Mulai Dilirik Anak Muda, Simak Kiat Jitu Berolahraga Kriket, dari Teknik Dasar hingga Persiapan
16 January 2024 |
09:30 WIB
Tren olahraga kriket memang belum begitu populer di Indonesia. Namun, olahraga yang diyakini muncul pada abad ke-13 di Britania Raya itu, kini mulai dimainkan anak-anak muda, terutama di lingkungan sekolah atau universitas di Tanah Air.
Dalam sejarahnya, kriket atau cricket merupakan olahraga musim panas asal Inggris, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Olahraga ini pada awalnya dimainkan oleh anak-anak desa dengan melempar bola ke pohon atau ke pintu pagar kandang domba.
Baca juga: Cocok Digeluti Semua Umur, Cek Kiat Jitu Memaksimalkan Manfaat Olahraga Zumba
Di Indonesia, kriket mulai dilirik publik saat olahraga ini mulai diikutsertakan di pekan olahraga nasional (PON) pada 2016. Dari sinilah perlahan, olahraga yang hampir mirip dengan kasti itu semakin populer di masyarakat, terutama pegiat olahraga luar ruangan.
Zahria Habiba (26) adalah satu dari sekian banyak anak muda yang telah menekuni olahraga kriket sejak sewindu terakhir. Uniknya, atlet jebolan sebuah universitas negeri di Jakarta itu mengaku, menekuni olahraga ini karena ketidaksengajaan.
Syahdan, pada 2017 dia diajak oleh teman sekelasnya untuk mengikuti latihan rutin kriket di kampus. Arkian, karena dianggap berbakat oleh sang pelatih, selang sepekan kemudian dia disuruh mengikuti event Kejurnas U-19 cricket di Banten, dan berhasil menggulung tim lawan.
Zahria menjelaskan, secara umum kriket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim, di mana masing-masing tim berlomba mencetak angka run lebih banyak. Sama halnya dengan softball, sistem set dari olahraga ini adalah menggunakan inning dan over, artinya tidak adanya batasan skor dan waktu permainan.
Dimainkan 11 orang dari masing-masing tim, keunikan dari kriket adalah upaya saling menyerang dan berusaha mengumpulkan angka. Setiap tim akan bergantian memukul bola, lalu berlari sebanyak mungkin. Sedangkan, tim satunya bertahan dengan menangkap bola dari lawan, untuk membatasi poin yang dicetak tim pemukul.
"Di luar Indonesia, kriket termasuk olahraga nomor dua terpopuler sedunia, dan hanya selisih satu tingkat di bawah sepak bola," katanya.
Selaras, Head Coach Pelatda Kriket DKI Jakarta, Fernandes Nato menuturkan, olahraga kriket memang mulai populer di kalangan anak-anak muda. Salah satunya karena menggabungkan unsur aerobik dan anaerobik, atau jenis latihan intensitas tinggi yang dilakukan dalam waktu singkat, untuk menjaga kebugaran tubuh.
Bahkan pada level tertentu, bila sudah menjadi atlet timnas atau pelatda, seorang atlet juga akan mendapatkan manfaat dari segi finansial. Kendati begitu, untuk menuju fase tersebut perlu dibutuhkan mentalitas yang kuat serta komitmen yang tinggi.
"Seperti olahraga pada umumnya, kriket juga dapat memberi kontribusi kebugaran fisik bagi setiap pemainnya dan juga kelegaan psikologis," terangnya.
Menurut lelaki yang biasa disapa Nando itu, Sama seperti olahraga jenis lain, sebelum bermain kriket, dia menyarankan untuk melakukan pemanasan dengan durasi 10-15 menit. Hal itu penting dilakukan terutama untuk menghindari risiko cedera bagi yang bersangkutan.
Adapun dari segi teknik dasar, dalam permainan kriket setidaknya terbagi menjadi empat posisi. Yaitu batting atau pemukul bola, bowling atau pelempar bola, fielding atau pemain lapangan, dan terakhir wicket keeping alias penjaga gawang.
Sebagai seorang batting, hal paling dasar yang harus dipelajari adalah cara memukul bola dengan benar. Salah satunya adalah pukulan leg lance (meluncur), cut, pull, dan hook yang digunakan untuk menghadapi berbagai jenis lemparan dari bowling.
"Untuk pemula, silahkan memulai dengan straight drive, cover drive dan on drive. Ketiga jenis pukulan ini mengharuskan fullface bat ketika memukul bola dan itu menjadi teknik paling dasar dalam bating," katanya.
Sementara itu, bagi seorang bowling, mereka juga harus menguasai teknik dasar untuk melemparkan bola, baik menggunakan tangan kanan atau kiri. Namun, agar lemparan bola menjadi sah, mereka harus meluruskan tangan hingga ke atas kepala (overhead) dan melemparnya tanpa menekuk siku.
Lebih lanjut, di posisi fielding wicket keeping, para pemula juga harus menguasai teknik dasar dan ketahanan fisik. Terutama dalam menahan, menangkap, dan melempar bola, baik dari jarak yang dekat untuk melempar pada sesama tim, sampai dengan jarak terjauh (boundaries).
"Untuk satu sesi latihan umumnya adalah dua jam. Namun, bila yang dimaksud berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai peak performance tentu masing-masing orang bisa berbeda, bahkan mungkin berhari-hari," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dalam sejarahnya, kriket atau cricket merupakan olahraga musim panas asal Inggris, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Olahraga ini pada awalnya dimainkan oleh anak-anak desa dengan melempar bola ke pohon atau ke pintu pagar kandang domba.
Baca juga: Cocok Digeluti Semua Umur, Cek Kiat Jitu Memaksimalkan Manfaat Olahraga Zumba
Di Indonesia, kriket mulai dilirik publik saat olahraga ini mulai diikutsertakan di pekan olahraga nasional (PON) pada 2016. Dari sinilah perlahan, olahraga yang hampir mirip dengan kasti itu semakin populer di masyarakat, terutama pegiat olahraga luar ruangan.
Zahria Habiba (26) adalah satu dari sekian banyak anak muda yang telah menekuni olahraga kriket sejak sewindu terakhir. Uniknya, atlet jebolan sebuah universitas negeri di Jakarta itu mengaku, menekuni olahraga ini karena ketidaksengajaan.
Syahdan, pada 2017 dia diajak oleh teman sekelasnya untuk mengikuti latihan rutin kriket di kampus. Arkian, karena dianggap berbakat oleh sang pelatih, selang sepekan kemudian dia disuruh mengikuti event Kejurnas U-19 cricket di Banten, dan berhasil menggulung tim lawan.
Zahria menjelaskan, secara umum kriket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim, di mana masing-masing tim berlomba mencetak angka run lebih banyak. Sama halnya dengan softball, sistem set dari olahraga ini adalah menggunakan inning dan over, artinya tidak adanya batasan skor dan waktu permainan.
Dimainkan 11 orang dari masing-masing tim, keunikan dari kriket adalah upaya saling menyerang dan berusaha mengumpulkan angka. Setiap tim akan bergantian memukul bola, lalu berlari sebanyak mungkin. Sedangkan, tim satunya bertahan dengan menangkap bola dari lawan, untuk membatasi poin yang dicetak tim pemukul.
"Di luar Indonesia, kriket termasuk olahraga nomor dua terpopuler sedunia, dan hanya selisih satu tingkat di bawah sepak bola," katanya.
Olustrasi olahraga kriket (sumber gambar Unsplash/Mudassir Ali)
Bahkan pada level tertentu, bila sudah menjadi atlet timnas atau pelatda, seorang atlet juga akan mendapatkan manfaat dari segi finansial. Kendati begitu, untuk menuju fase tersebut perlu dibutuhkan mentalitas yang kuat serta komitmen yang tinggi.
"Seperti olahraga pada umumnya, kriket juga dapat memberi kontribusi kebugaran fisik bagi setiap pemainnya dan juga kelegaan psikologis," terangnya.
Teknik Dasar & Persiapan
Menurut lelaki yang biasa disapa Nando itu, Sama seperti olahraga jenis lain, sebelum bermain kriket, dia menyarankan untuk melakukan pemanasan dengan durasi 10-15 menit. Hal itu penting dilakukan terutama untuk menghindari risiko cedera bagi yang bersangkutan.Adapun dari segi teknik dasar, dalam permainan kriket setidaknya terbagi menjadi empat posisi. Yaitu batting atau pemukul bola, bowling atau pelempar bola, fielding atau pemain lapangan, dan terakhir wicket keeping alias penjaga gawang.
Sebagai seorang batting, hal paling dasar yang harus dipelajari adalah cara memukul bola dengan benar. Salah satunya adalah pukulan leg lance (meluncur), cut, pull, dan hook yang digunakan untuk menghadapi berbagai jenis lemparan dari bowling.
"Untuk pemula, silahkan memulai dengan straight drive, cover drive dan on drive. Ketiga jenis pukulan ini mengharuskan fullface bat ketika memukul bola dan itu menjadi teknik paling dasar dalam bating," katanya.
Sementara itu, bagi seorang bowling, mereka juga harus menguasai teknik dasar untuk melemparkan bola, baik menggunakan tangan kanan atau kiri. Namun, agar lemparan bola menjadi sah, mereka harus meluruskan tangan hingga ke atas kepala (overhead) dan melemparnya tanpa menekuk siku.
Lebih lanjut, di posisi fielding wicket keeping, para pemula juga harus menguasai teknik dasar dan ketahanan fisik. Terutama dalam menahan, menangkap, dan melempar bola, baik dari jarak yang dekat untuk melempar pada sesama tim, sampai dengan jarak terjauh (boundaries).
"Untuk satu sesi latihan umumnya adalah dua jam. Namun, bila yang dimaksud berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai peak performance tentu masing-masing orang bisa berbeda, bahkan mungkin berhari-hari," katanya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.