang digunakan sebagai hiasan dinding, tirai, dan penyalut mebel.
Pelukis ini, melalui karya bertema pandemi, ingin menyatakan kekuatan cinta sebagai bentuk perlawanan terhadap ketakutan, kecemasan dan kepanikan tersebut. “Perasaan takut kadang membuat kita lupa akan kekuatan cinta,” katanya.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.