Ingin Jual Beli Kucing Ras? Harus Siap Hadapi Risiko Ini
11 August 2021 |
20:39 WIB
Saat ini, makin banyak masyarakat Indonesia yang berminat memelihara kucing ras tertentu dari luar negeri di rumahnya, alih-alih kucing domestik atau kucing kampung. Padahal harga kucing tersebut tak bisa dibilang murah karena tak jarang di antaranya yang harganya mencapai puluhan juta rupiah.
Oleh karena itu, banyak pehobi kucing yang akhirnya memutuskan untuk menjalani bisnis jual beli kucing ras yang diawali dengan mengimpor kucing ras tertentu dan membiakannya di Tanah Air. Salah satu di antaranya adalah Firman Wibowo yang dikenal sebagai pembiak kucing ras American Shorthair, British Shorthair, Scottish Fold, dan Munchkin.
Firman yang sudah sejak lama memelihara kucing dari berbagai ras berbeda memulai bisnisnya sekitar 10 tahun lalu. Kala itu, belum banyak orang Indonesia yang memelihara atau membiakan kucing-kucing ras eksotis lantaran kendala jarak.
“Kucing-kucing itu saya beli dari seller yang ada di Eropa, terutama Eropa Timur karena breeder (pembiak) banyak di sana, entah kenapa. Dapatnya ya browsing saja, tapi ya kebanyakan dari Facebook,” katanya.
Pria yang juga berprofesi sebagai fotografer itu menyebut membeli kucing secara daring dari penjual di luar negeri risikonya sangat tinggi. Selain rawan menjadi korban penipuan, jauhnya perjalanan yang harus ditempuh oleh kucing sangat mungkin membuat mereka stres, sakit, atau bahkan mati.
Jika kucing mati di perjalanan sudah barang tentu Firman akan mengalami kerugian yang tak sedikit. Dia mengungkapkan harga kucing yang dibelinya dari luar negeri berada di kisaran belasan juta rupiah tergantung pada ras, umur, jenis kelaminnya.
“[Harganya] belasan juta rupiah, belum termasuk ongkos kirim yang biasanya sama dengan harga kucingnya atau malah lebih. Untuk pengiriman ini dibantu agen khusus yang akan mengurus segala urusan mulai dari dokumen, karantina, hingga menagih seller yang nggak kirim-kirim kucingnya,” ungkapnya.
Kemudian setelah tiba di rumahnya di Depok, Jawa Barat kucing-kucing yang dia beli dari luar negeri dirawat sampai akhirnya layak untuk dikawinkan atau dijual. Sebagai salah satu pemain lama, Firman mengaku tak mengalami kesulitan untuk memasarkan kucing-kucingnya karena sudah memiliki beberapa reseller di sejumlah daerah.
Bahkan dia mengaku jika kucing-kucing yang ada di tangannya tak pernah bertahan lama lantaran terjual dengan cepat. Demikian halnya di masa pandemi Covid-19, alih-alih sepi peminat, banyak orang yang justru membeli kucing ke Firman untuk menjadi teman ketika beraktivitas di rumah.
Kucing-kucing yang dijual oleh Firman dihargai mulai dari Rp14 juta untuk anakan berumur sekitar empat bulan. Tentunya, jenis ras, corak warna rambutnya, jenis kelamin, dan sertifikat silsilah (Ped) ikut mempengaruhi harganya.
“Saya kira pandemi seperti ini sepi. Ternyata ya masih ramai saja. Kendalanya ya mungkin di pengiriman saja,” tuturnya.
Lebih lanjut, mengenai perawatan kucing yang jumlahnya kini mencapai 30 ekor di rumahnya, Firman menyebut menghabiskan dana hingga Rp30 juta rupiah setiap bulannya untuk membeli makanan, pasir, memandikan, dan membayar pekerja yang mengurusi kucing tersebut.
“Paling sulit ini ya pekerjanya karena tidak semua orang bisa. Bukan hanya sekadar membersihkan atau menjaga saja. Harus ada chemistry dengan kucing-kucing atau tahu bagaimana perubahan perilaku mereka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” paparnya.
Oleh karena itu, banyak pehobi kucing yang akhirnya memutuskan untuk menjalani bisnis jual beli kucing ras yang diawali dengan mengimpor kucing ras tertentu dan membiakannya di Tanah Air. Salah satu di antaranya adalah Firman Wibowo yang dikenal sebagai pembiak kucing ras American Shorthair, British Shorthair, Scottish Fold, dan Munchkin.
Firman yang sudah sejak lama memelihara kucing dari berbagai ras berbeda memulai bisnisnya sekitar 10 tahun lalu. Kala itu, belum banyak orang Indonesia yang memelihara atau membiakan kucing-kucing ras eksotis lantaran kendala jarak.
“Kucing-kucing itu saya beli dari seller yang ada di Eropa, terutama Eropa Timur karena breeder (pembiak) banyak di sana, entah kenapa. Dapatnya ya browsing saja, tapi ya kebanyakan dari Facebook,” katanya.
Pria yang juga berprofesi sebagai fotografer itu menyebut membeli kucing secara daring dari penjual di luar negeri risikonya sangat tinggi. Selain rawan menjadi korban penipuan, jauhnya perjalanan yang harus ditempuh oleh kucing sangat mungkin membuat mereka stres, sakit, atau bahkan mati.
Jika kucing mati di perjalanan sudah barang tentu Firman akan mengalami kerugian yang tak sedikit. Dia mengungkapkan harga kucing yang dibelinya dari luar negeri berada di kisaran belasan juta rupiah tergantung pada ras, umur, jenis kelaminnya.
“[Harganya] belasan juta rupiah, belum termasuk ongkos kirim yang biasanya sama dengan harga kucingnya atau malah lebih. Untuk pengiriman ini dibantu agen khusus yang akan mengurus segala urusan mulai dari dokumen, karantina, hingga menagih seller yang nggak kirim-kirim kucingnya,” ungkapnya.
Ilustrasi kucing/istimewa
Kemudian setelah tiba di rumahnya di Depok, Jawa Barat kucing-kucing yang dia beli dari luar negeri dirawat sampai akhirnya layak untuk dikawinkan atau dijual. Sebagai salah satu pemain lama, Firman mengaku tak mengalami kesulitan untuk memasarkan kucing-kucingnya karena sudah memiliki beberapa reseller di sejumlah daerah.
Bahkan dia mengaku jika kucing-kucing yang ada di tangannya tak pernah bertahan lama lantaran terjual dengan cepat. Demikian halnya di masa pandemi Covid-19, alih-alih sepi peminat, banyak orang yang justru membeli kucing ke Firman untuk menjadi teman ketika beraktivitas di rumah.
Kucing-kucing yang dijual oleh Firman dihargai mulai dari Rp14 juta untuk anakan berumur sekitar empat bulan. Tentunya, jenis ras, corak warna rambutnya, jenis kelamin, dan sertifikat silsilah (Ped) ikut mempengaruhi harganya.
“Saya kira pandemi seperti ini sepi. Ternyata ya masih ramai saja. Kendalanya ya mungkin di pengiriman saja,” tuturnya.
Lebih lanjut, mengenai perawatan kucing yang jumlahnya kini mencapai 30 ekor di rumahnya, Firman menyebut menghabiskan dana hingga Rp30 juta rupiah setiap bulannya untuk membeli makanan, pasir, memandikan, dan membayar pekerja yang mengurusi kucing tersebut.
“Paling sulit ini ya pekerjanya karena tidak semua orang bisa. Bukan hanya sekadar membersihkan atau menjaga saja. Harus ada chemistry dengan kucing-kucing atau tahu bagaimana perubahan perilaku mereka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” paparnya.
Terakhir, terkait dengan perawatan kucing ras American Shorthair, British Shorthair, Scottish Fold, dan Munchkin Firman menilai tak terlalu sulit lantaran rambut yang dimilikinya tak terlalu tebal.
Editor: M R Purboyo
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.