Belajar Stoa dari 3 Buku Karya Ryan Holiday
21 February 2024 |
14:45 WIB
Stoisisme atau Stoikisme dan dikenal juga dengan istilah Stoa adalah sebuah aliran filsafat yang tengah ramai dibicarakan di kalangan generasi muda. Aliran pemikiran ini menjadi semacam spiritualitas baru bagi mereka yang tengah berupaya menjalani self-improvement untuk mengembangkan diri mereka.
Di tengah tantangan-tantangan baru zaman ini, banyak pemuda yang mencari arah hidup terbaik bagi mereka. Stoisisme sangat mendukung penguasaan kendali diri, dan menjadi metode untuk mengatasi emosi yang destruktif.
Baca juga: Henry Manampiring & Praktik Mendekatkan Filsafat ke Anak Muda Lewat Stoa
Stoisisme sendiri adalah sebuah aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang dikembangkan oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Penerapan aliran filsuf Stoisisme di Indonesia sendiri sudah mulai ramai diadopsi oleh para figur publik, seperti Ferry Irwandi yang sering membahas stoikisme di kanal YouTube miliknya, sehingga meningkatkan minat dan diskusi tentang aliran filsuf ini di kalangan generasi muda.
Di tengah tantangan-tantangan baru zaman ini, banyak pemuda yang mencari arah hidup terbaik bagi mereka. Stoisisme menawarkan konsep pengembangan diri melalui penguasaan kendali diri, dan menjadi alat untuk mengatasi emosi yang destruktif.
Untuk merangkum dan mengaplikasikan nilai-nilai stoisisme dalam konteks modern, Ryan Holiday telah menghasilkan berbagai karya dalam bentuk buku yang membahas tentang aliran ini. Buku-bukunya secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam daftar buku terlaris New York Times.
Menurut Ryan, Stoisisme adalah filosofi yang dirancang untuk membuat kita lebih tangguh, lebih bahagia, lebih berbudi luhur dan lebih bijaksana – dan sebagai hasilnya, kita menjadi pribadi yang lebih baik dan profesional yang lebih baik.
Buku The Daily Stoic memberikan 366 refleksi meditatif yang didasarkan dari filsuf Stoa kuno. Mempromosikan berbagai kebajikan seperti pengendalian diri, keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan untuk sehari-hari.
Genhype mengeksplorasi berbagai cara untuk melakukan self-examination, pertumbuhan pribadi, dan pentingnya mengelilingi diri dengan pengaruh positif.
Secara keseluruhan buku ini sangat mendorong para pembacanya untuk selalu melakukan introspeksi diri, menghargai ketenangan, dan mendorong memilih tindakan yang mengarah pada kehidupan yang baik.
Buku The Obstacle Is The Way ini membimbing pembacanya bagaimana cara mengimplementasikan pandangan modern tentang filosofi kuno Stoicisme. Terdapat berbagai filosofi praktis yang Genhype bisa gunakan sehari-hari untuk memahami, bertindak, dan berkembang di dunia yang tidak pasti, sulit, dan serba cepat.
Selain itu, ada juga metode Framing, atau bagaimana para pembaca dapat memandang dunia, dan energi serta kreativitas yang kita gunakan untuk secara aktif melewati semua hambatan sehingga dapat diubah menjadi hal positif dan jadi peluang.
Setelah membaca buku ini, Genhype akan terdorong untuk memiliki pola pikir yang kuat, tekun, dan bijak dalam bertindak. Menciptakan sebuah fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, mengabaikan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan, menciptakan dan memperkuat mindset yang melihat setiap hambatan baru dapat diubah menjadi peluang untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih tangguh.
Jika buku-buku sebelumnya bersifat sebagai panduan, Ego Is the Enemy sedikit berbeda. Tak hanya menjadi panduan, namun buku ini akan mengeksplorasi bahaya ego dan bagaimana ego dapat menghalangi kita untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dijelaskan bahwa ego adalah keyakinan yang tidak sehat terhadap diri sendiri, dan seharusnya dapat dikelola dan diarahkan menjadi hal positif. Terdapat berbagai kisah dari individu yang membiarkan egonya mengamuk dan pada akhirnya dikalahkan oleh kesombongan yang mereka buat sendiri.
Baca juga: 5 Rekomendasi Buku dan Novel Filsafat untuk Pemula
Pembaca juga akan diberikan inspirasi, dari para individu yang mempraktikkan pengendalian diri dan ketenangan hati, hingga menemukan kesuksesan dalam berbagai upaya mereka. Buku ini menekankan pentingnya menanamkan kerendahan hati, ketekunan, dan kesadaran pada diri sendiri, menjadi individu yang selalu belajar dan fokus pada substansi daripada gambar/permukaan.
Editor: Fajar Sidik
Di tengah tantangan-tantangan baru zaman ini, banyak pemuda yang mencari arah hidup terbaik bagi mereka. Stoisisme sangat mendukung penguasaan kendali diri, dan menjadi metode untuk mengatasi emosi yang destruktif.
Baca juga: Henry Manampiring & Praktik Mendekatkan Filsafat ke Anak Muda Lewat Stoa
Stoisisme sendiri adalah sebuah aliran atau mazhab filsafat Yunani kuno yang dikembangkan oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Penerapan aliran filsuf Stoisisme di Indonesia sendiri sudah mulai ramai diadopsi oleh para figur publik, seperti Ferry Irwandi yang sering membahas stoikisme di kanal YouTube miliknya, sehingga meningkatkan minat dan diskusi tentang aliran filsuf ini di kalangan generasi muda.
Di tengah tantangan-tantangan baru zaman ini, banyak pemuda yang mencari arah hidup terbaik bagi mereka. Stoisisme menawarkan konsep pengembangan diri melalui penguasaan kendali diri, dan menjadi alat untuk mengatasi emosi yang destruktif.
Untuk merangkum dan mengaplikasikan nilai-nilai stoisisme dalam konteks modern, Ryan Holiday telah menghasilkan berbagai karya dalam bentuk buku yang membahas tentang aliran ini. Buku-bukunya secara konsisten menduduki peringkat teratas dalam daftar buku terlaris New York Times.
Menurut Ryan, Stoisisme adalah filosofi yang dirancang untuk membuat kita lebih tangguh, lebih bahagia, lebih berbudi luhur dan lebih bijaksana – dan sebagai hasilnya, kita menjadi pribadi yang lebih baik dan profesional yang lebih baik.
1. The Daily Stoic (2016)
Buku The Daily Stoic memberikan 366 refleksi meditatif yang didasarkan dari filsuf Stoa kuno. Mempromosikan berbagai kebajikan seperti pengendalian diri, keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan untuk sehari-hari.
Genhype mengeksplorasi berbagai cara untuk melakukan self-examination, pertumbuhan pribadi, dan pentingnya mengelilingi diri dengan pengaruh positif.
Secara keseluruhan buku ini sangat mendorong para pembacanya untuk selalu melakukan introspeksi diri, menghargai ketenangan, dan mendorong memilih tindakan yang mengarah pada kehidupan yang baik.
2. The Obstacle Is The Way (2014)
Buku The Obstacle Is The Way ini membimbing pembacanya bagaimana cara mengimplementasikan pandangan modern tentang filosofi kuno Stoicisme. Terdapat berbagai filosofi praktis yang Genhype bisa gunakan sehari-hari untuk memahami, bertindak, dan berkembang di dunia yang tidak pasti, sulit, dan serba cepat.
Selain itu, ada juga metode Framing, atau bagaimana para pembaca dapat memandang dunia, dan energi serta kreativitas yang kita gunakan untuk secara aktif melewati semua hambatan sehingga dapat diubah menjadi hal positif dan jadi peluang.
Setelah membaca buku ini, Genhype akan terdorong untuk memiliki pola pikir yang kuat, tekun, dan bijak dalam bertindak. Menciptakan sebuah fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan, mengabaikan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan, menciptakan dan memperkuat mindset yang melihat setiap hambatan baru dapat diubah menjadi peluang untuk menjadi lebih baik, lebih kuat, dan lebih tangguh.
3. Ego Is the Enemy (2016)
Jika buku-buku sebelumnya bersifat sebagai panduan, Ego Is the Enemy sedikit berbeda. Tak hanya menjadi panduan, namun buku ini akan mengeksplorasi bahaya ego dan bagaimana ego dapat menghalangi kita untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dijelaskan bahwa ego adalah keyakinan yang tidak sehat terhadap diri sendiri, dan seharusnya dapat dikelola dan diarahkan menjadi hal positif. Terdapat berbagai kisah dari individu yang membiarkan egonya mengamuk dan pada akhirnya dikalahkan oleh kesombongan yang mereka buat sendiri.
Baca juga: 5 Rekomendasi Buku dan Novel Filsafat untuk Pemula
Pembaca juga akan diberikan inspirasi, dari para individu yang mempraktikkan pengendalian diri dan ketenangan hati, hingga menemukan kesuksesan dalam berbagai upaya mereka. Buku ini menekankan pentingnya menanamkan kerendahan hati, ketekunan, dan kesadaran pada diri sendiri, menjadi individu yang selalu belajar dan fokus pada substansi daripada gambar/permukaan.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.