Rekor Buruk Eliud Kipchoge di Tokyo Marathon 2024, Persiapan Menuju Olimpiade Paris 2024 Disorot
04 March 2024 |
06:32 WIB
Selalu ada kegembiraan setiap kali Eliud Kipchoge berbaris untuk balapan, tetapi lebih dari itu, ada ekspektasi besar. Keikutsertaannya pada setiap perlombaan tidak hanya berburu kemenangan, tetapi juga kerap menciptakan rekor-rekor baru dalam dunia maraton yang sulit tertandingi.
Atlet berusia 39 tahun tersebut telah menunjukkan kehebatan maratonnya dalam 11 tahun terakhir ini. Ketika ikut race untuk Tokyo Marathon pada Minggu (3/3/2024), dia juga tengah bersiap untuk ajang yang lebih besar, yakni Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Profil Mendiang Kelvin Kiptum, Atlet Maraton Muda Berbakat yang Pecahkan Rekor Dunia
Di Tokyo, dunia menatap Kipchoge dengan kegembiraan yang serupa. Ada kemungkinan Kipchoge meraih hasil emas kembali pada partisipasinya di Paris nanti. Tokyo Marathon tampak akan jadi kalkulasi menarik melihat kemungkinan itu.
Terlebih, Kipchoge punya rekor apik saat lari di Negeri Sakura tersebut. Rekor maraton 2:02:40 yang diraihnya 2 tahun lalu pada ajang yang sama ini, sampai sekarang masih bertahan. Tentunya, ini menjadi modal yang bagus baginya.
Namun, nasib buruk rupanya menimpa sang atlet. Pada persiapan terakhirnya sebelum berangkat ke Paris ini, Kipchoge justru harus finis di urutan ke-10 pada ajang Tokyo Marathon. Dia berada jauh dari Benson Kipruto, rekan pelarinya dari Kenya.
Balapan pada mulanya berjalan sesuai dengan prediksi. Namun, Kipchoge dilaporkan mulai mengalami penurunan ketika menempuh 20 km. Pada jarak itu, Kipchoge mulai turun dari posisi terdepan.
Setelahnya, Kipchoge tampak kesulitan. Setelah menempuh jarak 25 km, legenda Kenya ini tertinggah lebih dari satu menit karena prospeknya mulai suram. Efeknya, rekor finisnya pun jadi berubah.
Kipchoge hanya mampu finis dengan waktu 2 jam 6 menit 50 detik. Hasil ini berarti menunjukkan ada penurunan sekitar 4 menit dari rekor yang pernah diciptakannya dua tahun lalu. Catatan ini juga menjadi waktu maraton paling lambat keempat dalam karier atlet berusia 39 tahun tersebut.
Dunia kini menyoroti Kipchoge. Terlebih, dia masih berusaha memenangkan medali emas maraton Olimpiade untuk ketiganya secara berturut-turut. Kendati mendapatkan hasil buru, Kipchoge merasa terlalu dini untuk menilai performanya ketika di Paris nanti.
Juara Olimpiade dua kali asal Kenya, Eliud Kipchoge, ini juga mengatakan “tidak setiap hari adalah Natal” setelah hasil buruk yang didapatkannya pada ajang Tokyo Marathon. Meski demikian, tak bisa dimungkiri hasil ini bisa jadi adalah balapan resmi terakhirnya sebelum berpartisipasi pada Olimpiade Paris 2024 pertengahan tahun nanti.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa olahraga adalah tentang hari baik dan hari buruk. Sayangnya, hari ini adalah hari yang buruk bagi saya,” tulis Kipchoge di Instagram, dikutip Hypeabis.id, Senin (4/3/2024).
Kipchoge tampak berbesar hati menerima nasibnya. Dia pun mengucapkan selamat kepada semua peserta yang mencapai garis finis. Menurunya, semua yang hadir di Tokyo Marathon sedang mengejar cita-cita dan impiannya masing-masing.
Dia juga berterima kasih kepada Tokyo dan seluruh penggemarnya di seluruh dunia atas cinta dan dukungan yang diberikan. Kipchoge merasa harinya masih belum berakhir meski catatan buruknya kini jadi sorotan.
“Kita mengambil pelajaran hari ini untuk membangun besok,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam ajang Tokyo Marathon, Benson Kipruto berhasil memenangkan balapan dengan waktu 2 jam, 2 menit, 16 detik. Kipruto memimpin perolehan podium untuk Kenya dengan Timothy Kiplagat kedua (2:02:55) dan Vincent Kipkemoi Ngetich ketiga (2:04:18).
Baca juga: Asupan Nutrisi Penting sebelum Maraton, Begini Kiat-kiatnya dari Ahli Gizi!
Pada maraton putri, Sutume Asefa Kabede dari Ethiopia mampu finis dengan catatan waktu 2 jam 15 menit 55 detik.
Editor: Fajar Sidik
Atlet berusia 39 tahun tersebut telah menunjukkan kehebatan maratonnya dalam 11 tahun terakhir ini. Ketika ikut race untuk Tokyo Marathon pada Minggu (3/3/2024), dia juga tengah bersiap untuk ajang yang lebih besar, yakni Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Profil Mendiang Kelvin Kiptum, Atlet Maraton Muda Berbakat yang Pecahkan Rekor Dunia
Di Tokyo, dunia menatap Kipchoge dengan kegembiraan yang serupa. Ada kemungkinan Kipchoge meraih hasil emas kembali pada partisipasinya di Paris nanti. Tokyo Marathon tampak akan jadi kalkulasi menarik melihat kemungkinan itu.
Terlebih, Kipchoge punya rekor apik saat lari di Negeri Sakura tersebut. Rekor maraton 2:02:40 yang diraihnya 2 tahun lalu pada ajang yang sama ini, sampai sekarang masih bertahan. Tentunya, ini menjadi modal yang bagus baginya.
Namun, nasib buruk rupanya menimpa sang atlet. Pada persiapan terakhirnya sebelum berangkat ke Paris ini, Kipchoge justru harus finis di urutan ke-10 pada ajang Tokyo Marathon. Dia berada jauh dari Benson Kipruto, rekan pelarinya dari Kenya.
Balapan pada mulanya berjalan sesuai dengan prediksi. Namun, Kipchoge dilaporkan mulai mengalami penurunan ketika menempuh 20 km. Pada jarak itu, Kipchoge mulai turun dari posisi terdepan.
Setelahnya, Kipchoge tampak kesulitan. Setelah menempuh jarak 25 km, legenda Kenya ini tertinggah lebih dari satu menit karena prospeknya mulai suram. Efeknya, rekor finisnya pun jadi berubah.
Kipchoge hanya mampu finis dengan waktu 2 jam 6 menit 50 detik. Hasil ini berarti menunjukkan ada penurunan sekitar 4 menit dari rekor yang pernah diciptakannya dua tahun lalu. Catatan ini juga menjadi waktu maraton paling lambat keempat dalam karier atlet berusia 39 tahun tersebut.
Dunia kini menyoroti Kipchoge. Terlebih, dia masih berusaha memenangkan medali emas maraton Olimpiade untuk ketiganya secara berturut-turut. Kendati mendapatkan hasil buru, Kipchoge merasa terlalu dini untuk menilai performanya ketika di Paris nanti.
Juara Olimpiade dua kali asal Kenya, Eliud Kipchoge, ini juga mengatakan “tidak setiap hari adalah Natal” setelah hasil buruk yang didapatkannya pada ajang Tokyo Marathon. Meski demikian, tak bisa dimungkiri hasil ini bisa jadi adalah balapan resmi terakhirnya sebelum berpartisipasi pada Olimpiade Paris 2024 pertengahan tahun nanti.
“Saya hanya bisa mengatakan bahwa olahraga adalah tentang hari baik dan hari buruk. Sayangnya, hari ini adalah hari yang buruk bagi saya,” tulis Kipchoge di Instagram, dikutip Hypeabis.id, Senin (4/3/2024).
Kipchoge tampak berbesar hati menerima nasibnya. Dia pun mengucapkan selamat kepada semua peserta yang mencapai garis finis. Menurunya, semua yang hadir di Tokyo Marathon sedang mengejar cita-cita dan impiannya masing-masing.
Dia juga berterima kasih kepada Tokyo dan seluruh penggemarnya di seluruh dunia atas cinta dan dukungan yang diberikan. Kipchoge merasa harinya masih belum berakhir meski catatan buruknya kini jadi sorotan.
“Kita mengambil pelajaran hari ini untuk membangun besok,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam ajang Tokyo Marathon, Benson Kipruto berhasil memenangkan balapan dengan waktu 2 jam, 2 menit, 16 detik. Kipruto memimpin perolehan podium untuk Kenya dengan Timothy Kiplagat kedua (2:02:55) dan Vincent Kipkemoi Ngetich ketiga (2:04:18).
Baca juga: Asupan Nutrisi Penting sebelum Maraton, Begini Kiat-kiatnya dari Ahli Gizi!
Pada maraton putri, Sutume Asefa Kabede dari Ethiopia mampu finis dengan catatan waktu 2 jam 15 menit 55 detik.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.