Ilustrasi vaksin Covid-19 (Sumber gambar: Towfiqu Barbhuiya/Unsplash)

IDI Soroti Rendahnya Angka Vaksinasi Booster Indonesia di Tengah Merebaknya Covid-19 di Singapura

07 December 2023   |   20:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyoroti merebaknya kembali Covid-19 di Singapura. Negara berjulukan Negeri Merlion itu mengumumkan peningkatan kasus mencapai 22.094 orang per periode 19—25 November 2023. Otoritas setempat menjabarkan sejumlah faktor kemungkinan di balik terjadinya peningkatan kasus ini.

karena mobilisasi yang tinggi jelang tren liburan akhir tahun dan penerapan protokol kesehatan yang mulai longgar. Namun terdapat fakta lain yang tak boleh disepelekan. Ketua Satgas Covid PB IDI Erlina Burhan mengungkap, otoritas di Singapura juga menyoroti fungsi vaksin booster SARS-CoV-2 yan sudah menurun.

“Memang data menunjukkan terjadi penurunan titer antibodi setelah 6—12 disuntikkan. Perlunya melakukan lagi vaksinasi booster ini cukup jadi pertanyaan krusial, khususnya bagi pasien dengan komorbid,” kata Erlina dalam sesi Konferensi Pers IDI terkait Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia.

IDI pun menjelaskan, terdapat 151 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Indonesia dari periode 20—26 November 2023. Angka ini mengalami peningkatan sebanyak 3 kali lipat dari kasus pada periode 2—8 Oktober dengan jumlah 65 kasus.

Baca juga: Waspada Varian Covid-19 Eris, Faktor Penyebab & Gejala-gejalanya

Pada periode Oktober hingga November 2023, Erlina menyebut terdapat 2 pasien rawat inap yang diterima oleh RSUD dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur. Adapun untuk bed occupancy rate di Jawa Barat berada pada angka kurang dari 4% selama September hingga November 2023.

Saat ini, Erlina menyebut terjadinya peningkatan kasus dalam 2 bulan terakhir terjadi di tengah mobilitas lintas negara tinggi jelang liburan seperti turis Singapura dan Malaysia yang masuk ke Indonesia atau masyarakat Indonesia yang berlibur ke negara tinggi kasus Covid-19 tersebut.

Sementara itu, hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum menerapkan travel ban untuk menghalau turis masuk di tengah merebaknya kasus Covid-19 ini. Di sisi lain, Erlina juga menyebut bahwa angka vaksinasi booster yang rendah perlu menjadi perhatian khusus bagi pemerintah.

Masyarakat Indonesia telah mendapat capaian hingga 86,88 persen untuk vaksinasi dosis pertama dan 74,56% untuk dosis kedua. Namun khusus untuk vaksinasi booster, angkanya masih jauh dari harapan. “Angka [vaksinasi] booster kita hanya 38,17%, dan booster dosis ke-2 hanya 2 persen saja. Ini merupakan tantangan. Booster kita rendah sekali,” jelas Erlina.

Selain itu, Erlina memaparkan, jika individu yang sudah melakukan vaksinasi booster lewat dari 6—12 bulan juga bisa mengalami penurunan fungsi antibodi terhadap jenis virus ini. Erlina pun menyarankan agar vaksinasi booster khususnya pada kelompok rentan perlu kembali dianjurkan untuk mengurangi risiko infeksi dan beratnya penyakit.

Kelompok rentan yang perlu diperhatikan untuk menerima vaksinasi booster ini menyasar pada lansia dan orang dengan daya tahan tubuh rendah, termasuk pula orang dengan komorbiditas seperti diabetes melitus, hipertensi, dan gangguan ginjal khususnya yang tidak terkontrol. Individu dengan kondisi imunokomprosis yang menderita penyakit HIV, autoimunitas, dan kanker juga perlu mendapat perhatian khusus.


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Roni Yunianto
 

SEBELUMNYA

Angelina Jolie Dipastikan Kembali Memerankan Penyihir dalam Film Maleficent 3

BERIKUTNYA

Redmi 13 C Meluncur, Cek Spesifikasi & Harganya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: