Ilustrasi renovasi rumah. (Sumber gambar: Pexels/Tima Miroshnichenko)

Renovasi Rumah Jelang Lebaran Meningkat 40%, 3 Tren Ini Jadi Pendorong

05 April 2024   |   08:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Merapikan rumah menjadi salah satu hal yang kerap dilakukan untuk menyambut Hari Raya Lebaran. Untuk menyambut Idulfitri, masyarakat biasanya akan membersihkan, merapikan, menata ulang interior, hingga merenovasi rumah. Hunian yang rapi tentu akan menciptakan suasana yang indah saat bersilaturahmi pada hari yang suci.
 
Kebiasaan merapikan hunian menjelang Lebaran rupanya mendorong peningkatan permintaan jasa renovasi rumah pada momen hari raya tahun ini. Berdasarkan data dari layanan startup konstruksi Gravel, pesanan jasa renovasi rumah melalui aplikasi tersebut mengalami peningkatan rata-rata sekitar 40% persen selama bulan puasa hingga menjelang Lebaran 2024.

Baca juga: Perhatikan 3 Faktor Ini Agar Renovasi Rumah Sesuai Ekspektasi
 
Rata-rata kebutuhan jasa yang dibutuhkan masyarakat yakni untuk pengerjaan pengecatan, serta beberapa pengerjaan perbaikan dan peremajaan hunian, seperti perbaikan atap bocor, ganti keramik lantai, dan lainnya. Hal ini salah satunya dikarenakan waktu menjelang dan selama Ramadan menjadi momen yang dinilai tepat bagi konsumen untuk melakukan perbaikan rumah.
 
Fredy Yanto selaku Co-CEO dan Co-Founder Gravel menyampaikan dari tahun ke tahun, pesanan tukang bangunan jelang bulan puasa dan Lebaran cenderung meningkat. Untuk menghadapi kondisi tersebut, kata Fredy, pihaknya tahun ini sudah mengantisipasi peningkatan permintaan renovasi maupun maintenance untuk mengakomodir kebutuhan pengguna aplikasi Gravel.
 
"Mulai dari penyediaan tukang dalam jumlah besar hingga update sistem aplikasi Gravel untuk user experience yang lebih baik," katanya.
 

Ilustrasi renovasi rumah. (Sumber gambar: Gravel)

Ilustrasi renovasi rumah. (Sumber gambar: Gravel)


Tren Renovasi Rumah Lebaran 2024

Meski demikian, tradisi merapikan rumah bukan satu-satunya faktor yang membuat bisnis jasa renovasi rumah meningkat pada momen Ramadan dan Lebaran tahun ini. Tingginya permintaan perbaikan rumah (home improvement) tahun ini juga dilatarbelakangi kebutuhan pemilik rumah untuk menghadirkan fungsi hunian yang berbeda.
 
Georgi Ferdwindra Putra selaku Co-CEO dan Co-Founder Gravel menjelaskan pandemi yang terjadi secara global telah mengubah pola hidup masyarakat, sehingga memicu tren yang berbeda dalam perbaikan rumah dan renovasi, khususnya menjelang Lebaran tahun ini. Ada berbagai faktor yang mendorong tren ini, diantaranya perubahan gaya hidup, kemajuan teknologi rumah pintar, dan pengaruh gerakan lakukan sendiri atau Do It Yourself (DIY).
 
Dia memaparkan perubahan pola kerja dari rumah ‘work from home’ atau ‘flexible working’ mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan ruang kerja yang efisien dan nyaman di dalam rumah. Di sisi lain, kebutuhan akan ruang belajar bagi anak-anak yang homeschooling alias sekolah di rumah juga meningkat. Kondisi tersebut membuat area rekreasi untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu santai pun semakin menjadi prioritas.
 
Perubahan gaya hidup inilah yang mendorong banyak orang untuk memutuskan untuk merenovasi rumah mereka agar sesuai dengan kebutuhan fungsional dan juga estetika yang diinginkan.
 
"Kebutuhan fungsi yang cenderung spesifik, seperti ruang kerja, ruang belajar, area rekreasi, tak jarang membutuhkan perombakan. Banyak yang mulai mengatur ulang tata letak rumah mereka bahkan melakukan renovasi untuk memenuhi kebutuhan ini," papar Georgi.
 

Ilustrasi renovasi rumah. (Sumber gambar: Gravel)

Ilustrasi renovasi rumah. (Sumber gambar: Gravel)

Di samping itu, kemajuan teknologi rumah pintar (smart home) dan kesadaran akan keberlanjutan juga mempengaruhi konsumen dalam proses merenovasi rumah. Teknologi rumah pintar menawarkan kenyamanan sekaligus mendukung efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya.
 
Inovasi-inovasi seperti lampu yang dapat dikendalikan secara otomatis atau perangkat pengatur suhu ruangan yang cerdas menjadi daya tarik bagi masyarakat yang ingin memperbaiki rumah mereka dengan teknologi terkini.
 
"Ditambah lagi, kesadaran lingkungan juga mendorong banyak orang mencari bahan bangunan ramah lingkungan dan solusi yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari renovasi mereka," kata Georgi.
 
Selain itu, home improvement DIY atau Do It Yourself yang ramai di media sosial juga menciptakan tren baru dalam kebutuhan renovasi rumah pada momen Lebaran tahun ini. Hal ini rupanya memicu semangat masyarakat untuk mencoba hal-hal baru dan menciptakan estetika yang mereka lihat di internet ke dalam ruang mereka sendiri. Mulai dari proyek kecil seperti penataan ulang pada ruangan hingga renovasi besar seperti pembangunan ulang ruang tamu. 
 
"Inspirasi DIY melalui platform-platform seperti YouTube, Instagram, TikTok dan Pinterest yang menarik turut mendorong keinginan masyarakat untuk melakukan renovasi yang terinspirasi dari tren DIY ini," kata Fredy.
 
Fredy menuturkan dengan adanya tiga tren ini membuktikan bahwa masyarakat semakin menyadari pentingnya menciptakan lingkungan rumah yang nyaman, efisien, dan sesuai dengan gaya hidup mereka. Renovasi rumah, lanjutnya, bukan lagi sekadar tentang memperbaiki, tetapi juga tentang menciptakan ruang yang mencerminkan kepribadian dan kebutuhan individu, sekaligus mengikuti perkembangan teknologi dan tren sosial yang terus berubah.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Kemdikbud Kembali Hadirkan Program Mudik Asyik Baca Buku, Cek Lokasinya

BERIKUTNYA

Waspada Infeksi Saluran Kemih Saat Mudik, Kenali Gejala & Cara Mencegahnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: