3 Bisnis yang Sukses Berkat Shark Tank
23 March 2024 |
10:30 WIB
Menjadi seorang pebisnis tidak mudah, khususnya mengumpulkan dana dari investor. Inilah tujuan disiarkannya acara televisi Shark Tank, memberikan dorongan kepada bisnis dengan produk dan layanan kreatif. Mengundang para pebisnis baru untuk melakukan pitching di depan para investor yang disebut “sharks”.
Sejak pertama kali disiarkan pada Agustus 2009, acara ini telah diikuti oleh banyak penonton karena menampilkan ide bisnis unik, perjuangan pahit dalam memulai bisnis, serta kemenangan yang datang setelahnya.
Baca juga: 8 Keluarga Terkaya di Dunia, Pemilik Walmart Kalahkan Bisnis Milik Mars
Melansir dari The Hustle, dalam 10 musim Shark Tank telah mengundang sekitar 895 bisnis untuk melakukan pitching, menghasilkan 499 kesepakatan dan total kapita investasi senilai US$143,8 juta. Terdapat beberapa bisnis tidak berhasil meyakinkan para Sharks untuk berinvestasi, sementara yang lain sukses, bahkan beberapa berhasil meskipun dianggap remeh.
Untuk mengetahui kisah-kisah inspiratif dalam memulai bisnis, berikut adalah 3 bisnis jebolan Shark Tank yang berhasil dan sukses.
Scrub Daddy adalah perusahaan yang menjual produk pembersih yang dengan material spons unik yang dirancang oleh pendirinya, Aaron Krause. Spons dengan wajah tersenyum ini memiliki keunikan menarik dibanding spons lain, mampu menjadi lembut dan kenyal di air hangat, dan mengeras jika direndam air dingin. Tentu produk ini sangat ideal untuk membersihkan piring dan permukaan lain yang memiliki noda membandel.
Pitch Krause di Shark Tank pada 2012 memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan Scrub Daddy. Dengan melakukan pitch seperti seorang pembawa acara infomercial, Krause berhasil menarik perhatian para sharks dengan keunggulan produknya. Namun, mereka bersikap skeptis terutama pada rasio biaya produksi dan harga ecerannya yang signifikan.
Semua sharks menolak kecuali Lori Greiner, yang menaruh investasi sebesar US$200.000 dengan imbalan 25% saham ekuitas di perusahaan tersebut. Scrub Daddy mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan setelah penayangan pitch tersebut. Melansir dari CNBC, perusahaan spons ini berhasil mencetak penjualan lebih dari US$110 juta yang dilaporkan sejak mendapatkan investasi.
Kini Scrub Daddy telah memiliki nama yang besar di media sosial, serta memperluas variasi produknya dengan inovasi seperti Scrub Mommy, Grill Daddy, Dish Daddy, dan berbagai produk lain. Mereka juga berhasil menjalin kemitraan dengan perusahaan global seperti Unilever untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional. Kedepannya mereka berencana untuk membuka perusahaan cabang di Eropa.
Pada 2013 Jamie Siminoff memperkenalkan produknya, Doorbot kepada para sharks. Doorbot adalah sebuah bel pintu pintar, dengan berbagai fitur canggih. Streaming video dan audio, konektivitas dengan Wifi dan aplikasi, sensor pendeteksi gerakan, dan keyless entry adalah beberapa fitur yang ditawarkan produk ini.
Meskipun dianggap sebagai produk yang menarik dan berpotensi, Doorbot sama sekali tidak mendapatkan investasi dari para sharks. Ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran para sharks terhadap pertumbuhan dan pengembangan produk perusahaan ini, yang masih berada pada tahap awal dan sangat rentan secara finansial.
Setahun setelah muncul di Shark Tank, Siminoff terus mengembangkan perusahaannya, yang sempat melakukan rebranding menjadi Ring. Meski tanpa bantuan investasi dari para sharks, Ring bertumbuh dengan luar biasa, diakuisisi oleh Amazon dengan nilai sebesar US$1 miliar.
Kesuksesannya tidak berhenti disitu, Ring telah menjadi salah satu perusahaan keamanan rumah terkemuka, menawarkan berbagai produk yang dapat saling terhubung, mulai dari kamera keamanan, sistem otomasi rumah, dan lampu pintar. Namun bel pintu pintar tetap menjadi produk yang paling sukses dari perusahaan ini. Menurut laporan dari CNBC, lebih dari 1,7 juta unit bel terjual pada 2021.
Berbeda dari kedua produk sebelumnya, Wicked Good Cupcakes adalah perusahaan yang menawarkan berbagai jenis cupcake yang lezat. Perusahaan ini didirikan oleh Tracey Noonan dan Danielle Desroches. Pada 2011 mereka mulai mengikuti sebuah kelas membuat kue, yang menginspirasi mereka untuk mendirikan perusahaan kue sendiri bernama Wicked Good Cupcakes.
Kue cupcake mereka terkenal lezat, sangat lezat sampai orang-orang dari berbagai daerah di Amerika ingin kue-kue tersebut dikirim hanya agar mereka bisa mencicipinya. Namun, kendalanya adalah durasi yang lama saat pengiriman membuat cupcake menjadi lembek dan tidak segar lagi.
Sehingga mereka menciptakan solusi yang jenius, mengisi toples dengan lapisan kue yang baru dipanggang, frosting, dan isian, menciptakan cupcake-in-a-jar pertama yang dapat dengan mudah dikirim. Dengan disegel dalam toples, umur simpan cupcake meningkat secara eksponensial.
Akhirnya pada 2013, Tracey dan Danielle melakukan pitching ide cupcake-in-a-jar mereka di acara Shark Tank. Mereka menerima tawaran dari beberapa sharks dan akhirnya melakukan kesepakatan bersama Kevin O'Leary, dengan menawarkan US$75.000 sebagai imbalan atas royalti. Kesepakatan itu diselesaikan dengan harga US$1 per stoples cupcake yang terjual sampai dia mendapatkan kembali investasinya, kemudian 45 sen per toples selamanya.
Setelah kemunculannya di Shark Tank, Wicked Good Cupcakes telah bertumbuh secara signifikan. Mereka mendapatkan fasilitas pembuatan kue seluas 15.000 kaki persegi, membuka toko di Faneuil Hall, dan toko ketiga di South Shore Plaza Mall di Braintree, Massachusetts.
Melansir dari Enterprise Wired, pada 2018 perusahaan ini telah mencatat penjualan yang diproyeksikan mencapai lebih dari US$2 juta per tahun. Mereka juga terus mengembangkan variasi produk mereka hingga saat ini, setelah di akuisisi oleh perusahaan Hickory Farms.
Meski tidak memiliki valuasi investasi sebesar kedua produk sebelumnya, perusahaan ini tetap menjadi salah satu bisnis tersukses yang pernah muncul di Shark Tank.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Sejak pertama kali disiarkan pada Agustus 2009, acara ini telah diikuti oleh banyak penonton karena menampilkan ide bisnis unik, perjuangan pahit dalam memulai bisnis, serta kemenangan yang datang setelahnya.
Baca juga: 8 Keluarga Terkaya di Dunia, Pemilik Walmart Kalahkan Bisnis Milik Mars
Melansir dari The Hustle, dalam 10 musim Shark Tank telah mengundang sekitar 895 bisnis untuk melakukan pitching, menghasilkan 499 kesepakatan dan total kapita investasi senilai US$143,8 juta. Terdapat beberapa bisnis tidak berhasil meyakinkan para Sharks untuk berinvestasi, sementara yang lain sukses, bahkan beberapa berhasil meskipun dianggap remeh.
Untuk mengetahui kisah-kisah inspiratif dalam memulai bisnis, berikut adalah 3 bisnis jebolan Shark Tank yang berhasil dan sukses.
1. Scrub Daddy
Scrub Daddy adalah perusahaan yang menjual produk pembersih yang dengan material spons unik yang dirancang oleh pendirinya, Aaron Krause. Spons dengan wajah tersenyum ini memiliki keunikan menarik dibanding spons lain, mampu menjadi lembut dan kenyal di air hangat, dan mengeras jika direndam air dingin. Tentu produk ini sangat ideal untuk membersihkan piring dan permukaan lain yang memiliki noda membandel.
Pitch Krause di Shark Tank pada 2012 memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan Scrub Daddy. Dengan melakukan pitch seperti seorang pembawa acara infomercial, Krause berhasil menarik perhatian para sharks dengan keunggulan produknya. Namun, mereka bersikap skeptis terutama pada rasio biaya produksi dan harga ecerannya yang signifikan.
Semua sharks menolak kecuali Lori Greiner, yang menaruh investasi sebesar US$200.000 dengan imbalan 25% saham ekuitas di perusahaan tersebut. Scrub Daddy mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan setelah penayangan pitch tersebut. Melansir dari CNBC, perusahaan spons ini berhasil mencetak penjualan lebih dari US$110 juta yang dilaporkan sejak mendapatkan investasi.
Kini Scrub Daddy telah memiliki nama yang besar di media sosial, serta memperluas variasi produknya dengan inovasi seperti Scrub Mommy, Grill Daddy, Dish Daddy, dan berbagai produk lain. Mereka juga berhasil menjalin kemitraan dengan perusahaan global seperti Unilever untuk memperluas jangkauannya ke pasar internasional. Kedepannya mereka berencana untuk membuka perusahaan cabang di Eropa.
2. Ring Doorbot
Pada 2013 Jamie Siminoff memperkenalkan produknya, Doorbot kepada para sharks. Doorbot adalah sebuah bel pintu pintar, dengan berbagai fitur canggih. Streaming video dan audio, konektivitas dengan Wifi dan aplikasi, sensor pendeteksi gerakan, dan keyless entry adalah beberapa fitur yang ditawarkan produk ini.
Meskipun dianggap sebagai produk yang menarik dan berpotensi, Doorbot sama sekali tidak mendapatkan investasi dari para sharks. Ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran para sharks terhadap pertumbuhan dan pengembangan produk perusahaan ini, yang masih berada pada tahap awal dan sangat rentan secara finansial.
Setahun setelah muncul di Shark Tank, Siminoff terus mengembangkan perusahaannya, yang sempat melakukan rebranding menjadi Ring. Meski tanpa bantuan investasi dari para sharks, Ring bertumbuh dengan luar biasa, diakuisisi oleh Amazon dengan nilai sebesar US$1 miliar.
Kesuksesannya tidak berhenti disitu, Ring telah menjadi salah satu perusahaan keamanan rumah terkemuka, menawarkan berbagai produk yang dapat saling terhubung, mulai dari kamera keamanan, sistem otomasi rumah, dan lampu pintar. Namun bel pintu pintar tetap menjadi produk yang paling sukses dari perusahaan ini. Menurut laporan dari CNBC, lebih dari 1,7 juta unit bel terjual pada 2021.
3. Wicked Good Cupcakes
Berbeda dari kedua produk sebelumnya, Wicked Good Cupcakes adalah perusahaan yang menawarkan berbagai jenis cupcake yang lezat. Perusahaan ini didirikan oleh Tracey Noonan dan Danielle Desroches. Pada 2011 mereka mulai mengikuti sebuah kelas membuat kue, yang menginspirasi mereka untuk mendirikan perusahaan kue sendiri bernama Wicked Good Cupcakes.
Kue cupcake mereka terkenal lezat, sangat lezat sampai orang-orang dari berbagai daerah di Amerika ingin kue-kue tersebut dikirim hanya agar mereka bisa mencicipinya. Namun, kendalanya adalah durasi yang lama saat pengiriman membuat cupcake menjadi lembek dan tidak segar lagi.
Sehingga mereka menciptakan solusi yang jenius, mengisi toples dengan lapisan kue yang baru dipanggang, frosting, dan isian, menciptakan cupcake-in-a-jar pertama yang dapat dengan mudah dikirim. Dengan disegel dalam toples, umur simpan cupcake meningkat secara eksponensial.
Akhirnya pada 2013, Tracey dan Danielle melakukan pitching ide cupcake-in-a-jar mereka di acara Shark Tank. Mereka menerima tawaran dari beberapa sharks dan akhirnya melakukan kesepakatan bersama Kevin O'Leary, dengan menawarkan US$75.000 sebagai imbalan atas royalti. Kesepakatan itu diselesaikan dengan harga US$1 per stoples cupcake yang terjual sampai dia mendapatkan kembali investasinya, kemudian 45 sen per toples selamanya.
Setelah kemunculannya di Shark Tank, Wicked Good Cupcakes telah bertumbuh secara signifikan. Mereka mendapatkan fasilitas pembuatan kue seluas 15.000 kaki persegi, membuka toko di Faneuil Hall, dan toko ketiga di South Shore Plaza Mall di Braintree, Massachusetts.
Melansir dari Enterprise Wired, pada 2018 perusahaan ini telah mencatat penjualan yang diproyeksikan mencapai lebih dari US$2 juta per tahun. Mereka juga terus mengembangkan variasi produk mereka hingga saat ini, setelah di akuisisi oleh perusahaan Hickory Farms.
Meski tidak memiliki valuasi investasi sebesar kedua produk sebelumnya, perusahaan ini tetap menjadi salah satu bisnis tersukses yang pernah muncul di Shark Tank.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.