Ilustrasi masker penyebab masalah kulit (dok. Pexels)

Ini Lho Masalah Kulit selama Adaptasi Kebiasaan Baru

26 August 2021   |   21:04 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pola adaptasi kebiasaan baru seperti pemakaian masker, peningkatan frekuensi mencuci tangan, konsumsi vitamin, penggunaan antiseptik berlebihan, hingga berjemur untuk menyerap vitamin D demi meningkatkan imunitas ternyata menimbulkan masalah pada kulit.

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Susi Rendra menerangkan, pada masa pandemi ini muncul istilah baru yang disebut makne, yaitu akne atau jerawat yang muncul akibat penggunaan masker. Bentuknya menyerupai jerawat biasa, tetapi lebih terkonsentrasi di area tertutup atau yang tergesek masker. 

Dia menjelaskan, penyebab makne ini adalah udara yang pengap akibat keringat dan uap air dari pernapasan atau saat bicara yang terperangkap di masker hingga membuat panas di area kulit sekitarnya. “Kemerahan bengkak bernanah terjadi di tipe jerawat makne ini,” ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (26/8/2021). 

Untuk penanganannya, Susi menyarankan, agar mengganti masker 3—4 jam sekali dan sempatkan untuk mencuci atau membersihkan wajah sebelum memakai masker yang baru. Bersihkan wajah dengan air suhu normal, lebih baik lagi jika suhu air dingin. 

Selain masker, kebiasaan mencuci tangan kata Susi bisa berdampak pada dermatitis kontak. Ini terjadi jika cuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer secara berlebihan. Penggunaan sarung tangan juga bisa menjadi penyebabnya. 

Dia menerangkan, untuk mencegah kasus dermatitis kontak ini sebaiknya menggunakan sabun yang lembut dengan kandungan pelembab. Setelah mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, disarankan tetap menggunakan pelembab.  

So buat Genhype yang memiliki kulit sensitif, lebih baik memilih sabun daripada hand sanitizer yang mengandung kadar alkohol yang tinggi. “Tidak harus selalu sabun antiseptik,” tambahnya. 

Terkait dengan  penggunaan vitamin dalam jumlah banyak juga bisa meningkatkan masalah kulit loh, terutama bagi mereka yang alergi pada zat tertentu di dalam vitamin.

Nah, salah berjemur, efek buruknya bisa menyebabkan kelainan kulit seperti polymorphous light eruption dan sunburn. Polymorphous light eruption adalah ruam yang disebabkan oleh paparan sinar matahari pada orang dengan kulit terlalu sensitif terhadap sinar matahari. Ruam ini biasanya muncul sebagai benjolan kecil berwarna merah. 

Sementara sunburn merupakan kulit yang memerah, nyeri, dan terasa panas saat disentuh. Biasanya muncul dalam beberapa jam setelah terlalu ayak terpapar sinar matahari. Untuk penanganannya, Susi menyarankan untuk menggunakan krim pelembab agar mengurangi kering dan gatal. Kemudian atur jam jemur dan lama jemur untuk sesi jemur selanjutnya. 

“Lihat UV indeks, aman enggak untuk berjemur. UV [ultraviolet] indeks antara 5—6 yang relatif aman. Sehingga bisa berjemur 15—30 menit. Tiga kali seminggu saja cukup. Area lengan dan tungkai cukup [yang dijemur],” jelasnya.



Editor: Roni Yunianto 


 

SEBELUMNYA

Yuk Bisa Yuk, Ini Tips Sukses Jadi Content Creator

BERIKUTNYA

Warner Bros Ungkap Trailer 'Matrix 4' di CinemaCon

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: