Pengaruh Zaini Dalam Karya Goenawan Mohamad
19 August 2021 |
18:31 WIB
Karya seni rupa yang dihadirkan Goenawan Mohamad (GM) dalam pameran bertajuk Di Muka Jendela: Enigma ternyata bersinggungan dengan sketsa Indonesia pada masa lalu. Karya yang tidak menangkap bentuk terkesan hanya corat coret namun enak dinikmati.
Menurut pemerhati seni rupa Bambang Bujono (Bambu), gaya GM dalam berkarya sedikit banyak dipengaruhi oleh Zaini. Terlihat dari bagaimana cara GM menggambarkan jembatan Jembatan Manggarai dan Jembartan Charles di Praha dalam pameran tunggalnya tersebut.
GM menggambar sesuatu yang ada di hadapan matanya. Namun dia menangkap bentuk yang sempurna, terkesan ingin membuat yang melihat karyanya untuk berimajinasi dan menikmati suasana, tak jauh berbeda dengan Zaini.
Sketsa Zaini yang berjudul “Glodok” juga dibuat on the spot. “Sketsa Zaini mirip yang dilakukan GM. Menggambarkan suasana Glodok, Zaini lebih-lebih tidak menangkap bentuk. Zaini sama sekali hanya memberi kesan corak coret tapi rasanya enak dilihat dan membawa kita menikmati suasana ini,” tutur Bambu dalam bincang karya GM, Di Muka Jendela: Enigma, secara virtual, Rabu (18/8/2021).
Zaini memang dikenal dengan karyanya yang abstrak. Bukan hanya dalam seni drawing, tetapi juga lukisan.
Misalnya saja lukisan berjudul “Perahu” pada kanvas ukuran 65x80 cm. Mengutip Galeri Nasional, tokoh pelukis Indonesia yang sempat berguru dengan Basuki Abdullah itu melukiskan perahu dengan abstraksi yang menghadirkan suasana puitik.
Dengan sapuan-sapuan kuas yang menciptakan suasana lembut, warna dan garis dalam lukisan Zaini ternyata memunculkan objek-objek dalam kekuburan.
Dengan lukisan-lukisan bernuansa lembut itulah Zaini sangat kuat menciptakan bahasa abstraksi liris, yang mungkin juga diadaptasi GM ini.
Lukisan “Perahu” yang diciptakan Zaini pada tahun 1974 itu seperti kekuatan lukisan-lukisannya yang lain yaitu menyampaikan pesan misteri dari kehadiran samar-samar objeknya.
Dari proses yang panjang, eksplorasi teknik dengan pencarian bentuk lewat goresan spontan dan lembut menghadirkan objek-objek yang impresif dilakukan Zaini. Objek-objek itu menjadi sosok kabur dengan ekspresi kesunyian yang kuat.
Mencermati karya-karya Zaini dalam periode selanjutnya, seperti memasuki dunia yang sarat dengan perenungan spiritual. Di dalamnya mengandung berbagai tanggapan personal tentang kerinduan, kesunyian, kehampaan, bahkan kematian.
Objek-objek seperti perahu, bunga, burung mati, merupakan esensi yang disajikan Zaini dari berbagai fenomena dunia luar untuk memahami perenungan spiritual itu.
Puncak pencapaian abstraksi dan spiritualisasi objek-objek itu terjadi pada 1970-an Tepatnya ketika Zaini dengan kuat menghadirkan suasana puitis dalam karya-karyanya. Zaini menjadi penyaring objek-objek yang sangat ekspresif lewat goresan cat minyak dan akrilik, dengan warna lembut seperti kabut.
Editor: M R Purboyo
Menurut pemerhati seni rupa Bambang Bujono (Bambu), gaya GM dalam berkarya sedikit banyak dipengaruhi oleh Zaini. Terlihat dari bagaimana cara GM menggambarkan jembatan Jembatan Manggarai dan Jembartan Charles di Praha dalam pameran tunggalnya tersebut.
GM menggambar sesuatu yang ada di hadapan matanya. Namun dia menangkap bentuk yang sempurna, terkesan ingin membuat yang melihat karyanya untuk berimajinasi dan menikmati suasana, tak jauh berbeda dengan Zaini.
Sketsa Zaini yang berjudul “Glodok” juga dibuat on the spot. “Sketsa Zaini mirip yang dilakukan GM. Menggambarkan suasana Glodok, Zaini lebih-lebih tidak menangkap bentuk. Zaini sama sekali hanya memberi kesan corak coret tapi rasanya enak dilihat dan membawa kita menikmati suasana ini,” tutur Bambu dalam bincang karya GM, Di Muka Jendela: Enigma, secara virtual, Rabu (18/8/2021).
Zaini memang dikenal dengan karyanya yang abstrak. Bukan hanya dalam seni drawing, tetapi juga lukisan.
Lukisan Perahu Karya Zaini/galerinasional.or.id
Misalnya saja lukisan berjudul “Perahu” pada kanvas ukuran 65x80 cm. Mengutip Galeri Nasional, tokoh pelukis Indonesia yang sempat berguru dengan Basuki Abdullah itu melukiskan perahu dengan abstraksi yang menghadirkan suasana puitik.
Dengan sapuan-sapuan kuas yang menciptakan suasana lembut, warna dan garis dalam lukisan Zaini ternyata memunculkan objek-objek dalam kekuburan.
Dengan lukisan-lukisan bernuansa lembut itulah Zaini sangat kuat menciptakan bahasa abstraksi liris, yang mungkin juga diadaptasi GM ini.
Lukisan “Perahu” yang diciptakan Zaini pada tahun 1974 itu seperti kekuatan lukisan-lukisannya yang lain yaitu menyampaikan pesan misteri dari kehadiran samar-samar objeknya.
Dari proses yang panjang, eksplorasi teknik dengan pencarian bentuk lewat goresan spontan dan lembut menghadirkan objek-objek yang impresif dilakukan Zaini. Objek-objek itu menjadi sosok kabur dengan ekspresi kesunyian yang kuat.
Mencermati karya-karya Zaini dalam periode selanjutnya, seperti memasuki dunia yang sarat dengan perenungan spiritual. Di dalamnya mengandung berbagai tanggapan personal tentang kerinduan, kesunyian, kehampaan, bahkan kematian.
Objek-objek seperti perahu, bunga, burung mati, merupakan esensi yang disajikan Zaini dari berbagai fenomena dunia luar untuk memahami perenungan spiritual itu.
Puncak pencapaian abstraksi dan spiritualisasi objek-objek itu terjadi pada 1970-an Tepatnya ketika Zaini dengan kuat menghadirkan suasana puitis dalam karya-karyanya. Zaini menjadi penyaring objek-objek yang sangat ekspresif lewat goresan cat minyak dan akrilik, dengan warna lembut seperti kabut.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.