Renovasi rumah (Foto: Brett Jordan/Unsplash)

Perhatikan 3 Faktor Ini Agar Renovasi Rumah Sesuai Ekspektasi

22 June 2023   |   18:19 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Merenovasi rumah, baik skala kecil maupun perombakan total, tentunya membutuhkan perencanaan yang matang. Menentukan desain hingga menghitung biaya dan memilih material bisa saja dilakukan sendiri dengan mengandalkan informasi yang tersedia di internet.

Namun pada beberapa kasus, hasil dari renovasi rumah itu seringkali jauh dari ekspektasi. Pasalnya, terdapat sejumlah faktor yang tidak sinkron, seperti pemilihan bahan bangunan tidak sesuai spesifikasi, keterampilan tukang yang terbatas, atau bisa juga karena biaya membengkak sehingga proses renovasi terpaksa berubah di tengah jalan.   

Baca juga: Mau Renovasi Rumah Tapi Bujet Cekak ? Ikuti Saja 5 Tip Ekonomis Ini 

Alih-alih menciptakan suasana rumah yang lebih nyaman dan meningkatkan nilai properti, kendala itu malah dapat membuat proses renovasi tidak selesai dan terbengkalai.

Lantaran proses renovasi rumah memakan waktu dan ada banyak variabel pekerjaan yang tak terlihat sejak awal, sebaiknya proyek memugar rumah dapat direncanakan lebih matang dengan memastikan setiap komponen biaya yang bakal muncul dalam proses pengerjaannya.

Dirangkum Hypeabis.id dari Gravel dan sumber lainnya, berikut beberapa tip untuk membantu Genhype yang berencana merenovasi rumah agar hasilnya sesuai dengan ekspektasi.

1. Menentukan jenis dan tujuan renovasi
Merenovasi rumah biasanya bertujuan untuk menyesuaikan kondisi bangunan dengan kebutuhan dan keinginan pemilik hunian. Selain untuk faktor kenyamanan, renovasi juga harus sesuai dengan kebutuhan, mulai dari segi fungsional, hunian harus bisa mengakomodasi rutinitas setiap penghuni, hingga segi estetika yang biasanya terkait faktor penggunaan material dan  pemetaan ruangan.
 
Secara mendasar, renovasi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu, renovasi total, renovasi fungsional, dan renovasi estetika. Renovasi total adalah perombakan keseluruhan rumah atau bagian rumah tertentu. Hal ini melibatkan pekerjaan besar seperti perombakan struktural, pembaruan sistem listrik dan perpipaan, serta penggantian lantai dan dinding. Umumnya saat penghuni ingin merenovasi rumah dengan skala pengerjaan besar, dapat dikatakan sebagai renovasi total.

Lalu, renovasi fungsional bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi dan efisiensi ruang dengan mengubah tata letak atau fungsi ruangan. Biasanya renovasi fungsional dibutuhkan saat penghuni ingin mengubah tata letak dari setiap sudut rumah, seperti mengubah kamar tidur menjadi kantor atau menggabungkan dapur dan ruang makan.

Adapun renovasi estetika melibatkan perubahan pada tampilan dan penampilan rumah tanpa melakukan perubahan besar pada struktur atau tata letak ruangan. Hal ini meliputi pekerjaan seperti pengecatan, pergantian plafon, perbaikan lantai keramik, pergantian kabinet dan perangkat keras, serta penambahan ornamen dan dekorasi. 
 
Menurut Co-founder dan CPO Gravel, perusahaan teknologi di bidang konstruksi, Fredy Yanto, secara garis besar perencanaan renovasi harus meliputi perencanaan penggunaan material pada bangunan, perencanaan biaya, dan proses tahapan pekerjaan. Hal ini harus dilakukan secara teliti sehingga renovasi dapat tergambar sebelum proses pengerjaan.
 
Dalam perencanaan renovasi, tentunya pemilik hunian membutuhkan layanan penyedia renovasi yang dapat membantu proses perencanaan serta mengeksekusi renovasi dengan optimal. Salah satu bagian penting dalam perencanaan adalah pemilihan tukang dengan berbagai keahlian.
 
2. Menghitung anggaran yang realistis
Renovasi rumah pastinya membutuhkan biaya besar. Jadi, penting untuk membuat rencana anggaran yang realistis sebelum memulai proyek. Langkah pertama adalah dengan meninjau kondisi keuangan secara menyeluruh dan menentukan anggaran yang dapat dialokasikan untuk renovasi. Buatlah daftar prioritas dan urutkan pekerjaan berdasarkan tingkat kepentingannya. Jangan lupa menyisakan untuk biaya tak terduga yang mungkin muncul selama proses renovasi.

Adapun komponen biaya yang umum terkait dengan renovasi rumah adalah biaya bahan bangunan yang mencakup semua bahan yang dibutuhkan untuk renovasi, seperti batu bata, semen, kayu, keramik, kaca, cat, pipa, kabel listrik, dan sebagainya. Harga bahan bangunan dapat bervariasi tergantung pada kualitas, merek, dan jumlah yang dibutuhkan.

Lalu komponen biaya tenaga kerja yang mencakup gaji atau upah para pekerja yang terlibat dalam renovasi, seperti tukang, asisten tukang dan ahli listrik. Biaya ini biasanya diperhitungkan berdasarkan borongan proyek melalui kontraktor atau sistem upah harian tergantung kesepakatan.

Ada juga biaya desain dan rencana gambar. Apabila menggunakan jasa arsitek atau desainer interior harus disiapkan biaya yang lebih untuk konsultasi, perencanaan, pembuatan gambar-gambar teknis, hingga desain interior sesuai yang diinginkan.

3. Memilih material yang tepat
Pemilihan bahan yang tepat sangat penting dalam renovasi rumah. Pertimbangkan faktor seperti kualitas, ketahanan material, dan kecocokan dengan gaya desain yang diinginkan. Jangan hanya memilih bahan yang paling murah, tetapi pertimbangkan juga nilai jangka panjang.

Untuk memilih bahan bangunan, langkah pertama adalah menentukan kebutuhan dari renovasi. Misalnya untuk meningkatkan efisiensi energi dan berorientasi pada aspek estetika dan daya tahan material tentunya akan membutuhkan biaya lebih. Hal ini sejalan dengan prinsip ada kualitas ada harga.

Sebelum belanja bahan bangunan, periksa dulu kualitas bahan yang akan digunakan dengan cata mencari tahu tentang karakteristik, kekuatan, daya tahan, dan sifat-sifat lainnya dari bahan tersebut secara detail.

Lalu, tinjau juga spesifikasi bahan sesuai dengan kebutuhan struktural dan desain yang ingin dihadirkan. Pertimbangkan apakah bahan tersebut cocok dengan tampilan estetika yang diinginkan, termasuk pilihan warna, tekstur, dan pola yang sesuai dengan tema desain interior atau eksterior.

Baca juga: Tak Perlu Renovasi, Ini 4 Trik Bikin Rumah Tampak Berkelas

Selain ketiga faktor tersebut, masih ada hal-hal lain yang harus diperhatikan seperti memastikan perizinan, membangun komunikasi yang jelas dengan arsitek, desainer interior, kontraktor atau tukang agar tidak salah persepsi, serta sesekali melakukan pengawasan dalam setiap tahap pekerjaannya. 


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Resep Gabus Pucung, Kuliner Khas Betawi yang Punya Tampilan & Rasa Unik

BERIKUTNYA

HUT ke-496 Jakarta, Cek Transformasi 6 Tempat Nongkrong Jakarta, Ada Cikini hingga Tanamur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: