Anemia aplastik adalah penyakit yang membuat kondisi pengidapnya mudah lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol (sumber gambar Unsplash/Hush Naidoo Jade Photography)

Sempat Ungkap Penyakit Langka Anemia Aplastik, Komika Babe Cabita Dikabarkan Meninggal Dunia

09 April 2024   |   11:55 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Komika Babe Cabita dikabarkan meninggal dunia pada pagi ini, Selasa, 9 April 2024 di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Namun, sampai saat ini belum diketahui penyebab dan kondisi kesehatan terakhir hingga Babe tutup usia.

Adapun kabar duka itu diwartakan oleh aktris Nagita Slavina di laman Instagramnya. Suami Raffi Ahmad itu mengunggah foto profil sang komika dengan disertai tulisan Inalilahi Wainalilahi Rojiun, Rest In Love, Al fatihah untuk almarhum Babe Cabita.

Baca juga: Presenter Hilbram Dunar Meninggal Dunia, Simak Kiprah Kariernya di Layar Kaca Indonesia

Sebelumnya, pada Juni 2023 lalu Babe Cabita sempat bercerita bahwa dia mengidap penyakit anemia aplastik. Kala itu, Babe mengunggah video berdurasi pendek saat dirawat di rumah sakit selama dua pekan, meski awalnya dia didiagnosa terserang demam berdarah (DBD).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Babe cabita (@babecabiita)



Kendati begitu, hasil pemeriksaan darah membuat dokter curiga karena kondisi pasien yang tak kunjung membaik. Arkian, setelah pemeriksaan sumsum tulang belakang, mereka menemukan bahwa Babe mengidap penyakit langka berupa anemia aplastik yang membuat imun seseorang melemah.

Penyakit Langka Anemia Aplastik 
Lantas, apa itu Anemia Aplastik seperti yang sempat diderita Babe Cabita? Mengutip laman Mayo Clinic, Anemia aplastik adalah penyakit yang membuat kondisi pengidapnya mudah lelah dan lebih rentan terhadap infeksi serta pendarahan yang tidak terkontrol. Ini merupakan penyakit yang cukup langka.

Umumnya, penyebab Anemia Aplastik adalah gangguan imun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel induk di sumsum tulang belakang. Penyakit ini bisa terjadi secara tiba-tiba, atau bisa juga terjadi secara perlahan dan memburuk seiring berjalannya waktu, baik ringan atau berat serta dapat menyerang semua kalangan usia.

Selain itu, beberapa faktor lainnya juga turut berpengaruh  terhadap penyakit ini. Yaitu paparan bahan kimia beracun seperti pestisida, insektisida, dan benzena. Ada juga penggunaan obat tertentu seperti yang biasa digunakan untuk rheumatoid arthritis dan beberapa jenis antibiotik.

Tak hanya itu, infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang juga dapat berperan dalam perkembangan Anemia Aplastik. Adapun, virus yang dikaitkan dengan penyakit ini termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19 dan HIV. Efek samping dari terapi radiasi dan kemoterapi pada pasien kanker juga menjadi salah satunya.

Gejala Anemia Aplastik
Mengutip laman Silomahospital, Anemia Aplastik dapat memengaruhi fungsi setiap jenis darah di dalam tubuh manusia. Yaitu leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, trombosit untuk pembekuan darah, dan eritrosit untuk penyaluran oksigen ke seluruh tubuh.

Ihwal inilah yang menyebabkan gejala penyakit bervariasi, tergantung dari sel darah yang terdampak. Namun, gejala umum dari Anemia Aplastik adalah sebagai berikut:

Saat jumlah sel darah merah rendah:
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Nyeri dada
  • Detak jantung tidak teratur
Saat jumlah sel darah putih rendah:
  •  Demam
  •  Sering infeksi
Saat jumlah trombosit rendah:
  • Mimisan
  • Mudah memar dan berdarah

Diagnosis Anemia Aplastik
Dalam mendiagnosa penyakit Anemia Aplastik dokter akan melakukan beberapa tindakan sebagai berikut:
  • Wawancara medis, dilakukan dengan menanyakan keluhan pasien beserta riwayat penyakit yang diderita.
  • Pemeriksaan fisik, dilakukan dengan memeriksa fisik pasien untuk melihat gejala Anemia Aplastik yang muncul.
  • Pemeriksaan laboratorium, dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien lalu memeriksakannya ke laboratorium untuk mendeteksi kadar leukosit, trombosit, eritrosit, dan sel darah lainnya secara lengkap.
  • Prosedur biopsi, yaitu skrining sumsum tulang dengan mengambil sampel jaringan sumsum tulang untuk diperiksa di bawah mikroskop.
  • Prosedur aspirasi, yaitu skrining sumsum tulang dengan mengambil sampel cairan sumsum tulang untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Pengobatan Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik akan dilakukan oleh dokter tergantung dari tingkat keparahannya. Tindakan yang umumnya akan dilakukan oleh dokter untuk menangani anemia aplastik adalah sebagai berikut:

Setiap sel darah memiliki peran yang berbeda. Sel darah merah bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sel darah putih berperan dalam melawan infeksi. Sementara trombosit berperan untuk mencegah pendarahan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Arab Saudi Tetapkan Idulfitri Jatuh pada 10 April 2024

BERIKUTNYA

6 Rekomendasi Wisata Menarik Untuk Libur Lebaran di Sekitar Jakarta, The Great Asia Afrika sampai Taman Buaya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: